Potongan Kesembilan

2K 312 2
                                    

Yoongi menghembuskan napasnya kasar, sedangkan Junghyun hanya tersenyum melihatnya. Yoongi pasti kesal dengan acara makan siang dadakan ini, Junghyun bahkan tahu betul bahwa Yoongi selalu kesal setiap harinya terutama saat seseorang mengganggu waktu tenangnya. 

"Ayah benar-benar, kapan aku pintarnya jika begini terus." 

Junghyun hanya terkekeh mendengarnya, Yoongi memang mulai membantunya mengurus perusahaan, namun Junghyun masih bisa melakukannya sendiri sehingga Junghyun lebih memilih meminta Yoongi meneruskan jenjang pendidikannya, namun putra sulungnya menolak dengan banyak alasan. 

Junghyun tahu betul kalau Yoongi tidak ingin pergi sebelum Jungkook pulang. 

Itu membuatnya selalu sedih saat mengingatnya.

"Ini hanya makan siang, lagipula ayah tidak tahu kenapa Tuan Park mendadak meminta bertemu untuk makan siang, dan ayah harus mengajakmu."

"Aku tidak ingin mendengar obrolan kolot kalian, sungguh." 

Junghyun terkekeh mendengarnya, kalau Jungkook mendengar itu pasti anak itu akan bertanya kosa kata asing dari mulut Yoongi.

"Kolot itu apa, Kak?" begitulah mungkin pertanyaan yang akan diajukan Jungkook, Junghyun menghela napas panjang, dia merindukan Jungkook.

"Ayah janji tidak akan lama, masih banyak pekerjaan yang harus ayah selesaikan."

"Baguslah."

Junghyun hanya tersenyum, kemudian menarik lembut lengan Yoongi untuk bergegas, dia tidak boleh membuat rekan bisnisnya menunggu terlalu lama.

Junghyun tersenyum saat mendapati presensi Tuan Park, langkah kakinya semakin lebar untuk mendekat, mengundang dengkusan kesal dari Yoongi. 

Sekarang tahu darimana tingkah hiperaktif Jungkook didapat. Sama seperti Junghyun, Yoongi juga merindukan Jungkook. 

Merindukan saat-saat menyenangkan bersama Jungkook.

"Langsung saja, apa kalian mengenal anak ini?" 

Jimin yang merencanakan pertemuan itu langsung menyodorkan pertanyaan begitu Junghyun dan Yoongi duduk, bahkan Jimin tidak peduli saat Sang Ayah melotot tajam ke arahnya. 

Setelah tahu kalau Ayah Jungkook adalah rekan bisnis ayahnya, Jimin langsung meminta dipertemukan dengan Junghyun dan Yoongi, permintaan yang harus dikabulkan segera dan tidak bisa diganggu gugat. 

Sehingga, begitu melihat presensi dua orang di depannya, Jimin langsung melempar pertanyaan yang dari kemarin dia kirim ke ponsel Yoongi.

"Jungkook? bagaimana bisa kau ...." 

Yoongi menatap ponsel Jimin dengan mata berkaca-kaca. Potret adiknya yang sedang tertawa lebar dalam rangkulan orang lain benar-benar membuatnya sakit hati. 

Jimin tahu perasaan Yoongi bahkan hanya dengan menatapnya, Jimin tidak memiliki pilihan lain karena Taejoo hanya bisa mengiriminya potret itu.

"Kak Yoongi, Paman. Aku tahu di mana Jungkook, yang jelas dia tidak berada di Seoul sekarang."

Junghyun tidak menanggapi, dia memilih membawa ponsel Jimin lebih dekat, meraba potret Jungkook yang terlihat begitu bahagia. 

Junghyun lega putranya baik-baik saja, begitupun dengan Yoongi, meskipun hatinya tidak bisa dikatakan baik-baik saja setelah melihat potret kebersamaan hangat itu.

"Tapi, sebelumnya bolehkan aku memastikan sesuatu?" Jimin menarik napas panjang sebelum melanjutkan kalimatnya, matanya menatap Junghyun dan Yoongi yang menunggunya berbicara.

"Apa Jungkook penderita Alzheimer?"

Remembrance [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang