Sesaat kemudian, dia benar-benar menunjukkan wajah aslinya.
Struktur wajahnya benar-benar sempurna. Kulitnya putih, tapi pucat. Tubuhnya juga tegap, tapi terkesan kaku. Seperti patung lukisan yang sempurna. Maha karya yang abadi dan indah.
Tanpa sadar, Theresa mengelus tangan Tristan dengan kagum. Telapak tangannya yang besar, tubuhnya yang sempurna, dan terakhir wajahnya. Icon kesempurnaannya. Theresa menatap lama pada mata itu. Dan tak lama, Theresa seperti menyadari sesuatu. Mata birunya membesar.
“Kau kan..” kata Theresa terhenti.
“Aku kenapa?” tanya Tristan bingung.
“Tidak mungkin. Pantas dari tadi aku merasa deja vu.” Kata Theresa yang tidak menggubris kata-kataku.
“Ada apa sih?” tanya Tristan bingung.
“Aku pernah melihatmu dalam mimpiku. Jauh sebelum aku bertemu dengan mu. Wajah ini.” Jawab Theresa.
“Mimpimu jadi kenyataan? Beruntung dong.” Kata Tristan sambil tersenyum.
“Jika itu sekali atau dua kali, bisa aku bilang seperti itu.” Kata Theresa bingung.
“Maksudmu?” tanya Tristan bingung.
“Hampir setiap mimpi yang aku lupakan, itu kenyataan.” Curhat Theresa.
“Mungkin kamu bisa melihat masa depan.” Simpul Tristan.
“Mungkin. Atau memang iya. Tapi kan tidak seru kalau aku lupa!” rajuk Theresa.
“Gak papa kok. Asal kamu gak lupa sama wajahku.” Kata Tristan romantis
“Yee! Aku serius!” rajuk Theresa.
“Aduh, ternyata manja ya. Iya-iya, nanti aku manjain.” Kata Tristan sambil mencubit pipi Theresa.
“Yee! Jelas aku manja! Aku kan gak pernah di manjain! Gak boleh ya?” tanya Theresa kecewa.
“Aku kan gak bilang engak. Malah aku suka kok manjain orang kaku kayak kamu.” Kata Tristan mesra.
“Eh, tapi,” kata Theresa ragu.
“Tapi kenapa?” tanya Tristan mengerayangi rambut Theresa.
“Gua baru inget. Gua harus balik. Sorry ya!” kata Theresa cengengesan.
“Yah! Elo sih! Pake acara lama-lama” kata Tristan masih memeluk Theresa.
“Biarin! Eh, Tan. Lepasin dong. Emang lo kira gua boneka di peluk-peluk.” Rengut Theresa.
“Aku anter pulang ya?” bujuk Tristan.
“Jauh Tan!” kata Theresa gemas.
“Kiss bye dulu dong!” kata Tristan.
“Mucah! Bye!” kata Theresa dengan gaya pura-pura mencium.
“Dasar!” kata Tristan lalu kembali ke kerajaannya.
Akhirnya bisa di prediksi oleh para pembaca. Mereka Happy Ending. Akan menikah? Punya berapa anak? Silahkan hayalkan sendiri. Yang pasti teman-teman Theresa dan Tristan semuanya bahagia dengan pasangan masing-masing. Briant bertemu dengan vampire perempuan yang cantik. Tapi tetap lebih cantik Theresa (pemaksaan).
Dan cerita My Sweetest Experience Love ini,
Tamat.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sweetest Experience Love
VampireKelebihan menjadi vampire adalah mempunyai wajah tampan, dan tubuh idaman. Tapi, jika orang-orang yang dia suka ternyata memanfaatkannya itu sangat menyakitkan. Karena 2 kali gagal dalam percintaan, Tristan memutuskan untuk menutup hatinya dan pergi...