MCBF 38

702 84 2
                                    

Menyerahkan

Tangannya menggenggam beberapa lembar kertas, salinan tentang kelahiran Sanaya Fanderan, atau yang bernama asli Ayana Syaima Alkausar.

Marko Fanderan akhirnya melangkah memencet bel rumah keluarga bermarga Alkausar, setelah berdiri lama menyiapkan dirinya bertemu keluarga asli Naya.

Marko menahan tangis jika mengingat kenangan bersama putri manisnya itu. Tidak ada kerelaan dalam diri melepas Naya, meski itu untuk orang tua kandungnya sekalipun. Namun, tidak ada yang dapat menghentikan Naya meski Marko tidak menginginkannya. Gadis itu bersikukuh menuntaskan asal-usulnya, dan kini waktunya Marko bertanggung jawab atas perbuatannya.

"Cari siapa, Pak?" Seorang wanita paruh baya keluar menyapanya.

"Saya cari Ibu Dona Syaima, apa ini rumahnya?" Marko bertanya dengan suara sedikit bergetar. Pikirannya selalu saja memerintah kaki untuk segera lari, tetapi hatinya menginginkan untuk tetap berdiri pada tujuannya ke sana.

"Iya betul. Bapak ini siapa?" Wanita yang diyakini adalah asisten rumah tersebut bertanya kembali.

"Saya ada urusan penting. Saya adalah orang di masa lalu, katakan kalau saya salah satu orang tua korban kebakaran Rumah Sakit Umum Samuel."

Bibi itu kemudian mengangguk dan masuk kembali. Tidak lama, keluar Guntur selaku pemilik rumah.

"Ada yang bisa saya bantu?" tanya Guntur dengan tatapan sedikit bingung.

"Boleh saya masuk? Ada hal penting yang ingin saya bicarakan dengan keluarga Bapak."

Guntur mengangguk ragu, tetapi tangannya terulur menginteruksi agar lelaki kekar itu masuk ke rumahnya.
Setelah keduanya duduk, sedikit ada kecanggungan sampai ruangan hening beberapa detik.

"Tadi Bibi saya bilang Anda ini salah satu orang tua korban kebakaran Rumah Sakit Samuel. Apa itu benar?" Guntur membuka obrolan karena sudah penasaran. Pasalnya, selama bertahun-tahun lamanya tidak ada yang datang setelah kejadian kebakaran itu.

Tangan Marko yang sudah gemetar berusaha memainkan kertas di tangannya, lalu menjawab, "Iya, saya Marko."

"Lalu ada urusan apa Anda kemari?"

"Yah?" Tiba-tiba Dona datang. Wanita yang berstatus istri Guntur itu memberi senyuman pada Marko setelah tahu suaminya kedatangan tamu.

"Ma, Bapak ini namanya Marko, dia adalah salah satu orang tua korban kebakaran rumah sakit dulu." Guntur terpaksa berkata jujur meski sedikit takut istrinya akan trauma jika membahas hal tersebut. Akan tetapi, tersirat sesuatu yang penting dari mata lelaki kekar yang masih duduk tegang di seberangnya, sehingga ini pasti penting.

"Ada apa, ya?" Dona duduk dan bertanya penasaran.

"Apa Ibu yang bernama Dona Shaima?" Marko memastikan lagi.

Dona mengangguk, suami-istri itu saling menatap bingung.

"Saya tidak ingin basa-basi, saya meminta maaf sebelum dan sesudahnya. Saya ...." Marko menghentikan ucapannya karena belum sanggup berucap banyak.

Sedangkan dua orang pemilik rumah masih setia menunggu dengan sedikit menebak-nebak apa yang lelaki itu maksud sebenarnya.

"Saya memiliki bayi yang dirawat di Rumah Sakit Umum Samuel saat kebakaran itu. Ketika kebakaran terjadi, saya mengambil dua bayi tanpa tau salah satunya milik siapa."

My Coolkas Boyfriend | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang