Remembrance [COMPLETE]

Potongan Kedua

Seoul, 2015

Hari ini adalah hari yang membahagiakan bagi keluarga kecil Junghyun. Sudah lima tahun sejak vonis itu jatuh kepada Bungsunya dan sekarang mungkin bertambah parah. Karena penyakit tersebut mengganggu kinerja otak, sehingga kalau Hanna tidak telaten mengingatkan untuk meminum obat, maka Bungsunya tidak akan menyentuhnya. 

 Meskipun begitu, hari ini adalah hari dimana sulungnya lulus dari universitas sebagai lulusan termuda. Junghyun dan Hanna tentu bangga dengan pencapaian tersebut, begitupun dengan Si Bungsu yang sudah tidak sabar datang ke kelulusan sang kakak.

"Ibu! Kita harus bergegas!" 

 Hanna tersenyum tipis melihat Bungsunya sudah rapi dengan pakaiannya, hal yang jarang terjadi yang menandakan bahwa kondisi Bungsunya dalam kondisi terbaiknya. 

Pagi yang menyenangkan, saat Hanna mondar-mandir demi mempersiapkan performa terbaik di momen yang paling membahagiakan dan membanggakan dalam sejarah keluarga kecil Jeon.

Momen membahagiakan itu mendadak terbalik saat mereka kehilangan si Bungsu yang berjalan atau tidak sengaja terlupakan. 

Seisi gedung sudah mereka susuri, namun keberadaan Si Bungsu tidak terlihat dimanapun, bahkan Si Sulung sudah memasang raut wajah kesal. 

Si Sulung selalu kesal saat adiknya mulai lupa, dia selalu kesal dengan kondisi adiknya yang tidak seperti adik lainnya. 

Di matanya, adiknya itu selalu menyusahkan orang lain, sehingga adiknya itu tidak bersekolah di sekolah umum -karena lupa ada sekolah formal- meskipun beberapa kesempatan akan merengek meminta belajar di sekolah pada umumnya, seperti sang kakak yang memiliki banyak teman dan tugas dari guru yang menurut sang kakak menyebalkan. 

Si Bungsu selalu tertawa saat melihat wajah sang kakak yang tertekuk kesal. Tetap tertawa, meskipun sang kakak sudah mengumpatnya habis-habisan. 

Satu hal yang pasti, berita bahagia nan membanggakan itu juga berubah menjadi berita duka. 

Si Bungsu tidak dapat dilacak lagi.