BAGAIMANA INI?

4.8K 454 8
                                    

"Oh iya! Bagaimana dengan toko mu? Berjalan lancar, kan?" Tanya Ino.

Hinata tidak sadar bahwa Ino berbicara dengannya. Ia sibuk dengan pikirannya dan menatap kosong jalan raya dari jendela kaca besar cafe yang dikunjungi nya bersama Ino siang ini.

"Hei! Hinata!!!" Teriak Ino di depan muka Hinata.

Hinata langsung terlonjak kaget. Matanya langsung beralih ke arah Ino."Ino-chan! Kau buat aku sangat terkejut."

"Kau itu sebenarnya kenapa? Kau memikirkan sesuatu?"

Hinata menghela napas. "Ya... Ino-chan, aku... Itu..." Hinata menggigit bibirnya. Ia ingin bertanya, tapi ia sangat ragu.

Ino mendengus kesal. "Apa? Cepatlah... Sebentar lagi aku harus kembali ke kantor."

Hinata berpikir sejenak, lalu berkata, "Itu... Ada seorang pria dan wanita. Awalnya pria itu sangat dingin dan sama sekali tidak peduli sama wanita ini. Tetapi, karena suatu kejadian, tiba-tiba pria itu menjadi sangat perhatian pada wanita itu dan juga bersikap lembut. Dan... Pria itu pernah bilang kalau dia sangat menyukai senyum wanita itu dan hanya perhatian pada wanita itu saja. Menurutmu, apakah pria itu menyukai wanita itu?"

"Tentu saja pria itu menyukai wanita itu! Sudah sangat jelas!" Kata Ino cepat.

"Benarkah begitu? Kau yakin?"

"Seratus persen aku sangat yakin!"

Hinata menggigit jarinya. "Aku sudah menduganya. Bagaimana ini?"

Ino menatap heran Hinata. "Ngomong-ngomong, pria dan wanita itu siapa? Jangan-jangan... Kau dan-"

"B-bukan aku!!!" Sela Hinata dengan wajah panik.

Ino mulai menatap curiga. Hinata semakin panik. Belum saatnya Ino tahu. Ia belum siap untuk menceritakan semuanya. Sekarang bukan waktu yang tepat untuk menceritakannya.

"Ino-chan! Kau harus kembali ke kantor sekarang!" Kata Hinata cepat.

Ino mendengus. "Kau mau menghindar hah?"

Hinata menggeleng cepat. "Tidak! Coba lihat sudah jam berapa?"

Ino langsung bangkit dari duduknya saat melihat jam di handphone nya. "Benar! Aku harus pergi sekarang! Dah!"

Hinata menghela napas lega. Hampir saja terbongkar.

"Bagaimana ini? Haruskah aku bersikap biasa saja atau bagaimana? Hwaaaa! pusing!" Tanya Hinata pada dirinya sendiri sambil meletakkan kepalanya di meja untuk beberapa saat, lalu bangkit dari duduk nya dan pergi ke kasir.

Setelah membayar, Hinata berjalan cepat sambil memasukkan dompetnya ke dalam tas. Saat dompetnya hampir masuk ke dalam tas, tiba-tiba badannya menabrak seseorang yang membuatnya kehilangan keseimbangan dan hampir terjatuh.

Tapi, badannya langsung dirangkul seseorang agar tidak jatuh. Dengan cepat Hinata menoleh ke arah orang yang merangkul nya.

"Hinata?"

"Gaara-kun?"

Hinata cepat-cepat membetulkan posisinya dan berdiri tegak menghadap Gaara. "Gaara-kun? Apa kabar?"

Gaara tersenyum tipis. "Aku baik. Bagaimana denganmu?"

"Aku juga. Bukankah Gaara-kun tinggal di Suna?"

"Iya. Aku ke sini untuk perjalanan bisnis. Emm... Bisakah kita duduk dulu sambil mengobrol?"

Hinata mengangguk cepat. "Iya, tentu saja. Kebetulan aku punya waktu luang."

Hinata langsung duduk di meja yang tidak jauh dari tempatnya berdiri. Sebenarnya ia ingin cepat pergi tadi, tapi karena ia bertemu dengan teman lamanya saat SMP itu, ia mengurungkan keinginannya itu.

"Kau mau pesan sesuatu Hinata?" Tanya Gaara.

"Tidak. Aku baru saja selesai makan tadi."

Hinata terus menatap Gaara yang sedang berbicara dengan pelayan cafe itu. Ia sudah lama sekali tidak bertemu Gaara. Terakhir dia bertemu saat acara perpisahan SMP, ia juga kehilangan kontak untuk waktu yang cukup lama karena Gaara pindah ke Suna.

"Aku tidak menyangka kita akan bertemu. Ternyata kau masih mengingatku." Kata Gaara.

Hinata tersenyum. "Tentu saja aku ingat. Aku tidak mungkin melupakanmu."

Gaara menghela napas. "Konoha sudah menjadi kota yang besar. Sudah lama aku tidak ke sini."

"Iya. Bagaimana dengan Suna?"

"Gurun pasir dan panas."

Hinata tertawa. "Ya. Tanpa ke sana, aku sudah bisa tahu itu."

Gaara tersenyum sambil menatap Hinata. "Tawamu tidak berubah dari dulu."

Hinata ikut tersenyum sambil menunduk malu, lalu berkata, "Emm... Sejak kapan Gaara-kun datang ke Konoha?"

"Kemarin malam," Gaara menyeruput kopinya yang ia pesan tadi, lalu melanjutkan, "Tapi aku tidak lama disini. Setelah rapat dan menandatangani kerjasama dengan Uchiha Corp, aku sudah harus kembali ke Suna."

Hinata mengangguk mengerti. "Apakah sudah selesai rapatnya?"

"Baru saja selesai tadi. Makanya aku langsung ke sini."

"Jadi, sebentar lagi kau akan pulang?"

Gaara mengangguk. "Ya. Aku sudah memesan tiket penerbangan besok pagi."

Hinata menghela napas. Ia merasa sedih mendengar Gaara akan pulang karena Gaara termasuk teman dekatnya saat SMP dan sudah lama tidak ketemu. Saat ada yang mengganggu dan membuat Hinata menangis, Gaara lah yang akan membelanya dan menghajar orang-orang yang mengganggunya atau membuat Hinata menangis.

"Aku harap kau bisa tinggal lebih lama disini. Padahal aku sempat berpikir akan mengajakmu jalan-jalan karena kau sudah lama tidak ke sini."

"Benarkah?"

Hinata mengangguk cepat. "Iya. Kita juga lama tidak bertemu. Jadi, aku pikir, lebih baik menghabiskan waktu bersama sebelum kau pulang. Kita tidak tahu kapan kita akan bertemu lagi, kan?"

Gaara mengangguk. "Baiklah. Jadi, kapan kau akan 'memanduku' jalan-jalan keliling Konoha?"

Hinata tersenyum. "Besok kita mulai tour nya! Aku akan menjemputmu besok. Kau ada di hotel mana?"

"Tidak perlu menjemputku. Aku yang akan menjemputmu. Aku masih punya rumah disini."

"Benarkah? Masih di rumah lama itu?"

"Iya. Temari yang tinggal di sana. Jadi, aku yang menjemput mu. Kau masih di rumah yang dulu, kan?"

"Iya."

"Baiklah. Kalau begitu, aku pergi dulu ya. Masih ada urusan."

"Iya. Sampai jumpa besok!"

Gaara tersenyum tipis. "Sampai jumpa besok."

L.O.V.ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang