Judul : Koma
Karya : Hyuga HinataAku terbangun di sebuah kasur empuk dengan jendela yang terbuka ,angin sepoi- sepoi meniup rambutku yang,ku tatap jendela , tampak langit sore hari,orange bercampur biru tua , suasana di tengah tengah terang dan gelap.Aku sampai lupa seberapa lama aku tertidur, tidak ada yang menemaniku disini, nyawaku belum terkumpul sempurna sepertinya,aku melihat sekeliling serba putih ,dan di penuhi alat medis , oh..... aku dirumah sakit.Seketika aku ingat mereka,teman- temanku,bagaimana keadaan mereka,aku harus memastikannya.Ku copot impus
yang menempel di tanganku.
Lorong ini sangat sepi tidak ada orang sama sekali yang kutemui,kemana perginya
para suster dan pegawai rumah sakit ini.Semakin gelap dan semakin gelap ku terusuri lorong yang seperti taka da habisnya ini.Tidak ada manusia , harusnya aku takut,namun perasaanku seperti melayang sekarang. Aku berhenti ,lebih baik aku pulang kerumah saja,ku cari pintu keluar,dan tidak
sulit untuk kini aku sudah berada di luar rumah sakit itu.Baru saja aku ingin pergi,aku melihatnya berdiri disana,orang yang amat ku kenal,ia tampak baik baik saja,rambut panjangnya tertiup angin malam,dan dia tersenyum kepadaku,mungkin aku terlalu lama tertidur di rumah sakit ini,sehingga tidak tau kalau mereka sudah keluar dari rumah sakit ini , sebegitu parahkah keadaan
ku.Tapi aku bersyukur setidaknya mereka tidak apa-apa.Dia tidak bicara dan hanya tersenyum menggapai lenganku,lalu Dini menuntunku entah kemana kami akan pergi."kita mau kemana din ? pulang aja yu , lalu keadaan yang lain bagaimana ?"tanyaku,namun ia hanya tersenyum dan menggleng,aku bingung,sebenarnya Dini ini kenapasih. Kami terus berjalan,tidak tau akan kemana,ini sudah malam,tapi sangat ramai,banyak sekali orang orang dengan pakaian lusuh menatap kami heran dan
seakan akan ingin mendekat,aku sebenarnya ada di kota macam apa ini,ku kira kota ini dekat dengan rumah ku,dan banyak sekali pengemis berkeliaran pada malam hari. Kami sampai disebuah kafe,lalu dini menarikku untuk masuk kedalamnya,di sana ada laki laki duduk sendiri dengan berpangku tangan,ia adalah Rei,dia juga tampak
baik baik saja,aku jadi sedikit lega.Ku edarkan pandangan ke sekeliling,Kafe ini sepi sekali,hanya ada Rei dan beberapa orang yang berada di pojok kafe,berdiri menatap kami dengan dingin,kenapa sih,oh iya mungkin itu pelayan yang sedang ingin mengusir kami karena kafe ingin tutup sedangkan Rei masih berada disana
dan tiba tiba kami datang.''Rei " ku panggil ia,lalu ia mendekat dan mengusap pangkal kepalaku,seperti biasa jika aku ingin pergi pergi tanpa mereka.Rei berjalan terlebih dahulu ke arah
pintu,hei aku baru keluar dari rumah sakit,kenapa marah di ajak jalan jalan.
Saat Rei membuka pintu kafe,aku amat kaget,kota yang ku lihat berubah menjadi hutan,sangat gelap,mataku perlu penyesuaikan hingga akhirnya dapat melihat
pohon pohon besar serta semak semak belukar yang mengelilingi kami,dan kafe yang kami pijak barusan,hilang begitu saja.Rei dan Dini mengajak ku untuk berjalan di jalan setapak seperti jalan untuk para pendaki. '' HIHIHIHI'',betapa kagetnya aku,aku menggennggam kedua telapak tangan sahabatku dengan erat,"su.. suara apa itu,Din Rei,aku takut , ini dimana?".Mereka
tidak menjawab,mereka bertampang serius dan mengedarkan pandangan kesegala penjuru arah,tambah membuatku mengeratkan peganganku. "Hihihihihi,naik naik kepuncak gunung tinggi tinggi sekali,kiri kanan kulihat saja banyak batu batuan,ayah bunda pada kemana,aku ditinggal di sanaaa
hihihihi".Sesosok anak kecil keluar dari semak semak dengan topi yang ia pegang,manis sekali,lebih tepatnya imut."kakak kakak,, main yuk gak usah pulang temenin aku disini,sama kakak kakak itu".Anak itu menunjuk Rei dan Dini satu persatu."HAH? ASTAGA REI jangan kasar sama anak kecil."belum juga aku mencerna perkataan anak itu,Rei sudah menendangnya smpai anak itu terjungkal jauh.
"KAKAK JAHAT , KAKAK JAHAT , KAKAK JAHAT , huhuhuhuhuhu , mama papa jahat , KAKAK JAHAT ''.Anak itu melotot sampai darah keluar dari kelopak matanya,lalu darah mengucur dari jidaknya yang tampak pecah,kenapa ia bisa jadi seperti itu,padahal Rei tidak melakukan apapun pada jidatnya,anak itu kini tidak imut lagi,ia berlari kearah kami,aku menutup mataku ,astaga astaga apa yang ku lihat.
"KAKAK JAHAT , AKU BENCI , SEMUA NINGGALIN ICHA DI SANA , KAKAK JAHAT MUKUL
ICHA HUHUHUHU".Aku membuka mata,di depan ku anak kecil itu sudah tergeletak dengan Tio yang meninjak kepalanya,asataga itu Tio,astaga Tio menginjak kepalanya,ku lihat wajah
anak itu tambah mengeluarkan darah,anak itu menangis dan merancau tidak jelas sampai melemah dan pingsan seperinya.Oh tuhan... aku sebenarnya dimana,kenapa ada hal yang sangat mengerikan begini."kita dimana sih yaampun,aku mau pulang,". Tio menghampiri ku,atau lebih tepatnya dia berlajan ke belakangku dan menutup kedua mataku dengan lengannya yang kekar namun halus,yang tidak pernah kasar
kepada kami terutama teman perempuannya.Lalu Dini berbisik,"kamu aman bersama kami,",Dini berbicara dengan nada sangat rendah,tapi membuatku tenang.Lalu kami berjalan beberapa langkah lalu Tio membuka tangannya dari kedua mataku,dan saat ku membuka mata,sudah ada lentera-lentera yang menerangi sepanjang jalan yang akan kami lalui,ah indah,aku merasa bahwa mereka ingin memberiku hadiah atas kesaaranku,tapi kemana Amel dan Rio ya.Mungkin mereka masih masa pemulihan,aku sedikit kecewa mereka tidak ada,ku kucak mataku yang sedikit berair,namun saat ku buka mata lagi,sudah ada Amel di depan kami,tersenyum dan memelukku,"kamu akan kembali'',Ia
memelukku erat dan nada bicara sama rendahnya dengan Dini.Lalu ia memberiku sebatang Dandelion,kado dari Amel untukku.Kami pun berjalan lagi menyelesuri lentera ditengah hutan ini.Kami pun pergi beramai-ramai,saat saat seperti ini aku jadi ingat rencana jalan- jalan.Ah.... seketika aku ingat,kecelakaan kami untuk menuju tempat yang belum sempat kami kunjungi,sebuah tebing dipinggir lautan,aku merasa seperti kami
menuntaskan perjalanan yang belum sempat kami selesaikan.Tubuhku
begetar,mengingat kejadian itu,ku tatap satu persatu sahabatku,muka mereka tampak tenang .Tak ada satupun yang cemas,Amel dan Dini menatapku,lalu tersenyum, tidak bicara,hanya tersenyum,tapi aku merasa gundah akan senyum mereka,aku tidak taulah,rasa ini bercampur aduk sehingga susah untuk ku jelaskan.Yang ku pikir , ini adalah kejutan dari mereka untukku.Sepanjang jalan,banyak sekali asap asap yang berlalu lalang,mungkin ini adalah hutan,sehingga banyak sekali makhluk aneh.Mereka berhenti,ku pandang dimana lentera sudah tidak ada lagi,ku lihat hamparan langit biru tua,sepertinya kami berada di ujung hutan,aku merasa penasaran akan apa yang kami dapat lihat setelah kami keluar dari hutan ini,aku berjalan terlebih
dahulu , meninggalkan mereka,ku picingkan mata ku lihat disana ada laki laki yang berdiri,ah salah,ternyata ia duduk di pinggir tebing,ia adalah Satya,sahabatku
tersayang,haha maksudku orang yang ku cinta secara diam diam,dan rasa ini belum tersampaikan sampai sekarang.''SATYA hati hati nanti jatuh loh.'', tapi Satya tidak menengok.Ku tunggu teman-teman ku yang,namun tak datang-datang,ku tengok kebelakang untuk melihat mereka,namun mereka belum terlihat,huh lama sekali sih mereka.
ku kembali menatap Satya ia mengulurkan tangan , aku mendekatinya lalu ku raih
tangannya,tangannya yang lain menunjuk ke bawah,"indahkan?," tanyanya lalu ku lihat benar sekali indah,deburan ombak menghantam tebing yang kami pijak,iya
benar indah, "ah....indah sekali,seperti mimpi kita berada disini setelah....",aku berhenti sejenak sebelum melanjutkan perkataaanku,"padahal hari itu kita gagal,"."kesana pasti lebih enak daripada disini,percaya." Aku bingung,"kamu pulang ya,jaga diri," kata itu keluar dari mulut Rei,aku menjadi semakin bingung.Dan Hei sejak kapan mereka berada di belakang aku dan Satya."jaga diri." Kata Dini dan
Amel.Apasih aku tidak menger... deg.
"arghhh........" Tubuhku melayang jatuh,Satya mendorongku,aku akan jatuh ke bawah,ke laut,apa yang mereka pikirkan,tega sekali mereka melakukan ini kepadaku,apa ini kejutan mereka untukku,ku lihat mereka berdiri di ujung tebing,mereka bermuka datar dan mengeluarkan darah dari kepala maupun anggota tubuh yang lain,hei sejak kapan mereka berdarah.BYURRR
Semua gelap,namun hangat,mengapa laut terasa begitu hangat. Ku buka mata di kasur empuk dengan jendela yang terbuka ,angin sepoi-sepoi meniup rambutku,ku tatap jendela , tampak langit sangat cerah,biru muda dan cahaya hangat masuk membelai kulit ku,ku lihat mama menangis terharu, mama memanggil dokter lalu memelukku.Ku Tanya padanya dimana teman- temanku,namun mma hanya menggeleng dan tambah memelukku dengan erat,aku tak percaya.Tapi kini ku sadar,aku baru bangun dari koma,dengan mereka yang mengantarku pulang ke dunia nyata,ku lihat tanganku,
menggenggam sebatang dandelion,ku peluk mama dengan erat,ikut menangis,aku tak percaya bahwa mereka sudah meninggalkanku, namun terima kasih sahabat sahabatku,telah bersama sampai akhir hayat kalian.Cerita asli dari Koma atau versi pendeknya :
Bintang Malam Hati
-Hatarakimono.
KAMU SEDANG MEMBACA
KOMA✓
FanfictionSakura terbangun dari tidur panjangnya, dan yang ia berada di sebuah rumah sakit yang tak dikenal. Mereka satu-persatu muncul di hadapanku, ku rasa, banyak sekali perubahan di diri mereka, namun apakah mereka benar-benar berubah? Ini adalah cerita...