Keributan di Negri Selatan

988 45 0
  • Didedikasikan kepada Gani Alamsah Sang Panglima
                                    

        Theresa menerima tahtanya, dia di angkat menjadi Ratu Negri Es. Dan 3 bulan setelah itu, ayah memutuskan untuk mengangkatku menjadi Raja karena umurnya yang sudah di ujung tanduk. 5 bulan aku tidak bertemu dengan Theresa, dan rasa cinta dan rindu semakin kuat. Ingin mati rasanya.

          1 bulan kemudian. Masalah besar muncul di negri ku. Kekacauan di kota, dan teriakan histeris di mana-mana. Ada vampire yang cukup kuat dan tinggi levelnya menggila darah, dan dia masih muda. Sepertinya umurnya sama sepertiku. Karena tidak di perbolehkan meminum darah manusia lagi kecuali keadaan genting, dia meminum darah sesama vampire lainnya.

          Saat di selidiki, ternyata ada seseorang yang memasukkan zat kepada vampire muda tersebut. Dia menggunakan metode memasukkan zat tersebut ke darahnya dan di minum oleh vampire itu. Dan berita ini cepat menyebar, kemungkinan seluruh negara/negri tahu tentang ini. Dan tersangka utama adalah Negri Es. Dengan tuduhkan ‘ingin balas dendam’.

          Mendengar temannya dalam kesulitan, Edward, Ricky, Loly dan Grace –semuanya udah jadi ratu dan raja- datang untuk membantu Tristan. Saat mereka mendengar tuduhan itu, mereka menolak tegas tuduhan tentang Negri Es.

          Grace dan Edward membantu mengidentifikasi zat tersebut. Sedangkan Ricky dan Loly menyelidiki dalang dari insiden ini. Mereka 100% menolak tuduhan ke Negri Es. Tapi, media massa lebih menghantam karena Negri Es sampai saat ini masih tidak memberikan komentar.

          Memang Theresa tidak memberi renspond apa-apa karena saat di selidiki, dia sedang memfokuskan pemerintahan kedalam. Seperti membangun ulang rumah-rumah penduduk dan masalah kecil lainnya.

          1 bulan Ricky, Edward, Grace dan Loly berusaha tapi tidak mendapat hasil yang mencukupi untuk menolak tuduhan Negri Es dan mendapatkan dalangnya. Orang yang merencanakan ini sangat pintar bermain di belakang.

          Lalu mereka di kejutkan oleh tatapan sinis dari semua orang. Theresa datang dengan baju yang benar-benar bukan seperti ratu. Tomboy. Dengan baju kaos hijau muda berlengan sesiku, celana pendek 20 cm dari lutut dan sepatu convers hitam dan mengenakan rompi putih tanpa lengan dan panjangnya sedada.

          Orang-orang hampir tidak tahu bahwa dia seorang ratu, sampai mata birunya, kalung berbentuk Es dan lambang Es di belakang rompi tersebut. Dia datang dengan senyum khas orang yang tidak punya dosa.

          Theresa masuk ke kerajaan dan langsung memeluk dan tertawa bersama Loly dan Grace. Mereka semua yang tegang seperti di pengaruhi oleh keceriaan Theresa. Pengawal yang mengantar Theresa saja berjarak hampir 3 meter dari dia. Mungkin takut tiba-tiba di bekukan.

     “Theresa, kenapa baru datang? Kamu seperti membenarkan apa yang di media massa, jangan-jangan memang betul lagi?” tanyaku khawatir

        “Seorang ratu yang baik, memperdulikan rakyatnya dulu baru yang lain.” Katanya melepas rangkulannya dari Loly dan Grace dan dengan wajah tenang.

          “Lalu? Apa yang kamu rencanakan?” tanyaku bingun dengan raut wajahnya yang tenang-tenang saja.

          “Hmm.. sepertinya aku memang harus bertanggung jawab. Karena semua tuduhan solid terarah ke arah negriku.” Katanya masih dengan wajah santai.

          “Bertanggung jawab? Jadi kamu mengakuinya atau memang kamu dalangnya?” kataku sinis. Dia kaget mendengar pertanyaan tajamku dan tersenyum penuh arti. Dengan cepat dia menarik kerah bajuku dan mendekatkan wajaku kearahnya, sangat dekat. Itu membuat wajahku memerah.

          “Kamu takut bahwa itu benar-benar kelakuanku?” katanya tersenyum meledek dan melepaskan cengkramannya. Wajahnya puas mempermainkanku.

          “Tidak juga, aku bisa membunuhmu di sini.” kataku mencoba memutar balikkan keadaan.

          “Aku ragu hatimu bisa menerimanya.” Hinanya lagi.

          “Aku serius!” kataku mulai kesal. Dia menggerak-gerakkan tangannya, seperti mengetahui maksud Theresa, Grace dan Loly memberikan map kuning. Dia membukanya satu per satu.

          “Jika aku membantah, apa terjadi keajaiban? Raja Selatan?” tanyanya serius walau masih berkutat dengan kedua map tersebut.

          “Tapi kan...” bantahanku terpotong karena pengawal buru-buru masuk dan membawa pesan genting padaku.

          “Raja, vampire tersebut membuat kericuhan di depan kerajaan!” kata pengawal itu terengah-engah karena habis berlari-lari.

          “Ap..” kata-kataku terpotong lagi karena Edward datang dengan berita menakjubkan.

        “Dia akan sadar jika meminum darah vampire tertinggi.” Kata Edward khawatir.

          “Tidak ada cara lain?” tanyaku ragu.

          “Tidak. Jika seperti ini terus, kemungkinan dia membunuh seluruh warga itu besar.” Kata Edward serius.

          “Dalangnya sepertinya perempuan. Tapi masih belum bisa di pastikan.” Kata Ricky cemas. Saat aku di landa kebingungan yang hebat, Theresa menyelinap keluar dengan mapnya lewat jendela. Dan dengan lihai dia turun dan melihat  sendiri keadaannya. Saat melihat dia menuju vampire tersebut, aku buru-buru turun, tapi di tahan oleh penjaga.

          “Minggir, kalian mau di sebut negri pembunuh?” tanyaku kasar.

          “Tapi ini memang perbuatannya, biarkan saja dia yang menyelesaikannya raja. Kami mohon maaf.” Kata penjaga itu sopan.

          “ARGH!! Eca keep away from that guy! Dia akan sadar dengan darah vampire tingkat tinggi!” teriakku yang pasti aku tahu dia mendengarnya, tapi sepertinya dia tidak menghiraukannya. Ricky, Edward, Loly dan Grace meneriakki nama Theresa dan menyuruhnya menjauh.

        Aku takut, aku baru saja bertemu dengannya, aku tidak ingin kehilangannya lagi. Tolong, aku mohon, menjauh lah. Pintaku dalam hati.

My Sweetest Experience LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang