MCBF 23

1.3K 129 1
                                    

Seorang Gadis
"Sampul memang tidak selamanya dapat mendeskripsikan isinya."

"Kita mau ke mana, Ga?" tanya gadis berkacamata dengan lembut. Pemuda yang tengah menyetir di depannya pun melirik dari spion motor.

"Ke tempat cewek yang sayang-sayangan sama aku. Bukannya kamu cemburu sama dia, sampai harus nanyain itu ke Gio?"

Sungguh, mengingatnya Naya ingin menjitak kepala Gio yang sudah keceplosan.

"Pacar Gais?" Naya bertanya lagi, kali ini matanya juga mencari wajah Gais dari kaca spion.

"Bukannya Cool-kas ini pacar kamu?"

Maksud Gais apa? Naya langsung menatap spion dengan kening mengerut. Kenapa rasanya aneh sekali mendengar kalimat tadi, sedangkan status pacaran di antara mereka hanyalah palsu.

"Bukannya kamu jadiin aku pacar cuma karena mau nutupin semua keburukan kamu yang pecandu rokok?"

Kalimat yang baru saja Gais dengar seperti sebuah tohokan keras. Memang benar kalau dia memacari Naya karena hal itu.

"Hm." Gais menyahut dengan dingin.

Ternyata ucapan Naya tadi membuat Gais kembali pada sosok dinginnya.
Naya bingung, kenapa Gais harus menutupi semuanya, tentang dirinya yang sering menghisap tembakau itu.
Naya sadar, pemuda itu memang misterius, tidak selalu terbuka seperti Gio apalagi Ronald yang selalu blak-blakan.

"Turun." Gais memarkirkan motornya. Dan mata gadis itu menatap bingung pada gedung putih di depannya. Gais membawanya ke rumah sakit, untuk apa?

"Ngapain kita ke sini? Kamu mau periksa paru-paru karena sering ngerokok?" Pikiran Naya memang terlalu sering menebak.

"Dasar bawel ... turun aja, ikuti aku." Gais lalu turun lebih dulu. Sikap Gais kembali menyebalkan, membuat gadis itu mendengkus keras.

Naya berjalan di belakang Gais, membuat pemuda itu langsung menarik pergelangan tangan Naya agar bisa berjalan sejajar dengannya.

"Maaf, Sus, saya mau menjenguk pasien kamar Melati nomor 12, apa bisa?" tanya Gais pada Suster. Suster pun langsung menyahut dengan sopan kalau mereka dapat menjenguk pasien yang dimaksud.

Keduanya kembali berjalan ke ruangan yang Gais tuju, tetapi di perjalanan, Naya masih menebak maksud dari pasien yang akan mereka jenguk.

Saat sampai di ruangan nomor 12, Gais langsung mengetuk pintu ruangan itu dengan pelan.

"Masuk aja!" Sahutan suara wanita dari dalam membuat jantung Naya tiba-tiba berdetak tidak beraturan.

Pelan, tetapi pasti kaki Naya sudah berada di sebuah ruangan yang berdominan warna putih.

"Gais, ternyata kamu yang datang?" ucap seorang wanita paruh baya yang entah siapa itu. Naya tidak mengerti.

"Maaf, Bu. Gais baru bisa dateng ...."

"Enggak apa-apa, ini temen kelas kamu?" tanya Ibu berkerudung membuat gadis yang dimaksud langsung menyalaminya dengan sopan.

"Saya Naya, Bu," kata Naya memperkenalkan diri.

"Pacar Gais, ya? Hehe cantik, saya Bu Afifah," ucap Afifah juga memperkenalkan dirinya.
Naya hanya ber-oh ria karena masih belum mengerti.

"Hai Kak!" teriak gadis yang tengah terbaring di ranjang rumah sakit.

My Coolkas Boyfriend | ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang