"Prill, udah siap belom?" Tanya Michelle.
Prilly pun keluar dengan muka datarnya.
"Kita ngerti kok. Lo yang sabar ya." Ucap Mila.
"Berangkat." Ucap Prilly datar lalu pergi.
Diikuti oleh ketiga sahabatnya.
Saat telah sampai sekolah Prilly pun turun bersama ketiga sahabatnya lalu mereka pun jalan kekelas.
Saat dikelas,
Ali pun melihat Prilly lalu mengalihkan pandangannya, begitupun dengan Prilly.
Materi pun dimulai.
Kepala Prilly pun terasa sakit lalu dia pun memijitnya.
Terasa tak tahan Prilly pun berdiri.
"Bu saya izin ketoilet." Ucap Prilly sambil memegang kepalanya.
"Kamu kenapa Prilly? Wajahmu pucat sekali." Ucap bu Sahila.
"Im okay." Ucap Prilly sambil memegang kepalanya.
Lalu dia pun berjalan sempoyongan tak kuat juga akhirnya Prilly pun ambruk.
Lalu dengan cepat Ali yang mengawasi Prilly dari mejanya langsung menggendong Prilly ke uks.
Diikuti oleh Mila,Michelle,dan Dahlia.
Dokter pun memeriksa Prilly.
"Dia hanya kecapean karna banyak fikiran saja. Tak ada yang perlu di khawatirkan dan tolong hibur dia dan jangan biarkan dia memikirkan yang berat berat." Ucap dokter itu.
"Makasih dokter." Ucap Mila.
"Saya permisi dulu." Ucap dokter itu lalu pergi.
"Gue kekelas dulu. Prilly pasti gamau liat gue" Ucap Ali beranjak pergi.
"Ali please..Ali... aku...cinta...kamu." Ucap Prilly dengan mata tertutup (mengigau).
Ali pun terpaku atas ucapan Prilly.
"Sebaiknya lo disini aja Li." Ucap Michelle.
Ali pun kembali duduk lalu menggenggam tangan Prilly.
"Li kita bertiga ada remed kimia nih. Titip Prilly bentar ya." Ucap Dahlia.
"Oke." Ucap Ali.
Lalu mereka bertiga pun pergi.
Ali pun menatap wajah Prilly yang pucat.
"Pasti gara gara kemaren." Ucap Ali.
"Gue emang gapernah bisa bahagiain lo. Selalu buat lo menderita gini. Gue emang gak pantes buat lo. Tapi lo harus tau cinta gue ke lo itu besar banget." Ucap Ali.
"Masa?" Ucap Prilly dengan mata yang masih tertutup.
Ali pun terlojak kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fatwa Cinta
Teen Fiction"You is mine babe." Prilly Adara Palvin. "Who do you think you are?" Ali Edward Lautner.
