21.

4.6K 307 4
                                    

Aku kembali belum tidur meski sudah larut malam, banyak hal yang menghantui pikiranku. Dan sumbangan terbesarnya berasal dari Ditya.

Ditya yang mau melamar besok. Ditya yang akan segera jadi ayah buat Bella. Ditya yang tadi bilang nyaman dan ingin terus bersamaku. Dan Ditya yang memintaku lagi agar memanggilnya Mas sebelum pamit pulang tadi.

Meski berat hati, tapi aku sedang berusaha keras menerima pernikahan ini. Karena satu yang membuatku yakin, kita menikah bukan karena cinta. Jadi kupikir aku masih bisa mencintai Mas Rafi tanpa harus berusaha mencintai Ditya, karena Ditya juga tidak mencintaiku jadi otomatis tidak akan menuntut cinta dariku.

Namun, setelah mendengar ucapan Ditya tadi dan juga mengingat perlakuan Ditya yang lembut padaku belakangan ini, aku jadi takut Ditya akan terbawa perasaan dan berakhir mengacaukan persetujuan kita tentang menikah tanpa cinta.

Karena, seandainya Ditya punya rasa lebih buatku dan meskipun Ditya tidak menuntutku untuk merasakan hal yang sama, tetap saja aku akan menjadi istri yang mendzholimi perasaan suami.

Aku benar-benar tidak menginginkan itu terjadi. Kuharap, kita tetap bisa memegang teguh persetujuan awal.

Lamunanku teralihkan oleh ponselku yang berdering dan menampilkan notif whatsapp dari Ditya.

Ditya:
Udah malem tidur!

Kok dia tahu aku belum tidur, beneran sakti nih jangan jangan.

Me:
Tahu dari mana aku belum tidur?

Ditya:
Mas, Rin!

Aku punya feeling kuat sama kamu

Me:
Biarin sih, posisi aku lagi sendirian juga

Ngaluuss ye, Bang?

Ditya:
Kode minta aku temenin ya? Aku ke situ sekarang nih?

Ngalus ama istri sendiri gak dosa loh, Mah

Bikin gedek aja nih orang!

Me:
SEKAREPMU!!!

Aku membanting ponselku ke bantal di sebelahku dan memposisikan kepalaku agar nyaman lalu menarik selimut. Ponselku berdering beberapa kali tapi tak kuhiraukan dan memilih tidur.

***

Paginya aku bangun agak siangan, karena tiap minggu aku libur membuat pizza. Tapi bukan berarti aku bisa santai hari ini, karena nanti siang keluarga Ditya mau datang, jadilah pagi ini kita sudah sedikit sibuk.

Sedikit sih tidak banyak, karena Ibuk sudah menyuruh orang untuk masak, beliau juga telah memesan kue untuk disajikan. Padahal Ibuk kan punya 3 anak perempuan. Tapi Ibuk bilang, kita tidak perlu repot, kita disuruh bersiap saja, terutama aku sang pemeran utama. Bahkan Ibuk sampai memintaku dandan ke salon. Ya Allah ... Ibuk berlebihan banget.

Ya ... Ibuk memang sangat excited mendengar Ditya akan datang untuk melamarku secara resmi. Sedari pagi Ibuk sudah sibuk menyiapkan ini-itu. Contohnya sekarang, Ibuk tengah mengecek berbagai masakan yang tersaji di atas meja, menata ulang susunan yang dirasa kurang tepat. Memprotesku yang menaruh kue dengan asal di atas piring, harus ditata dengan cantik katanya, yang justru membuatku ingin mengacak-acak semuanya. Aku menyerah dan menyuruh Rina menata kue, sementara aku duduk di depan tv.

Second LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang