Potongan Keduabelas

1.9K 316 3
                                    

Junghyun tersenyum melihat interaksi antara kedua anaknya, sedikit banyak mengurangi rasa gugup dan cemas yang ada dalam dirinya. 

Satu bulan bukan waktu yang sebentar dan Junghyun yakin banyak hal yang sudah terjadi kepada Jungkook, apalagi saat mengingat bagaimana histerisnya Taehyung saat melihat Jungkook berada di pelukan Yoongi.

"Tidak buruk juga tidak baik, ini baru tahun ke lima saya yakin Jungkook akan menunjukkan kemampuan bertahan terbaiknya. Yang terpenting mulai sekarang terapi harus dilakukan lagi, meskipun tidak seratus persen sembuh namun ini bisa mencegah sebelum hal buruk terjadi untuk sepuluh tahun mendatang."

Itu kejam, Junghyun menyadari kejujuran dokter di depannya yang dia kenal lima tahun yang lalu. 

Junghyun tersenyum kecut saat Jungkook asyik menunjukkan hal yang sama berulang kali, menanyakannya kepada Yoongi. Jungkook melakukan hal itu untuk ke sepuluh kalinya kalau saja Junghyun tidak salah hitung.

"Tapi Pak, apakah benar kalau Jungkook tidak pernah mengalami trauma di kepala? Atau kecelakaan fatal? Karena di usianya sekarang tidak seharusnya memiliki alzheimer sekalipun karena faktor genetik Jungkook tidak akan mengalaminya di usia sepuluh tahun." 

Pertanyaan yang sama yang tidak pernah bisa Junghyun jawab, karena dia bahkan tidak tahu pada momen apa Jungkook mengalami benturan di kepalanya hingga membuat saraf di otaknya rusak perlahan. 

Hanna juga diam saat dokter mulai melontarkan pertanyaan itu setiap kali mereka berkunjung dan berkonsultasi. 

Hingga kemudian Hanna meremas tangannya kuat-kuat, menatap dokter bermarga Lee di depannya dengan mata berkaca-kaca, dia mengingat sesuatu, perjalanan ke busan kemarin membuatnya mengingat sesuatu tentang benturan atau kecelakaan. 

"Dokter, apakah terbentur karang berakibat fatal seperti itu?" 

Dokter Lee mengerenyit bingung, dia tidak paham. Yoongi juga mengalihkan atensinya kepada Hanna, mengabaikan pertanyaan Jungkook yang kembali menanyakan hal yang sama. Junghyun juga menatap istrinya penuh tuntutan dan menginginkan penjelasan yang gamblang. 

"Apa yang kau katakan? Terbentur karang?" Hanna mengangguk kemudian menceritakan kronologisnya. 

"Kau ingat saat Jungkook delapan tahun? Kita berlibur ke busan dan berjalan-jalan di pantai." 

Hanna menghela napas panjang, mengingat kembali saat putra Bungsunya berlarian bersama teman barunya di bibir pantai, Hanna saat itu lega melihat Jungkook bahagia setelah sedih karena Yoongi menolak diajak bermain dan memilih tidur di penginapan bersama ayahnya. Namun suatu kejadian tidak diinginkan terjadi, kejadian yang membuat putra Bungsunya merasakan dinginnya air laut dan perihnya tergores karang. 

"Anak lain mendorongnya ke bagian pantai yang penuh karang, Jungkook kehilangan keseimbangan kepalanya jatuh membentur karang terlebih dahulu, aku pernah ingin menceritakan ini kepadamu dan Yoongi tapi Jungkook menolaknya." Hanna kemudian menatap Dokter Lee lama.

"Tapi, dokter bilang tidak terjadi sesuatu yang fatal saat itu, Jungkook bahkan tidak kehilangan kesadarannya anak itu hanya menangis kesakitan, sehingga aku bisa tenang dan melupakan kejadian itu."

Hanna memang sengaja melupakannya, membuangnya jauh-jauh dan menghapusnya dari ingatan. Hanna tidak pernah ingin menyimpan kenangan buruk dalam hidupnya. 

"Apakah ada gejala lain setelah itu?" Hanna membasahi bibirnya yang terasa kering, tenggorokannya terasa tercekat. 

"Prestasi Jungkook menurun drastis hanya itu sebelum akhirnya dia pingsan di tengah olimpiade dan kami membawanya ke rumah sakit ...." Hanna menghembuskan napas pelan, kemudian menatap Jungkook yang juga tengah menatapnya bingung. 

"Jungkook menyembunyikannya, dia anak yang baik yang tidak ingin menyusahkan orang lain dan membuat orang lain khawatir, bahkan aku yakin sekali kalau kemarin dia sengaja pergi dari pengawasan kami, itu yang membuatku selalu khawatir sebagai seorang ibu. Anak-anakku tidak pernah mengatakan perasaan mereka kepadaku."

Hari itu Hanna mencurahkan perasaan yang selama ini dipendamnya, tentang anak-anaknya yang tidak pernah berkeluh kesah tentang kehidupan mereka.

"Ibu, maafkan Jungkook. Ibu sudah berkorban banyak hal jadi aku hanya ingin ibu mendengar cerita tentang kebahagiaanku saja."

 Itu suara Jungkook yang kemudian membuat Hanna bangkit dan memeluk Jungkook yang masih duduk di atas brankar. 

Junghyun juga bangkit, menyatu dalam kehangatan itu bahkan Yoongi yang sulit mengungkapkan perasaannya. 

Dokter Lee hanya tersenyum tipis melihat kehangatan yang indah, sebuah keluarga yang tetap bahagia dan kuat ditengah ujian dan badai yang menerpa. 

Ini hanya masalah keterbukaan dalam keluarga, mereka memiliki karakter yang hampir sama, namun bukan berarti saling memunggungi untuk melangkah. 

Remembrance [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang