1st First🎭

975 99 1
                                    


🌀🌀🌀

Faya POV

Gak ada yang lebih ngebahagiain selain kenyataan kalau gue udah tinggal bareng lagi sama kak Fian .

Dan kabar baiknya lagi, gue bakal satu sekolah sama dia hahaha.

Ini gue dapat tidak serta merta mom atau dad yang ngasih. Waktu awal kesini, gue nekat beberapa kali ngebuntutin kak Fian  kesekolahnya. Gue penasaran sama sekolah dan kehidupan didalamnya.

Berhubung gue punya ortu yang paranoid banget, dari pada gue nguntit kak Fian terus yang malah mengundang perhatian sekitar lebih baik gue dimasukkan kesekolahnya.

Awalnya gue kira dad bercanda saat bilang 'gue gak boleh pake identitas sebagai Daniswara'. Tapi ternyata itu sungguhan.

Gue mandangin deretan wig hitam berbagai model. Kemudian kembalih menyentuh rambut gue, rambut hitam sepunggung dengan highlight abu-abu  khas keluarga Daniswara. Bahkan kak Fian  pun punya tapi dia selalu berhasil menutupinya dengan pewarna rambut.

"Nona sudah milih mau memakai yang mana?" Tanyanya, seorang pelayan yang kira kira kita cuman terpaut 3tahun, gue biasa manggil dia Nami

Tanpa menjawab gue segera nunjuk wig pendek sebahu dengan poni yang menutupi dahi.

Kemudian gue berjalan kearah deretan softlens dan kaca mata. "Harus?" Tanya gue sambil menunjuk deretan softlens.

"Iya nona"

Dad bener bener akan membunuh gue dengan softlens sialan ini! Pake softlens bikin mata gue perih dan gue benci itu!

Akhirnya gue nunjuk salah satu softlens yang berwarna hitam sekedar nutupin warna mata gue yang berwarna abu abu pekat. Kemudian mengambil kacamata berbingkai silver. Semua gue kasih ke Nami.

Tidak butuh waktu lama untuk Nami memakaikan semua itu ke gue. Setengah tidak percaya saat gue mantap bayangan yang kelihatan agak aneh dicermin

"Ini.. gue?" Gue yang biasanya bangga dengan rambut panjang sepunggung dengan poni menyamping kini harus puas dengan rambut sebahu lengkap dengan poni menutupi dahi. Gue mau nangis aja.

Ceklek

Gue langsung memunggungi arah pintu. Gue gak siap diliat dengan gaya seperti ini.

"Dek?" Kak Fian sedikit menunduk untuk liat keadaan gue. "Kok nunduk?"

".. aneh yah kak?" Tanya gue masih menunduk, tangan kak Fian terulur untuk ngangkat dagu gue, kemudian tersenyum

"Adek Kakak itu cantik, bukan aneh. Gak usah minder"

Bener kata kak Fian, gue gak boleh minder. Toh ini konsekuensi yang harus gue terima.


🌀

Gue kira gue bakal berangkat bareng kak Fian, tapi ternyata enggak. Bahkan kata bang Sungjin atau biasa gue manggilnya bang Ujin -orang yang ngurus semua keperluan gue dan kak Fian - gue gak boleh terlihat dengan kak Jae  selama disekolah.

"Fian, Faya. Kalian tidak boleh melakukan kontak fisik atau apapun yang mencolok selama disekolah. Untuk Faya, jangan sampai membuat kekacauan disekolah. Sedikit kamu membuat kekacauan saya akan membawamu kembalih ke Vancouver sesuai perintah tuan. Dan ini hp untuk mu" bang Ujin nyerahin 2 hape ke gue. Yang satu hp senter dan satunya hp terbaru. Iya terbaru untuk 4tahun lalu.

You dont know me🎭| Hyunjin Ft. Jae ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang