「Chapter 27」

1.4K 184 11
                                    

ㅡㅡㅡㅡㅡ

standard disiclaimer applied

ㅡㅡㅡㅡㅡ

Doyoung bukanlah orang yang akan repot-repot menjaga sikapnya di depan seseorang, dia apa adanya. Jadi, jangan pernah kaget jika tiba-tiba ia mengatakan hal pedas mengenai penampilan seseorang yang bahkan baru ia temui tepat didepan wajah orang itu. Kalimat pujian sungguh jarang terdengar keluar dari mulutnya, Doyoung punya kriteria tinggi. Pujian tertinggi yang pernah Doyoung katakan adalah kata 'tampan' kepada sepupunya, sang putra mahkota, Lee Taeyong. Sisanya, hanyalah kata-kata sarkas yang sering ia katakan atau bahkan ia tidak akan mengatakan apapun.

Setelah berbicara beberapa kata pada Ten yang telah sukses membuatnya kesal dan hampir saja berlari ke Hutan Abadi karena 'sahabat' baiknya itu tiba-tiba mengatakan tengah berada di wiliayah gentlelity, Doyoung baru menyadari bahwa ada vampire kecil di sekitarnyaㅡtepat disebelah kirinya. Ini kombinasi yang cukup mengherankan. Sebelum bisa menanyakan ekstensi vampir kecil itu, Doyoung sudah hampir bisa membayangkan bagaimana vampir itu bisa ada disini dengan gerak-geriknya yang terlihat tidak nyaman.

Ten membawanya.

"Oh, dia Jaemin. Teman baru Renjunie," sahut Ten yang menyadari bahwa Doyoung memberikan tatapan menilai pada Jaemin.

"Hanya Jaemin?" tanya Doyoung yang masih menatap lurus pada Jaemin, artinya ia ingin Jaemin yang menjawab pertanyaan singkatnya.

"Iya." Jaemin menjawab dengan tenang. "Tanpa marga ataupun keluarga."

Doyoung melirik Ten yang asik menyesapi tehnya, sama sekali tidak terlihat terganggu dengan fakta yang Jaemin berikan. Helaan napas terdengar samar, Doyoung sungguh tidak habis pikir dengan pola pikir belahan jiwa sepupunya itu. Bahkan hingga saat ini Doyoung masih tidak mengerti mengapa Taeyong sangat tergila-gila pada Ten, begitu juga Ten yang sama-sama tidak mengerti.

"Itu bukanlah hal yang buruk," kata Doyoung dengan datar. "kamu akan menemukan keluarga yang luar biasa, suatu hari nanti."

Jaemin mengangkat kepalanya, menatap kearah Doyoung yang baru saja memberikan kata-kata indah padanya. Renjun dan Lucas juga langsung menatap kearah Doyoung dengan sedikit tidak percaya, mereka memang tidak terlalu mengenal pribadi Doyoung. Tapi, mendengar Doyoung mengucapkan kata-kata yang 'baik' pada seseorang tetaplah sesuatu yang luar biasa. Ten yang pura-pura sibuk memakan roti kering yang disediakan tersenyum dalam diam, dia tahu bahwa Doyoung tidak akan mengatakan hal buruk atau sarkas pada Jaemin dalam pertemuan pertama mereka.

"Yeah, kamu akan mendapatkan keluarga yang luar biasa," ulang Doyoung yang seakan-akan tengah menerawang ke masa depan sebelum ia menoleh kearah Jaemin yang masih menatapnya. "Rupamu tidak buruk," sahutnya.

Jaemin tersentak dan langsung membuang muka, itu memang merupakan tindakan yang tidak sopan. Tapi, Doyoung sama sekali tidak mempermasalahkannya. Sekarang tatapan mata Doyoung tertuju pada Renjun yang langsung memberikan gestur sopan padanya.

"Kamu sudah bertemu dengan Jeno, kan?" tanya Doyoung yang dijawab dengan anggukan sopan. "Berhati-hatilah, Renjun-ah."

"Aku mengerti, hyung," respon Renjun sambil menatap Doyoung hati-hati, pemuda yang lebih tua itu hanya memberikan senyuman kecil padanya.

"Ah, sebentar lagi Mark dan Lucas akan pergi, kan?" Doyoung membuka pembicaraan baru.

"Iya. Aku akan ke Hong Kong minggu depan, Mark pergi lebih dulu." Lucas menjawab.

[ON HOLD] Peculiarity;『JaemRen+NoRen』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang