7. Pesan Singkat Namun Membutuhkan Waktu Lama Untuk Menghapusnya.

37 3 0
                                    

Setiap hati berhak memilih,

Rupanya bukan aku yang kau pilih.

Setiap rasa akan memliki rumah

Namun ternyata aku hanya tempatmu singgah.

Sejujurnya aku masih sering membaca pesan singkat darimu saat aku merindu. Kehilangan ini sama sekali tak kuharapkan. Perihal kepergianmu rasanya aku ingin mencegahnya. Namun aku tak bisa melakukan apa-apa. Hatimu kini tak lagi menjadi milikku. Aku mengerti setiap hati berhak memilih. Dan aku rasa kini kamu memilih untuk berlalu. Memutuskan untuk pergi menjauhi hatiku.

Perlahan, aku mulai menerima kepergianmu. Namun, terkadang hati ini tak bisa untuk tidak rindu. Saat disela hariku teringat olehmu, aku mulai membaca pesan singkat kita. Hari itu sungguh manis, walau kini sudah tak lagi manis.

Dulu, aku tersenyum saat membaca itu. Candaanmu disela-sela percakapan kita selalu membuat aku tertawa. Namun, kini semua berbeda. Yang ada hanya sedih. Hatiku terisak. Lalu pada akhirnya, aku kembali ingat perihal kamu lagi. Aku ingin menghapus percakapan-percakapan kita, namun entah mengapa semua terasa begitu berat.

Kamu pergi, namun ingatan perihal kamu masih tak mau pergi. Entahah, atau aku yang sebenarnya tak ingin ingatan itu pergi. Kalau saja aku tau akan begini akhirnya, aku akan memilih untuk tidak berjumpa saja. Namun aku sadar, Tuhan menghadirkan luka agar kita bisa belajar. Tuhan menghadirkan cinta yang salah, agar kita bisa menemukan yang benar.

Membaca pesan darimu, barangkali juga kesalahan yang tidak aku sadari. Sama saja seperti menyiram tumbuhan yang sudah layu dengan air. Ia akan semakin tumbuh. Dan aku tak ingin itu terjadi. karena cinta adalah dua orang yang saling menguatkan. Bukan yang saling melupakan.

Menghapus LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang