Natsune Hiro POV
Phoenix, adalah sebuah makhluk tidak nyata yang menggambarkan seekor burung dengan api di sekeliling tubuh nya.
Phoenix merupakan makhluk yang tidak nyata, makhluk yang tidak nyata tentu saja tidak bisa di ciptakan karena tidak ada sample dna nya, namun kenapa Hibura dapat memiliki DNA Phoenix.
"Apa kau terkejut dengan yang kau lihat kak" Tanya Hibura pada ku sambil mengeratkan pelukan nya, "Ya, aku terkejut, apa yang mereka masukan ke dalam tubuh mu Hibura?" Aku membalas pelukan Hibura sambil menenggelamkan wajah ku di bahu nya.
"Aku tidak ingin mengganggu kalian, tapi seperti nya tempat ini tidak aman lagi," Kuroo berbicara. Aku melepas pelukan ku, dan seperti nya Hibura tidak menyukai hal itu, aku mencoba melepas pelukan Hibura sepihak, dan itu selalu di benci oleh Hibura sejak kecil.
"Hibura, bisa kau lepaskan aku?" Aku bertanya dengan sedikit nada takut, Hibura yang sedang marah sangat menyeramkan. "Tidak."Jawab Hibura singkat, aku hanya bisa diam saja, karena berdebat dengan Hibura pun hanya menhabisakan waktu.
"Ya, sebaik nya kita pergi dari sini, bersiap-siap lah" Aku mencoba melepaskan pelukan Hibura dengan perlahan, tapi Hibura malah makin mengeratkan pelukan nya, "Lepaskan, kita harus siap-siap" Aku mencoba membujuknya, "Tidak, aku tidak mau" Jawab Hibura dengan nada dingin nya.
"Ya, setidak nya jangan memeluku terlalu kuat" Aku sedikit berusaha melonggarkan pelukannya, "Baiklah." Jawab nya masih dengan nada dingin.
"Kami sudah siap, ayo berangkat" Suara Nishinoya terdengar semangat, "Jika kau lupa kita masih harus menunggu beberapa orang lagi Noya" Daichi menimpali.
"Daichi-san benar, kita masih harus menunggu Hinata, yamaguchi dan Kiyoko-san" Tanaka menyahuti dari ujung ruangan, "Ah, kau benar Ryuu" Nishinoya menghampiri Tanaka dan duduk diam di sebelah nya.
"Kami Pulang~" ucap kedua orang yang dari tadi kami tunggu, Di belakang nya terdapat Kiyoko-san dengan pandangan datar nya seperti biasa. "Biar kan mereka istirahat sebentar, setelah itu kita baru berangkat" aku berucap sambil Menenggelamkan Kepala ku pada Hibura yang sedari tadi diam.
"Kak, ada tiga orang lain yang ada di depan" Bisik Hibura, "Tenang saja, itu para rubah" Aku membalas bisikan nya sambil mengeratkan pelukan ku.
"Kenapa kalian tidak masuk saja?" Kata Bokuto-san dengan nada dingin nya, sudah lama aku tidak mendengar suara nya yang sedingin itu.
"Maafkan kami, aku sudah ingin masuk tapi di tahan oleh mereka berdua" Ucap seorang pemuda dengan tubuh yang sedikit lebih pendek dari dua orang lain nya.
Aku masih saja menenggelamkan kepala ku pada pundak Hibura tanpa mempedulikan hal lain nya. Bahkan aku tidak sadar bahwa mataku mulai mengeluarkan darah, dan aku yakin bahwa yang lain nya juga tidak sadar.
Darah yang mengalir dari mata ku mulai mengeras seperti kristal dan mulai melayang-layang di sekitarku dan Hibura. Ya, aku bisa mengendalikan darah, bahkan di saat aku tidak ingin mengendalikan nya. Hibura dengan cepat memegang bahu ku dan sedikit mendorong ku menjauh, Darah yang mengalir dari mata ku semakin deras. Kristal-kristal yang terbuat dari darah ku mulai membentuk sepasang sayap di punggung ku.
Dan aku juga baru sadar bahwa di kepalaku telah terdapat dua buah tanduk yang juga terbuat dari kristal darah. Aku sendiri belum terlalu bisa mengendalikan kekuatan ku, dan jika kekuatan ku mengamuk seperti ini itu arti nya 'DIA' sudah dekat dari tempat ini.
"Kita pergi dari sini sekarag juga"
TBC
Note : Enakan di unpublikasi apa lanjutin aja?
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕄𝕦𝕥𝕒𝕟 • 𝐇𝐚𝐢𝐤𝐲𝐮𝐮
Fantasy𝙽𝚒𝚜𝚗𝚒𝚍𝚊 𝚈𝚞𝚞𝚔𝚒𝚘 𝚖𝚎𝚛𝚞𝚙𝚊𝚔𝚊𝚗 𝚜𝚎𝚘𝚛𝚊𝚗𝚐 𝚠𝚊𝚗𝚒𝚝𝚊 𝚢𝚊𝚗𝚐 𝚋𝚊𝚛𝚞 𝚋𝚎𝚔𝚎𝚛𝚓𝚊 𝚍𝚒 𝚜𝚎𝚋𝚞𝚊𝚑 𝚕𝚊𝚋𝚘𝚕𝚊𝚝𝚘𝚛𝚒𝚞𝚖 𝚋𝚎𝚛𝚗𝚊𝚖𝚊 𝙻𝚊𝚋𝚘𝚕𝚊𝚝𝚘𝚛𝚒𝚞𝚖 𝙲ʀѳ𝚠, 𝚈𝚞𝚞𝚔𝚒𝚘 𝚝𝚎𝚛𝚝𝚊𝚛𝚒𝚔 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚋𝚎𝚔𝚎�...