Bagian 5

868 56 0
                                    


Naruto menurunkan kakinya dari kepala Haku yang sudah tak karuan lagi bentuknya saking banyak darah yang keluar dari lubang di jidat gadis kecil... atau hantu kecil tersebut, bau anyir serta bau layaknya susu basi bercampur menjadi satu, ingin sekali ku muntahkan isi perutku,namun percuma, tak ada yang keluar, aku hanya menutup hidung rapat-rapat.

Naruto berjalan ke arah kami, Karena jarak kami sekitar 8 meter jauhnya, namun tak lagi terseyum, bisa ku lihat kedua mata shappirnya menatap lurus kepadaku, tanpa senyum yang biasa ia tampakkan sampai gigi giginya yang rapi terlihat jelas, tiga garis di wajahnya yang sudah ia dapat sejak kecil itu tampak beku, menampakkan wajahnya yang bisa di bilang tampan, ya.... memang ku akui, teman temanku memiliki wajah yang hm.... pokoknya yang membuat wanita-wanita di SMA Gakuen mesem-mesem kalau berpapasan.

Semakin dekat dan semakin dekat jarak Naruto dengan kami, lalu ia berhenti tebat di depan aku, Ino dan Sai,tersenyum lagi seperti biasanya.

Ku tunggu ia untuk bicara seperti biasanya, namun ia tetap bungkam, hanya tersenyum, layaknya Ino, kemana sifat bawel mereka?

kalau Sai sih aku tak bertanya tanya lagi.

"Kenapa Naruto baka,kau diam saja,kau tidak ingin menanyakan kabarku karena baru keluar saja keluar dari sekarata?" Ku taruh kedua tanganku di pinggang, seperti layaknya aku jika ingin memarahi si Baka ini.

Ku tunggu reaksinya, namun ia hanya menggeleng, dan tertawa kecil.

Ah aku sudah muak dengan mainan mereka, sangat tidak lucu, aku tidak suka mereka jadi seperti orang lain saja.

Jika di sebuah anime kesukaan Naruto,atau seperti layaknya gambar-gambar si pucat, mungkin di jidatku sekarang sudah muncul rempatan.

Kukepal tanganku erat-erat,aku marah,tapi aku ingin menangis "Ah...... kalian ini kenapa sih?bercandaan kalian tidak lucu sama sekali,antar aku pulang SEKARANG!!." Tuntutku yang mulai merasa panas di area wajah.

"Tunggu sebentar lagi Sakura-chan."

Ku lihat Naruto menatap ku dengan lembut, jika sudah begitu, si konyol baka jadi membuatku tambah sayang kepadanya, itu jujur dari lubuk hati terdalam.

Setelah itu, aku merasa seseorang memelukku, ia adalah Ino, ia mendekapku sama lembutnya seperti tatapan Naruto, sedangkan Sai mengacak rambutku. Benar-benar aneh, aku merasa sangat di manja sekarang.

"Hufh..... sudahlah hentikan,hentikan sandiwara kecil ini, dan jangan perlakukan aku layak anak kecil."

Walau aku bilang begitu, namun tetap saja aku diam dan membiarkan mereka memelukku.

Dapat ku lihat Naruto kembali berjalan mendekati kami, tau lebih tepatnya dia berlajan ke belakangku, mau kenapa dia?

Mataku mengikut kemana ia pergi, namun aku masih manusia jadi kepala tidak bisa memutar 180 derajat.

Akupun yang tidak mengerti Naruto akan melakukan apapun akhirnya bungkam, bisa ku rasakan Naruto menutup kedua mataku dengan lengannya yang kekar namun halus, he..... aku baru sadar tangannya bisa sehalus ini, walau ku tau tangan ini yang tidak pernah kasar kepada kami terutama sahabat perempuannya.

"He..... Naruto, kau mau ngapain, pake tutup mataku segala, aku tidak bisa lihat jalan didepan."

"Sengaja." Sahutnya singkat.

Namun bukan memperbaik suasana saat mataku ini terpejam, aku malah berbayang-bayang wajah gadis kecil bernama Haku yang menyeramkan. Dan seketika tubuhku melemas.

Wushh......... kresek... kresek...

Lagi-lagi angin dengan kencang menerpa hutan ini. Membuatku tambah mengigil. Ku arahkan tangan memegang tangan Naruto yang masih berada di depan kelopak mataku.

KOMA✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang