AKU HARUS BAGAIMANA?

5.4K 547 8
                                    

"Naruto."

Hinata menoleh ke arah Sasuke. "Hm?"

"Kita harus pergi sekarang."

Hinata menatap heran Sasuke. "Kenapa? Kita belum memesan makanan. Sebentar. Aku akan panggilkan pela-"

"Sasuke!"

Hinata tersentak kaget mendengar suara yang memanggil nama Sasuke. Matanya langsung beralih ke Sasuke, lalu menoleh ke belakang.

"Hinata?" Kata Naruto bingung sambil berjalan mendekati Hinata.

Hinata terdiam kaku. Sasuke bisa melihat ketidaknyamanan Hinata. Ia menghela napas. Sudah terlambat untuk pergi sekarang.

"Kalian makan malam bersama?" Tanya Sakura.

"Begitulah. Tidak ada salahnya makan malam bersama setelah berkencan." Jawab Sasuke datar.

Hinata menatap Sasuke. Ia tak tahu harus berbuat apa. Melihat Naruto dan Sakura bersama membuatnya sulit bernapas. Ia jadi teringat kejadian saat di rumah sakit.

"Wah! Kalian berkencan tadi? Benarkah begitu, Hinata?" Tanya Naruto tak percaya.

Hinata menatap Sasuke. Ia menarik napas panjang, lalu menjawab, "I-iya."

Naruto tersenyum. "Baguslah. Sasuke tidak salah mengencani wanita. Bolehkah kami bergabung?"

"Aku hanya ingin makan malam dengan Hinata." Kata Sasuke dingin.

Naruto mengangguk mengerti. "Baik lah. Selamat menikmati makan malam kalian."

Hinata terus menatap Naruto yang sedang berjalan bergandengan dengan Sakura sampai ia tak sadar ada pelayan yang datang.

"Kau mau pesan apa?" Tanya Sasuke.

"Oh? Itu... Sama denganmu saja."

Setelah pelayan itu pergi, Hinata kembali menatap Naruto dan Sakura yang duduk tak jauh darinya.

"Bodoh." Kata Sasuke sambil menatap Hinata.

Hinata langsung menoleh ke arah Sasuke. "Apa?"

"Kenapa kau terus menatapnya?"

Hinata mengalihkan pandangannya ke arah langit yang mulai gelap. "Aku tidak tahu."

Tanpa sadar air mata Hinata mengalir di pipinya. Sasuke langsung meletakkan sapu tangannya di meja.
"Hapus air matamu."

Hinata mengambil sapu tangan Sasuke dan dengan segera menghapus air matanya. "Dia bahkan tidak menanyakan kabarku." Hinata menghela napas panjang. "Apa yang aku harapkan lagi darinya. Bodohnya aku."

Sasuke mendecih. "Sudah terlambat untuk menyadari betapa bodohnya kau."

Hinata tertawa pelan. "Kau orang yang terlalu jujur."

"Sudahlah. Jangan menangis. Makan malam seperti inikah yang kau berikan padaku setelah berlelah-lelahan membantumu?"

Hinata menarik napas panjang, lalu tersenyum lebar. "Baiklah. Aku tidak akan menangis dan bersedih lagi. Aku juga tidak mau makan malammu rusak karena aku. Baiklah, kita harus menikmati makan malam kita."

***

Sasuke merogoh saku celananya saat handphone nya berdering cukup nyaring. Ia tersenyum lebar saat yang menelpon adalah Hinata.

"Kita baru saja berpisah. Kau sudah rindu?" Tanya Sasuke saat menjawab telpon dari Hinata.

"Tentu saja tidak! Aku hanya ingin memastikan apakah kau sudah sampai di apartemenmu." Jawab Hinata.

L.O.V.ETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang