1. Menghapus Luka

179 12 5
                                    


Nyatanya perihal kamu aku masih sering membohongi diri sendiri. Karenamu aku kini pandai bersandiwara. Menyembunyikan rasa yang selama ini masih ada. Berpura sudah merelakan namun sebenarnya masih menyimpan harapan. Berpura sudah tak rindu, namun nyatanya masih selalu memikirkanmu. Kurasa kamu masihlah sebuah masa lalu yang sulit kuhapus dalam ingatan. Entah mengapa, semakin aku mencoba untuk menghilangkan rindu perihal kamu, aku malah merasakan kamu tak mau lepas dari dalam hati.

Hari itu kamu pergi tanpa sebuah ucapan. Tiba-tiba saja kamu menghilang. Tak ada penjelasan atau sekadar ucapan perpisahan. Aku mencarimu pada mimpi dimalam gelapku. Namun bahkan didalam mimpi saja kamu enggan untuk sekadar memberi penjelasan. Kamu hilang tanpa sebuah ucapan perpisahan. Rasanya seperti mimpi. Aku terbangun, dan kamu sudah tak ada di duniaku. Hilang sebenar hilang.

Asal kamu tahu, menyembuhkan luka yang tak tahu sebabnya teramat sulit. Aku bahkan tak tau mengapa kamu memilih berlalu. Salahkah aku pada kata yang sebelumnya ku ucap padamu? Atau aku yang terlalu egois karena takut kau meninggalkan ku? Apa kini kau sudah menemukan tempat yang membuatmu nyaman selain aku? Ah, bahkan sampai detik ini aku masih bertanya-tanya tentang kepergianmu. Aku sakit, namun aku tak tahu sebab apa. Aku tak tau, ini sakit karena kau tinggalkan, atau karena kufikir aku memiliki kesahalan yang tak bisa kau maafkan. Hingga kau memilih untuk berlalu.

Sesungguhnya perasaanku padamu belum sepenuhnya berakhir. Bodohnya aku yang masih menunggu kamu kembali dengan segala penjelasan. Meski aku tahu, penjelasanmu tak akan menghapus kecewa yang telah menyayat hatiku. Percayaku padamu telah kau siakan. Terbuang. Namun sayangnya, perasaanku tak ikut terbuang bersama rasa percayaku.

Aku tak menyangka kau bisa melakukan hal setega ini. Katamu pada suatu sore, kamu tak akan pergi. Katamu kamu tak mau selain aku. Namun nyatanya? Kamu bohong. Segala yang pernah kau ucap kurasa semua bohong. Aku tak percaya kau padai berbohong. Bahkan kau belum membuktikan beberapa janjimu padaku.

Ah, andai kau tahu. Ini lebih menyakitkan dari pada ditinggalkan karena godaan mantan. Pergi tanpa kepastian sangatlah menyakitkan. Aku ingin melepas perasaan ini. Perlahan menghapus luka dalam hati. Namun ternyata sulit, karena sebetulnya dalam hatiku masih berharap kamu kembali dan menyapa aku lagi. Namun meski begitu, aku tak mau mengulang hal yang sama seperti sebelumnya. Aku tak mau mengikat hatiku denganmu lagi. Kau sudah mengecewakanku.

Aku mungkin kecewa. Namun entah mengapa kamu masih terasa berharga. Tuhan, apakah cinta dapat membuat bodoh? Menghilangkan logika hingga masih berharap pada cinta yang tak nyata adanya.

Aku masih berusaha menghilangkan luka sebab kamu. Meski sulit, namun bukankah tidak ada yang tak mungkin jika kita berusaha. Semoga kamu bahagia. Entah sedang apa kamu sekarang, yang pasti aku disini sedang mencoba mengikhlaskan kamu yang sudah pergi.


Menghapus LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang