~×13×~

125 21 1
                                    

Normal POV.

Hibura Natsune, seorang pemuda dengan Surai putih, dan manik mata merah nya yang semerah darah, manik merah nya menatap lurus ke arah manik sang kakak yang berwarna sama.

Suasana berubah menjadi mencengkram sejak Hibura datang, Hiro terdiam menatap adik nya, liquid bening mengalir dari sudut mata Hiro, "Hay kak, lama tidak berjumpa" Hibura tersenyum pada Hiro tanpa memutuskan tatapan nya.

"Tenanglah, aku kesini bukan untuk bertempur pada kalian, aku ingin masuk ke pihak kalian" Hibura berkata sambil berjalan ke arah sang kakak, Hibura berhenti saat sudah berada di hadapan Hiro, saat itu Hiro sadar jika sang adik sudah dewasa, dulu Hibura masih lebih pendek dari nya, namun sekarang Hiro justru yang lebih pendek, Aliran liquid bening dari kelopak mata Hiro masih mengalir dengan deras tanpa bisa Hiro hentikan.

"Kakak, kenapa kau menangis?" Ucap Hibura sambil menghapus jejak air mata di pipi sang kakak, "Jadi, alasan apa yang membuat mu ingin bergabung dengan kami, Hibura-chan?" Oikawa bertanya pada Hibura yang masih sibuk menghentikan sang kakak menangis, Hibura menoleh ke arah Oikawa, "Karna kelompok ku yang lama berubah menjadi kanibal" Hibura menjawab dengan nada dan ekspresi datar.

"Apa? bukan nya kedua saudara kembar itu ada di sana? apa yang terjadi dengan mereka?" Kuroo menyahuti sambil mendekap Kenma, menjaga agar suhu tubuh Kenma tetap hangat. "Miya bersaudara maksud mu? Mereka mengikuti Kita-san untuk mencari para rubah yang lain" Jawab Hibura enteng, tanpa menatap kuroo.

Hiro diam, mencoba menghentikan tangisan nya, namun sia-sia, rasa sayang dan rindu pada adik nya sangat menyiksa. Ingin rasa nya Hiro memeluk adik nya seperti yang selalu dia lakukan dulu. "Kak, kau tidak mau memelukku?" Hibura kembali menatap Hiro yang sekarang sedang menunduk dan menatap lantai yang berada di bawah kaki nya.

"Apa lantai ini lebih menarik dari ku, kak?" dengusan terdengar dari Hibura, Hibura membalikan badan nya dan melihat ke arah salju-salju yang masih berjatuhan, Sampai tiba-tiba lengan yang sangat dia kenal itu memeluk nya dari belakang, tanpa menoleh pun Hibura tau jika yang memeluk nya adalah sang kakak.

Dekapan sang kakak masih sama seperti dulu, hangat dan nyaman, setiap di dekap oleh Hiro, Hibura selalu merasa aman. Kasih sayang seorang kakak terhadap adik nya masih terus ada di dalam diri Hiro, memeluk adik nya seperti ini saja sudah membuat diri nya bahagia.

Mungkin jika harus mati sekarang pun, Hiro akan merasa tenang karena telah bertemu dengan sang adik.

"Kak, jika kau ingin memelukku, jangan lakukan dari belakang, aju jadi tidak bisa membalas pelukan mu" Hibura sedikit terkekeh melihat melakukan sang kakak. Dengan cepat Hibura membalik tubuh nya dan langsung mendekap Hiro, Hiro yang tadi nya memeluk Hibura sedikit terkejut karena gerakan nya yang cepat itu.

Hiro membalas pelukan sang adik, "Kau, kenapa jadi sangat tinggi sih." Hiro sedikit bergumam sambil terus memeluk Hibura, rasa nya Hiro ingin menghentikan waktu agar diri nya bisa terus memeluk snag adik.

"Kakak saja yang terlalu pendek" Hibura menjawab gumaman sang kakak dengan santai, Hibura menatap sekeliling nya, di ruangan itu selain dia dan kakak nya terdapat 30? atau mungkin 35 lain nya yang sedang menghangatkan tubuh satu sama lain.

"Kak, apa kau tidak kedinginan?" tanya Hibura sambil sedikit melonggarkan pelukan nya, "Tidak, aku baik-baik saja" Hiro membalas sambil mendekap Hibura dengan lebih erat lagi, Hibura tau jika sang kakak sedang berbohong pada nya, Sayap penuh api muncul dari punggung Hibura, api dari sayap nya ia atur agar tidak terlalu panas.

"Ternyata Phoenix memang ada di sini"

To be continue...

𝕄𝕦𝕥𝕒𝕟 • 𝐇𝐚𝐢𝐤𝐲𝐮𝐮Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang