Normal POV
Semua telah berkumpul di tempat yang di tentukan, salju yang masih turun membuat suasana makin dingin. Yukio, sugawara, Ennoshita, dan Akaashi, diam di sudut ruangan, udara yang dingin membuat mereka sesak nafas. Dengan hanya berbekal beberapa lembar selimut, mereka ber-empat saling berbagi selimut untuk menghangatkan tubuh.
Yang lain nya, sedang berdiskusi di ruang tengah, Yukio pikir jika hanya akan ada beberapa orang saja, namun dia salah, ada lebih dari 30 orang di sini. Dan beberapa dari nya dari ruang laboratorium lain, para Kelinci percobaan yang memiliki sayap mungkin dapat dengan mudah terbang melewati atap.
Tapi entah kenapa mereka lebih memilih tetap berada di sini dari pada berusaha kabur. Sebuah alunan lagu tiba-tiba berputar, dengan nada yang berlahan membuat terhanyut.
Dentingan suara piano pun juga mulai terdengar, seperti pertunjukan drama yang memukau. Lagu yang membuat para pendengar nya seolah berada dalam lagu tersebut.
Bokuto bergerak ke arah Yukio dan lain nya, melempar dua buah tas yang besar ke hadapan Akaashi. Akaashi membuka tas pertama, di dalam nya terdapat 4 selimut tebal, 4 jaket, 4 pasang sarung tangan, hotpack, dan 4 pasang kaos kaki. Setelah selesai membagikan isi tersebut pada ke tiga orang lain nya, Akaashi beralih ke koper kedua.
Membuka nya dengan berlahan, di sana terdapat beberapa senapan beserta peluru-peluru nya, Akaashi diam menatap benda di depan nya.
"Apa yang kalian ingin kami lakukan dengan senjata ini?" Sugawara bertanya sambil mengambil sebuah pistol berwarna hitam dari dalam koper tersebut, "Itu hanya sebagai pertahanan diri, aku berharap kalian tidak harus sampai membunuh orang ",Daichi menimpali, sambil menatap salju yang masih turun dari langit.
"Kalian ber-empat tidur lah dulu," suara Hiro membuat Yukio dan yg lain nya menoleh, "Iwaizumi-san dan yang memiliki bulu atau sayap yang hangat tolong pinjamkan ke mereka" Lanjut Hiro memberi perintah secara tidak langsung pada orang lain yang ada di sana.
Yachi berjalan ke arah Yukio, "Aku akan menghangatkan mu." Ucap Yachi sambil membalut tubuh nya dan tubuh Yukio dengan sayap nya yang hangat, Tidak perlu waktu lama hingga Yukio dan yang lain nya tertidur.
'Pengumuman, bagi para Peneliti dan Pengawas di harapkan tidak panik akan salju dan hal aneh lain nya, kami pihak labolatorium sedang mengusahakan untuk memulai evakuasi'
Suara pengumuman dari pengeras suara yang tidak rusak bergema di ruangan labolatorium itu. "Hinata." panggil Hiro pada pemuda bersurai seperti mentari di depan nya, Hinata shoyo.
"Ya, ada apa Hiro-san?" Tanya Hinata sambil mendekat ke arah Hiro, "Kau, dan Yamaguchi cari lah Kiyoko-san." perintah Hiro pada Hinata, Yamaguchi yang merasakan nama nya di sebut langsung ikut berdiri, "Yamaguchi, kau dengar kan." Hiro bereaksi dengan pergerakan Yamaguchi.
"Ya, aku mendengar nya." Balas yamaguchi sambil berjalan ke luar tempat persembunyian mereka, di ikuti oleh hinata di belakang nya.
"Kurasa mereka akan baik-baik saja." Hiro yang berkata begitu sudah membuat perasaan gelisah melihat Hinata dan Yamaguchi pergi keluar, hilang.
"Udara semakin dingin saja." Suara dari ujung ruangan membuat Hiro dan yang lain nya menoleh, menatap Akaashi yang belum terlelap, "Kenapa kau belum tidur?" Tanya Hiro.
"Kurasa, aku tidak boleh tidur dulu sekarang." Akaashi menjawab pertanyaan Hiro dengan wajah datar.
"Jelaskan pada ku, apa yang sebenar nya terjadi di sini." Perkataan Akaashi membuat Hiro berhenti mendekat, menatap manik hijau Akaashi dalam diam.
"Baiklah, kupikir sudah seharus nya ku beritahu"
To be Continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕄𝕦𝕥𝕒𝕟 • 𝐇𝐚𝐢𝐤𝐲𝐮𝐮
Fantasía𝙽𝚒𝚜𝚗𝚒𝚍𝚊 𝚈𝚞𝚞𝚔𝚒𝚘 𝚖𝚎𝚛𝚞𝚙𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚠𝚊𝚗𝚒𝚝𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚊𝚛𝚞 𝚋𝚎𝚔𝚎𝚛𝚓𝚊 𝚍𝚒 𝚜𝚎𝚋𝚞𝚊𝚑 𝚕𝚊𝚋𝚘𝚕𝚊𝚝𝚘𝚛𝚒𝚞𝚖 𝚋𝚎𝚛𝚗𝚊𝚖𝚊 𝙻𝚊𝚋𝚘𝚕𝚊𝚝𝚘𝚛𝚒𝚞𝚖 𝙲ʀѳ𝚠, 𝚈𝚞𝚞𝚔𝚒𝚘 𝚝𝚎𝚛𝚝𝚊𝚛𝚒𝚔 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚋𝚎𝚔𝚎�...