Part ini sebagai salam pembuka, semoga kalian suka 😘
Klik dulu bintangnya ya hehe
*****Kepintaran, kekuasaan, kehormatan semua dia miliki sebagai putra tunggal keluarga Walton. Memiliki lima kawan yang juga hampir memiliki apa yang dia miliki, tapi tidak! Seorang steve Walton tidak terkalahkan.
Wajah yang sempurna di sesuaikan dengan ketenaran dia di sekolah mewah yang hanya bisa di masuki oleh orang-orang tertentu siapapun yang bisa masuk kedalam sekolah itu adalah keberuntungan satu dari seribu orang.
Adam's school adalah sekolah yang didirikan oleh lelaki yang kini berusia 75 lima tahun bernama Johnson adam kakek dari seorang anak bernama STEVE WALTON.
*
*
*
*
*Dasi sudah terpasang di tempatnya tinggal menambahkan jas berwarna hitam sebagai sentuhan akhir hingga penampilannya kini terlihat memukau. Rambut tidak perlu di di tata, sengaja di buat acak-acakan tapi tetap memiliki kesan mengagumkan.
Bibirnya terangkat naik ketika melihat penampilannya di cermin besar di depannya ini.
"Perfect"
Lelaki itu turun di ruang makan dimana keluarganya sudah berkumpul menikmati makanan paginya.
"Morning mom, dad" sapa steve kemudian menarik salah satu kursi kosong di meja makan yang panjang itu.
"Sudah siap memulai harimu Honey" Alyssa- ibu steve, memberikan segelas susu putih di depan putranya.
"Tentu saja" jawab steve, steve menoleh kearah William walton- ayahnya, rupanya lelaki itu masih bersantai dengan Koran paginya tidak pergi terburu-buru seperti biasanya sebelum pergi ke kantor.
Steve meminum susu yang di berikan Alyssa tadi "Aku berangkat mom" di ciumnya pipi Alyssa yang sedang mengolesi selai di atas rotinya.
Alyssa tersenyum.
"Berhati hatilah" seru Alyssa.
Steve turun ke teras yang sudah ada supir beserta mobil mewah yang akan mengantarnya. Tanpa di perintah supirnya membukakan pintu untuk steve, steve hanya tinggal masuk dan mobil akan bergerak mengantarkan dirinya ke sekolah.
Gerbang besar nan tinggi berlogo AS terbuka membiarkan mobil steve masuk ke sekolah Adam's school, sekolah elit milik kakek nya.
Banyak yang melirik steve saat lelaki itu menginjakkan kaki turun dari kendaraan pribadi kemudian memperbaiki penampilan sedikit.
Steve menaiki tangga satu persatu menuju lift khusus untuknya menuju kelas yang berada di lantai tiga.
Setelah lift terbuka suara Victor langsung menyapanya.
"Steve my bro"
Steve hanya tersenyum tipis menanggapi seruan salah satu sahabatnya ini.
"Kau tidak bersama alex?" Tanya steve sembari melangkah menuju kelas, victor di sampingnya menggeleng.