「Chapter 6」

2.8K 523 29
                                    

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

[standard disclaimer applied]

ㅡㅡㅡㅡㅡㅡ

"Renjun." Haechan memanggil dengan pelan, tapi Renjun bisa mendengar itu dengan jelas dan langsung menoleh perlahan.

"..."

"Bagaimana kamu bisa tahu tentang, ehem, Mark-hyung?" tanya Haechan ragu, dia telah memikirkan pertanyaan itu selama satu minggu lebih dan akhirnya memberanikan diri untuk tertawa.

Renjun tidak memberikan ekspresi atau respon yang Haechan inginkan. Huang muda itu hanya memberikan tatapan datar seolah-olah Haechan tidak tengah bicara padanya.

"Renjun?" Haechan kembali memanggil dengan ragu.

"Menurutmu?" Renjun membalas pertanyaan tadi dengan sebuah pertanyaan lainnya.

Ini sebuah permainan dan biarkanlah Renjun menikmatinya.

"H-huh?" Bingung adalah satu kata yang mengambarkan Haechan.

"Kenapa aku bisa tahu, menurutmu?" Dengan tenang Renjun mengulang pertanyaanya secara lebih jelas dan mudah dipahami.

"Itu..., karena kamu...," Haechan menatap kesekeliling, tidak ada siapapunㅡtentu saja. Semua teman sekelas mereka sudah pergi ke Laboratrium Komputer dan ini adalah kesempatan langka setelah sekian lama karena bisa menemukan Renjun akhirnya sendirian tanpa Jaemin disisinya.

"Aku?" Renjun sungguh memainkan permainan ini dengan baik.

"Kamu..., membaca pikiranku bukan?"

Setelah mengatakan itu Haechan terdiam, bukan karena ia terlalu takut tapi itu karena ia melihat Renjun yang tiba-tiba tertawa kecil dengan sangat pelanㅡhingga rasanya sulit untuk disebut sebuah tawaㅡbegitu mendengar perkataannya. Haechan membeku di tempat, tidak mengerti apa yang baru saja terjadi dan fakta bahwa Renjun baru saja tertawa kecil dihadapannya sungguh membuatnya terjebak dalam kebingungan. Apa yang terjadi? Apakah kata-kata yang terucap tadi memiliki kesalahan?

"Aneh." Seseorang selain Renjun dan Haechan bersuara.

Haechan berbalik, menatap pintu kelas yang terbuka dan Na Jaemin tengah berdiri dengan tenang diambang pintu. Kedua mata Jaemin sama sekali kita menatap ataupun melirik Haechan, mata itu menatap lurus pada sosok Renjun yang sudah menghentikan tawa kecilnya.

"Kenapa kamu tidak segera ke Lab?" tanya Jaemin pada Renjun dengan nada sedikit kesal. "Jangan membuatku cemas."

"Ayo pergi," ajak Renjun yang segera bangkit dari kursinya.

Jaemin mengulurkan tangannya tapi Renjun memberikan tatapan tidak suka sehingga dengan kecewa Jaemin kembali menurunkan tangannya dan memasukkannya kedalam.saku celanaㅡmereka berdua benar-benar tidak menganggap keberadaan Haechan. Bahkan jika Haechan tidak segera membuka suara mungkin, Jaemin dan Renjun sungguh akan menganggapnya sebagai debu yang tidak perlu dianggap dan mengabaikannya.

"Siapa yang kamu sebut aneh tadi, Na Jaemin?"

Pintu kelas yang baru saja ingin Jaemin tutup berhenti, lalu ia kembali membuka pintu itu dan menatap Haechan dengan sedikit kaget seakan-akan tingkah mengabaikannya tadi benar-benar tidak disengaja. "Kamu juga masih disini, Donghyuck-ssi?"

"Siapa yang kamu sebut aneh tadi?" Haechan mengulang pertanyaannya, tidak terpancing oleh pertanyaan Jaemin tadi.

Kali ini baik Renjun maupun Jaemin menatap lurus kearah Haechan, kedua orang itu seperti tengah menilai penampilan Haechan dan jika penampilannya cukup bagus barulah mereka memberikan jawaban.

[ON HOLD] Peculiarity;『JaemRen+NoRen』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang