Dear readers,Bahasan KOLASE kali ini adalah soal promosi di Wattpad. Yep, saya pengen ngomongin sesuatu yang dianggap banyak penulis—mostly newbie—sebagai sebuah kewajaran. Saya nggak bermaksud menghakimi, tapi saya pengen ngasih opini saya tentang fenomena yang sepertinya masih akan terus terjadi di Wattpad ini.
Beberapa minggu lalu, sesama teman penulis Wattpad mengunggah screenshot di akun Facebook setelah seorang penulis baru meninggalkan pesan pada beranda Wattpad-nya. Penulis baru itu meminta teman ini untuk memberikan saran dan kritik. Saya nggak tanya apakah teman ini akhirnya memberikan saran dan kritiknya, tapi dari foto yang dia unggah, penulis itu sepertinya masih baru dalam hal tulis-menulis hingga banyak terdapat kesalahan. Saya nggak ikut berkomentar karena dari beberapa komentar, ada yang menyalahkannya dengan mengunggahnya di Facebook, tapi ada juga yang paham dengan keputusannya.
Kemarin, saya mengalami hal serupa. Jika dulu saya ngerasa keganggu banget, udah cukup lama saya bersikap nggak acuh. Tiap kali ada yang mengirimi saya pesan dengan link cerita yang ditulis sang pengirim atau menuliskan di beranda Wattpad, saya langsung hapus tanpa ada keinginan untuk mengecek terlebih dahulu. Bukan bermaksud bersikap sombong, tapi saya nggak punya keinginan buat membacanya. Jangankan yang dipromosikan seperti itu, tulisan dari yang saya follow aja saya nggak sempet baca. Saya pernah mengomentari cerita seseorang, tapi reaksi yang saya dapatkan (meski penulis itu tidak mengungkapkannya secara langsung di depan saya) justru dia merasa dihakimi dengan komentar saya. Sejak saat itu, saya paling anti jika diminta mengomentari cerita, kecuali yang meminta itu adalah teman-teman yang memang udah kenal saya cukup baik dan tahu, saya bisa cukup brutal jika diminta buat mengomentari cerita.
Sejak saya mulai gabung di gay forum 7 tahun lalu dan mulai mengunggah cerita, saya nggak pernah yang namanya promosi ke siapa pun, apalagi sampai meninggalkan status di wall orang lain. Begitu juga waktu saya mulai pakai Wattpad. Saya nggak kenal siapa pun di Wattpad, nggak ada temen yang promosiin cerita saya, dan saya pun nggak mau woro-woro dengan mengotori beranda orang lain. Apalagi saya jaraaaaang banget baca cerita di Wattpad dan ninggalin komentar. Bisa dibilang, saya mulai dari nol. Jumlah follower saya yang nggak nyampe 5000 ini pun udah saya anggep sebagai pencapaian yang bagus, mengingat tulisan saya yang jauh dari kata bagus dan nggak sepopuler cerita bertema gay lainnya—termasuk nggak adanya adegan seks dalam cerita saya yang mungkin jadi faktor. Makanya saya ngerasa bersyukur setiap kali ada yang ngasih votes, komentar, atau follow, karena buat saya, itu berarti banget. Dari dulu, prinsip saya sih, let the work do the talking. Saya percaya, tanpa saya harus mengotori beranda orang lain, cerita saya akan menemukan pembacanya. Bukan bersikap sombong dengan bilang cerita saya bagus, tapi follower saya yang 4600 sekian ini follow saya dan baca cerita saya karena mereka nemuin sesuatu dalam tulisan saya dan bukan karena saya promosi ke mana-mana.
Penulis-penulis yang sepertinya baru meletek ini, menganggap bahwa merusuhi beranda orang lain adalah cara paling instan buat orang lain baca cerita mereka. Saya pengen banget bilang, “Dek, percayalah, kalau tulisan kamu bagus, orang akan dateng sendiri ke lapak kamu tanpa harus kamu promosi,” karena jujur, saya ngerasa perilaku semacam ini dianggap lumrah dan wajar. Well, to tell you the truth, this behavior is annoying. Saya nggak tahu apakah ini millennial thingy, tapi saya kok ngerasa anak-anak muda sekarang terobsesi dengan jumlah follower (nggak cuma di Wattpad, tapi juga di IG atau Twitter) ya? Dan demi mendapatkan sebanyak mungkin follower, mereka ngelakuin hal kayak gini. Saya tahu, tanggapan penulis lain mungkin beda, tapi saya salah satu yang sangat nggak setuju dengan cara begini. Buat saya, mengotori beranda orang untuk promosi itu disrespectful.
Mungkin karena saya nganggep nulis sebagai bagian nggak terpisahkan dari hidup, saya nggak begitu ngotot buat nambah follower. As long as I can be true to myself through my story, then that should be enough. Nggak pengenkah saya punya puluhan ribu follower? Tentu aja pengen, biar tiap saya nerbitin buku yang beli banyak, LOL. Saya pun kadang ngerasa iri dengan mereka yang follower-nya banyak, terutama yang ceritanya … yah, begitu aja. Ada keegoisan dan kesombongan dalam diri saya yang bilang bahwa saya sedikit lebih baik dari mereka. Follower bagi saya penting dalam artian untuk memberi masukan, kritik, dan saran, bukan sebagai alat untuk pamer bahwa saya punya sekian puluh ribu follower. Saya jauh lebih seneng follower saya dikit tapi saya bisa nulis apa aja tanpa harus mikirin gimana pendapat follower saya misal saya nulis sesuatu yang beda. I pride my idealism higher than my followers.
Mereka yang ingin punya follower banyak itu, apakah mereka menulis karena pengen terkenal dan menganggap Wattpad sebagai jalur instan? Saya nggak tahu. Nggak ada yang salah dengan tujuan mereka karena tujuan orang menulis beda-beda. Cuma saya berpendapat, misalkan mereka nulis karena ingin dapet follower banyak dan pengen terkenal, lalu setelah follower mereka banyak dan keinginan itu tercapai, apa jadinya jika follower mereka berkurang? Apakah semangat menulis mereka masih sama ketika follower-nya masih banyak? Karena selama ini, mereka nulis demi menyenangkan follower, demi mengikuti keinginan pembaca-pembaca mereka. In a way, tulisan mereka jadi disetir oleh orang lain. Saya jelas nggak bisa dan nggak mau seperti itu. Satu-satunya yang perlu saya senengin adalah diri sendiri. Mungkin karena alasan tersebut, saya bersikap sangat protektif dan egois dengan tulisan saya karena saya nggak mau didikte oleh apa yang pembaca saya mau, saya nggak mau bikin happy ending cuma karena pembaca saya pengen ceritanya berakhir seperti itu. Buat yang udah baca semua cerita saya pasti tahu ini.
Yang jelas, nggak semua penulis seperti itu. Saya kenal beberapa penulis yang follower-nya puluhan ribu dan tulisan mereka jauh dari kata seadanya. Mereka serius menggarap tulisan, dan cerita-cerita mereka pun bagus, jadi jumla follower mereka yang puluan ribu itu sangat pantas.
Buat penulis pemula yang masih suka promosi di lapak orang lain, saya cuma bisa bilang bahwa tindakan seperti itu tidak sopan. Istilahnya mereka dateng ke rumah, tapi bukan buat berkunjung melainkan mau nempelin promosi di tembok rumah. Saya nganggepnya seperti itu. Mereka pun sepertinya nggak repot-repot buat baca profil saya yang jelas-jelas bilang nggak usah ngasih rekomendasi dan sebagainya. Saya sering banget dapet pesan di inbox yang sama sekali nggak nyebut nama saya, cuma ngasih link gitu aja. Buat saya, itu kasar dan nggak sopan. Saya sebisa mungkin addressing someone yang saya ajak komunikasi sekalipun saya nggak kenal. Kalau saya tahu namanya, pasti saya sebut dengan tambahan Mbak/Mas karena bagi saya, nyebutin nama orang yang jelas-jelas keliatan di profil itu keharusan. Itu bagian dari sopan-santun. Gimana pembaca mau baca ceritanya, kalau nyuruh orang baca aja males nyebutin nama? Ini hal kecil, tapi buat saya sangat krusial. Saya nggak tahu apakah karena komunikasi Wattpad ini melalui dunia maya sampai menganggap sopan-santun udah nggak penting lagi atau memang ada sebagian dari generasi sekarang yang menganggap hal seperti itu nggak penting. Quoting Kingsman, manner maketh the men, hahahaha. Meski di dunia maya, saya sebisa mungkin tetep berusaha bersikap sopan sama siapa pun.
Pengen rasanya setiap saya dapet promosi seperti itu, nyeramahin mereka panjang lebar soal tata krama. Tapi saya pun sadar, ceramah saya mungkin disalahartikan dan mungkin bisa berubah jadi drama. Saya nggak mau bikin drama di Wattpad (atau di mana pun) apalagi sama orang yang nggak saya kenal secara personal. Tapi, lain kali saya pasti akan tegur. Pernah ada satu kali yang promosi seperti itu, saya tegur, kemudian dia hapus komentarnya. Saya sih masa bodo mau dianggap seperti apa, tapi saya pengen mereka fokus buat nulis cerita yang bagus daripada ngejar follower. Mau ngejar follower seperti apa, kalau tulisannya memang (maaf) belum layak baca, tetep nggak akan ada yang baca. Jadi lebih baik fokus ke nulis lebih dulu.
Anyway, saya nggak bermaksud nuduh siapa-siapa ya kalau ada yang kesinggung? Ini berdasarkan pengalaman saya aja yang udah 3 tahun di Wattpad dan sering dapet begituan. Dulu saya bisa gondok banget, tapi sekarang, saya milih buat langsung hapus aja. Nggak penting buat saya peduliin. Tapi siapa pun yang mungkin baca ini dan berniat buat ngelakuin hal serupa, please don’t. Kalau memang mau minta saran, lakukan dengan sopan. Kirim pesan secara personal, sebut nama orang yang pengen kalian mintain tolong, dan jangan lupa, tanya lebih dulu apakah mereka punya waktu. Mungkin kedengeran nggak praktis, tapi buat saya, itu nunjukkin seseorang punya niat dan berusaha. Kalau cara nyamperinnya udah baik, yakin deh, tanggapannya pasti baik juga.
Itu aja yang pengen saya bahas di KOLASE kali ini. Semoga nggak ada yang kesinggung, dan pada sadar bahwa promosi kayak gitu itu nggak sopan. Usahakan buat ngebiarin karya kalian yang bicara. Believe me, a good story will always attract readers, even if you don’t do anything.
Have a great week ahead, people!
Shimbalaiê,
Abi
KAMU SEDANG MEMBACA
KOLASE
RandomKolase merupakan kumpulan opini-opini akan berbagai isu yang menurut saya, Abiyasha, menarik untuk dibahas. Opini, tentu saja bersifat subjektif, dan Kolase pun tidak akan jauh berbeda. Isu-isu yang dibahas di Kolase tidak akan terbatas pada LGBTQ s...