ㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
[standard disclaimer applied]
ㅡㅡㅡㅡㅡㅡ
Haechan menatap tidak percaya pada pemuda yang tengah berdiri di hadapannyaㅡdi depan kelas. Kedua matanya melebar dengan sangat lebar seakan-akan kedua matanya akan menghilang jika ia berkedip. Kedua telapak tangannya bergetar di atas meja dan dari raut wajahnya, ia terlihat sangat tidak nyaman. Perlahan, ia menolehkan kepalanya ke kanan dan ke kiri hanya untuk menemukan hal yang seharusnya tidak terjadi seperti dalam kepalanya.
Semua orang terlihat sangat senang dan bahagia, mereka menyambut Lee Jeno dengan penuh suka cita. Seakan-akan pemuda bermarga Lee itu baru saja menyelesaikan perjalanan keliling dunia, mereka memberikan banyak pertanyaan secara bersamaan.
Ini tidak benar.
Ini
tidak
benar.
Ketiga kata itu terus tergiang di dalam kepala Haechan. Apa yang terjadi?
Ini..., pemuda itu adalah Lee Jeno. Pemuda yang hampir satu tahun yang lalu telah diberitakan telah meninggal dunia, semua orang tahu bahwa ia telah meninggal, semua orang tahu.
Lalu, bagaimana bisa mereka semua bersikap begitu biasa saja saat melihat bahwa seseorang baru saja bangkit dari kematiannya? Haechan menatap Jeno sekali lagi, kali ini ia memegang kepalanya dengan kedua tanganㅡrasanya kepalanya akan meledak. Apa yang sebenarnya terjadi?
Tatapan mata Haechan dan Jeno bertemu, secara tiba-tiba Haechan segera berdiri hingga membuat kursinya terjatuh dan menimbulkan suara keras yang membuat seluruh kelas menjadi tenang. Semua pasang mata tertuju padanya, tatapan mata yang berhasil membuat Haechan ketakutan. Ia segera menoleh kearah Renjun hanya untuk menemukan bahwa pemuda itu tengah menatap lurus kearah Jeno dengan takjub. Sangat berbeda dengan Jaemin yang terlihat ingin sekali segera membakar ruang kelas mereka dengan tatapan tajamnya.
Haechan kembali menoleh ke depan dan seketika kedua matanya bertatapan langsung dengan kedua mata Jeno yang menatapnya dengan tatapan kosong. Haechan tersentak sebelum akhirnya memberanikan diri untuk menyapa Jeno agar suasana hening yang tercipta karena dirinya tadi segera berakhir.
"H-hai, Jeno. Lama tidak bertemu, ba-bagaimana kabarmu?"
Jeno segera menunjukan senyuman ramahnya yang khas. "Aku baik dan sangat sehat. Aku harap kamu juga, Donghyuck-ah."
Dalam sekejap kelas mereka kembali ramai, mengabaikan Haechan yang masih berdiri di tempatnya. Secara perlahan Haechan mengatur kembali posisi kursinya sebelum ia duduk dan tenggelam dalam pikirannya. Tidak ada gunanya, seolah-olah semua orang saat ini tidak pernah mengingat kecelakaan besar yang menimpa Lee Jeno satu tahun yang lalu. Semua pertanyaan yang ditujukan kepada Jeno pun tidak ada satupun yang membahas mengenai, 'bagaimana ia bisa kembali hidup setelah kecelakaan yang jelas-jelas membuatnya tewas?' itu.
Apa yang sebenarnya terjadi? Haechan sungguh tidak mengerti.
Apakah ini masih ada hubungannya dengan Renjun? Ataukah ini adalah bentuk sanggahan mengenai rumor Renjun yang menyebutnya sebagai seorang penyihir yang membunuh Jeno? Tapi, bagaimana bisa? Bagaimana bisa Renjun menghidupkan orang mati? Bukankah jika Renjun benar-benar bisa menghidupkan orang mati maka itu sama saja membenarkan bahwa dirinya seorang penyihir? Jadi dapat disimpulkan bahwa memang bukan Renjun lah yang akan membangkitkan Lee Jeno kembali.
Lalu, apakah itu artinya Lee Jeno benar-benar bangkit dari kematian dengan kemauannya sendiri?
Bagaimana bisa?
KAMU SEDANG MEMBACA
[ON HOLD] Peculiarity;『JaemRen+NoRen』
Fiksi PenggemarHuang Renjun, salah satu siswa dari Daehan High School yang tahun ini ada ditingkat keduanya. Renjun memiliki sifat pendiam serta misterius dan ia hanya memiliki satu orang 'teman' yaitu Zhong Chenle yang berada satu tingkat dibawahnya. Sejak awal m...