Playlist: Zarra larsson - symphony
*****
Pakaian santai sudah steve pakai bahkan tidak peduli di luar cuaca sedang dingin. Olivia dari belakang menyampirkan mantel di bahu steve.“setidaknya tubuhmu harus selalu hangat saat kau akan keluar di cuaca seperti ini”
Steve menyentuh tangan Olivia sebelum dirinya berbalik menatap gadis di depannya ini dengan tatapan yang begitu dalam, Olivia yang tak tau arti dari tatapan steve hanya membalas dengan tersenyum lembut.
“Bagaimana bisa kau masuk ke kamarku?” Tanya steve.
“Tentu saja melewati pintu” kekeh Olivia sembari menunjuk kearah pintu.
Bukan itu yang steve maksud, tentu saja lewat pintu steve tau hanya saja apa alasan Olivia masuk ke kamarnya bahkan tanpa canggung persis dua tahun yang lalu.
Steve menarik pinggang Olivia wajahnya semakin di dekatkan hampir menyentuh kulit wajah Olivia namun gadis itu melepaskan diri untuk mengambil sesuatu sehingga steve hanya bisa mebuang nafas pasrah.
Olivia kembali dengan kaos tangan yang dia pakaikan langsung di kedua tangan steve.
“Tanganmu juga harus hangat jangan sampai kau kedinginan”
Semua yang di miliki olivia steve suka tapi apakah gadis itu juga memiliki perasaan lebih? Steve harap begitu.
Setelah selesai memperbaki tampilan steve Olivia menatap wajah steve kemudian mengerjapkan sebelah mata, steve memalingkan wajah lalu tersenyum.
“aku tidak tau dari mana kau tau aku akan keluar”
“Tuan john yang mengatakannya” sela Olivia sembari berjongkok mengambil syal yang terjatuh.
“Kau tidak ingin ikut bersamaku”
“Ku rasa untuk kali ini tidak aku akan kembali pusat newyork nanti siang karna ibuku sedang sakit”
Steve terdiam lalu melepaskan kaos tangan yang sudah Olivia pakaikan.
“Kenapa kau melepasnya kau akan kedinginan nanti”
Steve mencegah tangan Olivia yang akan memasang kaos tangannya kembali.
“Aku membatalkan acara pergiku aku akan mengantarmu ke pusat new York”
“Tidak steve aku akan pergi sendiri percayalah aku akan baik baik saja kau tak perlu khawatir”
Mata steve tak berhenti memperhatikan gerakan Olivia sebelum tangan lelaki itu menahan kedua bahu Olivia.
“Kau ingat dulu kau juga pernah mengatakan akan baik-baik saja tapi kau pulang dengan luka memar di kepalamu dan aku tidak ingin hal itu terulang lagi”
Entahlah tapi mengingat kejadian yang sudah berlalu yang di alami Olivia itu membuat steve merasa ingin selalu dekat tapi seperti biasa Olivia akan menolak dan kali ini steve tidak akan membiarkannya.
Olivia menghela nafas berat “Baiklah-baklah tuan pemaksa kau boleh mengantarku”
Pegangan tangan steve di bahu Olivia terlepas lalu bibirnya mengulas sebuah senyuman.“Kau senang sekarang?”
“Tentu saja” steve menarik Olivia kedalam pelukannya, Olivia membalas pelukan steve sebelum pintu kamar steve terbuka.