KAU TERLUKA, AKU PUN TERLUKA

9K 649 30
                                    

Hinata menatap wajahnya di cermin sambil merapikan rambut sebahunya. Entah kenapa ia rindu dengan rambut indigonya yang panjang. Ia menggeleng pelan sambil tersenyum. Ia tidak boleh memanjangkan rambutnya karena Naruto sering bilang kepadanya kalau ia semakin cantik dengan rambut model ini. Walaupun sempat dibandingkan dengan Sakura, tapi ia tetap bersyukur.

Setelah mencuci tangan dan mengeringkannya, ia segera keluar dari toilet dan kembali ke meja kerjanya. Saat sudah mendekati meja kerjanya, tiba-tiba badannya menabrak seseorang yang ada di depannya.

"Aduh!" Pekik Hinata pelan, tapi cepat-cepat ia tutup mulutnya dengan telapak tangan ketika hidungnya mencium aroma parfum yang sangat ia sukai.

"Kau tidak apa-apa?" Suara itu menari-nari ditelinga Hinata.

Hinata mengangguk sambil menunduk, lalu berlari kembali ke toilet. Tapi tangannya dengan cepat ditahan.

"Hinata? Kau benar-benar tidak apa-apa?"

Hinata menarik napas panjang untuk menormalkan detak jantungnya. Setelah sedikit tenang, ia berbalik dan menatap lawan bicaranya sambil tersenyum. "A-a-aku tidak apa-apa Naruto-kun. Maaf telah menabrakmu"

Naruto melepaskan pegangan tangannya secara perlahan sambil tersenyum. "Kau tidak perlu minta maaf karena aku yang berhenti mendadak,"

Naruto menghela napas sambil melihat mata Hinata yang menenangkan, lalu kembali melanjutkan perkataannya, "Kau memang terlihat baik. Teruslah tersenyum karena kau sangat cantik saat tersenyum. Jangan lesu seperti kemarin. Orang akan mengira kau sakit. Kalau begitu, aku pergi dulu."

Hinata mematung mendengar perkataan Naruto, lalu menyandarkan punggungnya pada dinding sambil menetralkan detak jantung yang semakin kacau. Ia hampir tidak bisa mengendalikan diri. Apa yang dikatakan Naruto terus berputar di otaknya.

"Cantik? Sangat cantik?" Tanya Hinata pada dirinya sendiri sambil menutup wajahnya yang memerah.

Saat ia sudah bisa mengembalikan kondisi normal tubuhnya, ia tak sengaja melihat CEO Uchiha Corp berjalan melaluinya.

"Selamat Pagi Uchiha-san." Sapa Hinata sambil membungkuk

Sasuke hanya lewat begitu saja tanpa menggubris sapaan Hinata. Ia memang tidak dan tidak mau peduli.

Hinata hanya menghela napas melihat tingkah bosnya itu. Tidak ada sekali ramah-tamah. Walaupun begitu, ia sudah terbiasa.

"Hei Hyuuga!"

Hinata dengan segera bangkit dari duduknya dan berbalik menghadap orang yang meneriaki namanya.

"Ya Uchiha-san?"

"Buatkan aku kopi. Langsung antarkan ke mejaku."

"Baik."

"Tumben sekali dia menyuruhmu. Biasanya Karin yang membuatkan kopi untuknya." Celetuk Ino.

Hinata mengangkat bahu, lalu berjalan menuju dapur.

"Kopi memang enak dinikmati di pagi hari."

Hinata berbalik dan melihat Karin sedang meletakkan secangkir kopi di nampan.

"Iya... Ah! Selamat pagi Karin-san." Sapa Hinata sambil membungkuk

"Pagi." Jawab Karin sambil melenggang pergi dari dapur.

Saat mengaduk kopi buatannya, ia berpikir sejenak. Ia tidak tahu selera kopi bosnya itu, tapi entah kenapa ia dengan percaya diri memasukkan sesendok gula ke kopi itu. Setelah itu, ia berjalan menuju ruangan Sasuke.

Setelah mengetuk pintu ruang kerja Sasuke, ia membuka pintu itu dan mendapati Karin sedang berdiri di depan Sasuke sambil memegang nampan yang berisi secangkir kopi.

L.O.V.ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang