Seoul, 2010
Hidup itu selalu mengalir sebagaimana mestinya. Seperti sungai yang mengalir di pedesaan yang sejuk, melewati bebatuan atau terkadang jatuh begitu saja dari ketinggian.
Jeon Junghyun tidak pernah mengira bahwa takdir menjadi serumit ini. Kehidupan keluarganya itu begitu sempurna dan mengalir sebagaimana keluarga yang lain.
Namun, mendadak kehidupan keluarganya bak air yang jatuh dari ketinggian, terhempas kuat dan kacau.
Istrinya masih terisak dipelukannya, mencoba menanyakan kepada Sang Pemilik Kehidupan, takdir seperti apa yang tengah mempermainkan keluarga mereka.
"Ayah ... Ibu, Alzheimer itu apa?"
Pertanyaan yang terlontar begitu polos itu membuat tangis Hanna -istri Junghyun- semakin keras. Junghyun melukiskan senyuman tipis, menatap tepat ke mata bulat bungsunya yang menatapnya penuh tanda tanya.
Junghyun menggigit bibir bawahnya kuat-kuat, dia tidak boleh menangis karena sang istri yang berada dalam pelukannya butuh ditenangkan dan bungsunya butuh dikuatkan. Bahkan Junghyun yakin sekali kalau usia bungsunya belumlah genap sepuluh tahun.
"Alzheimer itu monster yang ada di kepalamu, kau harus rajin minum obat agar bisa hilang dan tidak membuat Ibu dan Ayah bersedih!" Kali ini suara si sulung yang usianya sudah beranjak dewasa, remaja lima belas tahun itu menatap adiknya dengan mata merahnya.
"Kenapa ada monster di kepalaku,Kak? Apa karena aku nakal?"
Pertanyaan itu tidak dijawab oleh Sang Kakak, sulung keluarga kecil Jeon itu langsung pergi dari kamar rawat adiknya.
Junghyun tidak bisa mencegah, Hanna masih begitu terpukul di pelukannya. Andai saja Junghyun tahu kronologi kenapa bungsunya yang bahkan belum genap sepuluh tahun harus menderita penyakit yang diderita lansia-lansia yang sudah berumur dan menunggu mangkat.
Dokter hanya mengatakan, bahwa ada yang salah dengan otak bungsunya, seperti kabel rumit yang salah tersambung atau terdapat kerusakan, hanya seutas kabel -Junghyun mengibaratkannya seperti itu- namun berhasil membuat mereka terpukul bukan main.
Sungguh, itu hanya kesalahan di seutas kabel kecil, namun kenapa harus putra bungsunya yang mengalami hal mengerikan tersebut? Ini tidak adil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remembrance [COMPLETE]
FanfictionKehilangan yang paling menyakitkan adalah saat orang yang kau sayangi berada tepat di depanmu dan melupakan semua tentangmu. Remembrance.