Jari kelingking
"Berpura-pura pun tidak akan membuat rasa cinta itu berkurang."Gadis itu berkali-kali memejamkan matanya. Melepas kacamata dan mengelapnya dengan baju seragam, kemudian memasangkan kembali kacamata yang sangat cocok dengan wajahnya, menambah kesan imut.
Beberapa hal terlintas di pikiran, pertama saat ia berpikir bahwa Gais adalah pecandu alkohol, tetapi ternyata isi botol milik pemuda itu hanyalah minuman bersoda, yang hampir saja membuat Sanaya Fanderan kehabisan isi perutnya karena muntah-muntah setelah mencoba meneguk soda milik Gais.
Dan masih ada yang belum Naya ketahui, tentang mengapa Gaiska kejang dan harus meminum obat."Yo!" Naya belum berani menanyakan hal itu pada Gais secara langsung. Namun, kini dia tengah memberanikan diri untuk bertanya tentang hal itu pada sahabat Gais yang tengah menyantap bakso dengan lahap di sebelahnya. Mereka kini tengah makan bakso di pinggir jalan.
"Hm?"
"Aku mau nanya sesuatu," ungkap Naya sedikit ragu, tetapi juga merasa harus.
"Nanya apa?" Gio masih sibuk makan.
Naya meneguk salivanya dengan susah payah. "Tentang Gais."
Seketika Gio langsung menoleh dan meletakan mangkuk baksonya di kursi yang kosong, demi mendengarkan Naya yang wajahnya sudah sangat serius.
"Gais kenapa?" tanya Gio mendadak penasaran. Siapa tahu, gadis itu hendak mencurahkan hatinya tentang hubungan mereka kepadanya.
Ah, Naya baru ingat kalau pemuda kaku itu bilang untuk jangan mengatakan pada siapa pun tentang kejadian dia kejang. "Em ... itu ... anu–"
"Lama, deh. Keburu mangkuk bakso gue pecah," tutur Gio lalu tergelak dan kembali mengambil mangkuk baksonya yang belum dia habiskan isinya.
"Tapi, kamu janji jangan bilang ke Gais kalau aku nanya ini ke kamu?!" pinta Naya melanjutkan obrolan tadi seraya berusaha mencari pertanyaan lain.
Gio pun mengangguk, mengiyakan kemauan gadis di sampingnya. Kemudian, Naya mengulurkan jari kelingkingnya untuk ditautkan di kelingking Gio, supaya pemuda itu benar-benar berjanji tidak mengatakannya pada Gais.
"Apa?" tanya Gio bingung dengan maksud jari kelingling gadis itu.
"Janji!"
"Masih jaman pakai kelingking?"
"Iiih, ini buat ikatan perjanjian!" kesal Naya lalu mengerucutkan bibirnya lucu.
Gio yang melihatnya langsung tertawa renyah, hadis itu terlihat kekanakan, tetapi malah lucu."Iya janji." Gio mengikuti kemauan Naya dengan menautkan kelingking mereka.
"Ok, sekarang lo mau nanya apa?" sambung Gio sudah penasaran.
"Si–siapa yang teleponan sama Gais kalau di belakang sekolah pakai sayang-sayangan?"
Gio langsung terbatuk saat mendengar pertanyaan Naya yang baginya sedikit mengejutkan. Naya menyodorkan air putih untuk meredakan batuk pemuda itu.
"Yang mana?" tanya Gio setelah batuknya berhenti.
"Yang teleponan sama Gais di belakang sekolah. Gais pakai sayang-sayangan."
![](https://img.wattpad.com/cover/151571342-288-k353718.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Coolkas Boyfriend | END
Teen FictionGaiska adalah ketua kelas teladan yang menjalani kehidupan keluarga yang pelik, dikenal sebagai pemuda dingin dan tegas. Namun, karena sebuah alasan, dia memacari gadis berkacamata bernama Sanaya, saudara musuhnya, yakni Agata. Di sisi lain, pemuda...