Kelicikan Mantan Pacar

1K 43 0
  • Didedikasikan kepada Farissa Tamara Azhar
                                    

        PLAK!! Tamparan keras mendarat di wajahnya. Ibu Cindy yang melakukannya.

 

        “Au! DAMN YOU!!” umpat Theresa.

        “HEH! Kamu tidak di ajarkan tata krama ya? Sepertinya kamu harus di tampar lagi.” Ucap Ibu Cindy, dan melayangkan tamparan kedua, tapi tangannya di tahan Theresa dan di plintir.

        “AHH!! Lepaskan tangan saya!” teriak Ibu Cindy, Theresa melepaskannya sesuai perintah, lalu menamparnya dengan sangat keras, sampai Ibu Cindy terjatuh.

        “Itu untuk balasan tamparan anda. Ratu Negri Tanah!” kata Theresa tajam.

        “Beraninya kamu menampar anak saya dan saya juga! Akan saya deklarasikan perang terhadap Negri Es!” kata Ibu Cindy berapi-api.        

        “Ah, anda datang di saat yang tepat.” Kata Theresa ke Ayah Cindy.

        “Maksud anda?” tanya Ayah Cindy bingung.

   “Tolong katakan pada istri anda untuk menyimpan tenaganya.” Kata Theresa tanpa menghiraukan pertanyaan Ayah Cindy.

        “Hey! Apa maksudmu tadi?” tanya Ayah Cindy paksa.

    “Hey! Alex! Christ! Pengawal macam apa kalian? Masa Ratunya di pegang 2 lalat gak keberatan?” degus Theresa.

     “Maaf, karena ada ‘lalat’ yang kuat, jadi gua cuman ngawasin dari jauh aja.” Kata Christ menyesal.

        “Ah, tadi liat cewe cakep. Ilang deh! Ribet lu!” kata Alex kesal.

      “Ya elah. Kurang cakep apa gua? Raja negri ini aja suka sama gua!” kata Theresa blak-blakan.

        “Pede banget lo!” kata Alex.

     “Emang iya kok! Orang dia tadi ny.. Hmph!!” kata Theresa terpotong karena mulutnya di bungkam oleh Tristan. Alex dan Christ berpandang-pandangan, bingung. Tatapan tajam dari Tristan ke Theresa untuk membuatnya bungkam. Lalu Tristan melepaskan tangannya.

        “Ohh, doi malu. Biasalah. Anak-anak.” Kata Theresa asal.

        “Elo sebenernya udah cantik Eca, Cuman kurang 1.” Kata Christ.

        “Kurang apaan?” tanya Theresa penasaran.

        “Kurang tinggi. Hahaha!” ledek Alex.

        “Sialan lu lex!” umpat Theresa.

        “Hahaha!!” Alex tertawa senang karena bahan bully-annya marah.

        “Sikap seperti itu kepada Ratu sendiri bukannya sangat keterlaluan?” kata Briant marah.

        “Tadi kamu marah pada kakakmu, sekarang kamu membelanya. Kamu harus memilih satu!” kata Alex serius. Theresa mengerak-gerakkan tangannya. Gerakkan meminta sesuatu.

        “Apa?” tanya Alex bingung.

        “Document itu!” kata Theresa kesal.

My Sweetest Experience LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang