TPC BAB |3|

188 27 0
                                    

Soundtrack :
maggie lindemann - Obsessed

***
73 tahun kemerdekaan RI
**

Ada yang nungguin??
Ku rasa tidak!😓

Hai ketemu dengan aku si ratu abal-abal  dari negri antah berantah

(Cium jauh untuk para reader😅)

Udah salam salamnya sekarang silahkan membaca
Jangan lupa pencet bintangnya dulu 😉😉

****
“Apa! Bagaimana bisa kau membiarkan mobil kesayanganmu menjadi taruhannya” seru zedd setelah mendengar cerita dari victor atas kekalahannya semalam dengan froy.

Ke empat lelaki itu terkejut termasuk steve.

“Jadi apa yang akan kau lakukan untuk mengambil kembali mobil itu?” Tanya nico, victor menghela nafas.

“Aku akan mendapatkan mobilku kembali jika aku berhasil mengalahkannya di arena”

“Lalu apa keputusanmu?” sela steve.

“Aku juga tidak tau karna tidak mungkin aku menggunakan mobil baru jika tidak ingin berakhir dengan hukuman dari ayahku”

“Ah iya, ayahmu memang orang yang tegas aku hampir melupakan bagian itu. Tapi bagaimana jika dia tau kalau mobilmu sudah bukan milikmu lagi?”

“Dia akan menghukum lebih berat dari sebelumnya” victor mengusap wajahnya dengan gusar, mobil itu adalah hadiah ulang tahun dari ayahnya jadi apa tanggapan menteri pertahanan itu jika mengetahui mobil pemberian darinya menjadi taruhan balapan konyol yang di lakukan anak sulungnya sendiri.

Steve mencoba berpikir untuk mengambil kembali mobil victor dari froy tapi apa tidak ada cara lain selain melakukan balapan lagi? Tapi jika tidak ada mungkin inilah salah satu jalan untuk merebut kembali mobil victor dari froy.

“Aku bisa membantumu tapi berjanjilah agar kau tidak melakukan hal konyol itu lagi” kata steve membuat ke empat temannya terutama victor terkejut dengan ucapan steve yang tiba-tiba.

Alex menggeleng karna balapan liar itu sangat beresiko, meski dirinya yakin seratus persen steve akan menang tapi dia tidak menjamin froy akan bermain jujur.

“Aku sangat berterima kasih padamu, steve, kau memang yang terbaik” puji victor.

**

Kembali ke kantin, semua siswa berhamburan ke sana di saat jam istirahat telah tiba satu persatu meja yang tersedia mulai di penuhi oleh para manusia yang kelaparan.

Perhatian steve teralihkan saat Olivia membawa makanannya kemudian duduk dengan teman yang sama seperti kemarin.

Steve masih memperhatikan bahkan saat Olivia melewati sonya, gadis itu sengaja menghalangi jalan Olivia dengan kaki hingga akhirnya yang terjadi Olivia terjatuh dan makanan yang dia bawa sebelumnya jadi berhamburan. Semua yang melihatnya tertawa dan Olivia menjadi pusat perhatian.

“Kalo jalan liat ke depan bukan ke jendela” Ejek sonya dengan nada yang menyebalkan, Olivia segera bangkit dan membersihkan seragamnya dari debu yang mungkin saja menempel.

Tanpa banyak bicara dia meninggalkan kantin itu, Karen meletakkan makanannya di atas meja untuk menyusul Olivia.

Olivia merasa tangannya di tarik sebelum dirinya berakhir di tengah tengah pria tampan yang sedang menatapnya. Olivia merasa kikuk sekaligus canggung.

The Prince Charming (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang