Matahari menyelusup masuk lewat celah-celah jendela kamar,kelambu senantiasa menggoyangkan gorden yang tak terikat.
Silau yang menghampiri kedua kelopak mata yang senantiasa masih menutup,membuat pemiliknya terusik dan membuka kedua kelopak matanya,menampilkan iris emerland yang memandang langit-langit rumah sakit dengan kosong.
Ia menggeser posisi tubuhnya yang terlentang menjadi miring ke arah hadirnya sinar itu berada,tidak bergerak lagi,ia hanya memandang hamparan awan di luar sana dalam-dalam.
Cukup lama sampai ia merasa bosan,ia lihat meja tempat dimana bunga krisan berada,dan sebuah kliping yang tertata rapi di tempat itu.
Gadis itu akhirnya mengambil posisi duduk dengan senderan di kepala tempat tidur.Tangan lentik pucatnya bergerak untuk mengambil kliping tersebut,Ia baca judul yang tercetak besar dan tebal.
'KOMA'
Ia baca lagi ke pojok bawah kiri lagi.Nama sahabatnya terpampang indah disana.
'Hyuga Hinata'
Wajah gadis itu meredup seketika.Ia membuka lembaran selanjutnya,dan mulai membacanya.
.
.
.
.
.
Sakura berfikir keras setelah membaca cerita yang Hinata buat untuk kedua kalinya.Ceritanya hampir mirip,atau mirip sekali dengan apa yang ia alami di alam mimpi.Walau ada beberapa bagian yang tidak di tulis dan dijelaskan dengan jelas.Ia merasa,apa-apaan ini,hidupnya bagaikan dogeng,atau ia lebih merasa,hidup dia dan teman-teman nya sudah di atur lewat 7 lembar kertas narasi di tangannya.Ia merasa di permainkan.
"Apa apaan ini hahaha,ayolah ini bukan layaknya dunia fantasi." Sakura tertawa menyadari betapa lucu kisahnya.Lalu ia memijat pelipisnya yang berdenyut.
Tok tok tok
Seseorang memgetuk pintu ruangnya lalu disusul suara bariton yang sering ia dengar,"Sakura boleh aku masuk?".
Tanpa mendengar jawaban yang pasti boleh,dua sosok laki-laki dengan postur tubuh tegak,yang kira-kira berumur 24 tahun,kemeja hitam,rambut di kuncir,serta mata tajam onyx mirip Sasuke.Uchiha Itachi.
Yang satunya berumur 19,rambutnya yang panjang di ikat,serta mata besar mirip bulan,sama dengan Hinata.Hyuga Neji.
Laki-laki itu mendekati ranjang Sakura dan duduk di salah satu bangku di sana.Sedangkan yang satu mengganti bunga di vas dengan bunga yang ia bawa.
"Bagaimana keadaamu?hari ini kau bisa pulangkan?" Tanyanya kepada salah satu sahabat adiknya itu.
Sakura tak menjawab dan hanya menatap sendu narasi di tangannya.
"Sakura kau tak boleh begini terus,ikhlaskan mereka." Itachi menepuk bahu Sakura.
Sakura belum menjawab,atau tidak bisa berkata-kata lagi.
Narasi yang ia pegang basah karena tertetesi air mata yang kian deras yang berjatuhan dari kedua matanya yang tak lagi dapat menahan bendungan di hatinya.
Neji menatap Sakura dalam diam,hatinya sama seperti Sakura,karena kehilangan adik sepupu yang bersamanya setiap hati itu sangat sulit,begitupun perasaan Itachi.
"Aku tunggu diluar." Neji tak tahan,akhirnya memutuskan untuk meninggalkan Itachi dan Sakura berdua saja,ia perlu udara segar untuk menghalau airmata seorang laki-laki.
Blam..
Itachi mengelus puncak kepala Sakura dengan sayang."kau harus kuat Sakura,aku janji akan mempertemukan kalian." Kata Itachi dengan pelan.
"Nii-san,aku ingin ke makam mereka,dimana itu?" Kata Sakura menatap mata Itachi dalam-dalam.
Itachi menghela nafas dan memberi tau dimana makan adiknya dan yang lainnya di kuburkan.
"Perlu ku antar?" Tanyanya dengan teliti.
Sakura menghapus air matanya dengan punggung tangan dengan perlahan."tidak aku ingin sendiri saja,aku sudah dapat mengikhlaskan mereka." Ujar Sakura dengan penuh keyakinan.Membuat Itachi mengangguk pasrah,karena ia tau,Sakura adalah perempuan keras kepala.
.
.
.
.
.
Konoha 06 : 38 PMSakura berjalan di trotoar jalan,menggunakan jaket pink,tangannya ia sembunyikan di kantong jaket.Akhirnya ia boleh keluar setelah berdebatan panjang dengan sang Ibu,butuh keyakinan penuh untuk meyakinkan ibunya bahwa kini ia baik-baik saja.
Langkahnya kecil,serta pandangannya yang hanya menatap aspal di bawahnya,pikirannya kabur entah kemana.Langkahnya terhenti,saat melihat anak-anak di depannya.
"Ayo mampir ke toko ku,kaa-san sedang membuat es enak dan masakan enak." Anak kecil pirang berseru semangat di depan teman-temannya.
"Tap..pi sebentar saja ya,nanti otou-sama marah." Balas anak berambut pendek indigo dengan malu-malu.
Seorang anak kecil berambut pink berlari ke depan anak berambut pirang."Woah...... rumah mu yang penuh bunga itu,sugoiiii aku mauuuu."
"YOSHHHHHHH KITA KERUMAH INO." Seru kepala duren dengan semangat,dan mengepal tangannya tinggi-tinggi.
"Sasuke-kun ayooo ikut." Kata sang tuan rumah.
"Iya ayo." Balas anak itu.
"AYOOOOOO."
"Tunggu."
Mereka semua menengok ke arah sumber suara.Dan anak ditatap malah berjalan lebih dulu dan menengok kanan kiri lalu menyuruh teman-temannya menyebrang.
"Jangan lupa menyeberang." Katanya.
"Ohhhhhh....." merekapun siap untuk. menyeberang.
Sakura mengikuti gerak gerik anak itu yang hendak menyeberang,namun mereka lama lama menghilang sampai tak terlihat,saat Sakura lihat,disebrang sana ada toko bunga Yamanaka,rumah dan toko sekaligus yang sering ia kunjungi,tanpa sadar,kakinya berjalan sendiri ke tempat itu.
.
.
.
.
.
Kringggg..."Sumimasen." Saat Sakura masuk,tercium aroma segar bunga bunga,menadangan memanjakan mata,ingin sekali ia memborong bunga-bunga tersebut.
Sakura akhirnya kau datang,pengunjung hari ini banyak sekali,aku sampai-sampai kewalahan.
Sakura tersenyum kecut saat memandang meja kasir.
"Selamat datang." Ujar perempuan paru baya,dengan rambut coklat.
"Baa-san."
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
KOMA✓
FanfictionSakura terbangun dari tidur panjangnya, dan yang ia berada di sebuah rumah sakit yang tak dikenal. Mereka satu-persatu muncul di hadapanku, ku rasa, banyak sekali perubahan di diri mereka, namun apakah mereka benar-benar berubah? Ini adalah cerita...