This Means War III

1K 26 4
                                    

“Kau mau kemana?” tanya Pier dan Lady Vlorensk hampir bersamaan.

“Aku harus pergi,” kata Elizabeth tanpa berkata lagi.

“Tunggu!” seru Pier. Dia tidak mungkin membiarkan Elizabeth terluka. Pier mengambil pedangnya lalu berlari menyusul Elizabeth, menarik lengannya, membuat Elizabeth menghadapnya. “Masuklah! Terlalu berbahaya!” perintah Pier.

“Tidak bisa! Kau saja yang masuk! Lukamu belum sembuh!”

“Ini memang tugasku! Lagipula kau sedang sakit!”

“Aku harus memastikan sesuatu!” kata Elizabeth sambil melepaskan cengeraman Pier di lengannya lalu pergi menuju istana, melawan arus manusia yang berlari ketakutan.

Pier tidak dapat melakukan apa-apa lagi selain menuruti gadis keras kepala itu. Dia menyuruh Lady Vlorensk untuk memastikan pintu dan jendela rumahnya tertutup rapat-rapat  lalu berlari menyusul Elizabeth.

Alex melihat ayahnya tergeletak tak berdaya dan disampingnya Marcus sedang berjuang melawan binatang-binatang buas yang mencoba memangsa ayahnya.

Melawan werewolf itu lebih sulit daripada melawan para pemberontak. Mereka mempunyai tenaga yang kuat dan naluri seekor binatang buas. Mereka akan menyerang dan memangsa korbannya tanpa ampun dan tidak menyisakan sedikit daging-pun yang menempel pada tulang mereka.

Luxius sibuk berhadapan dengan para penyihir yang mulai melancarkan mantranya dan menciptakan api dimana-mana, cukup untuk meluluh-lantakkan istana ini. Luxius harus jatuh bangun untuk menghadapi orang-orang berkemampuan supernatural itu. Mereka dapat menjatuhkan siapa saja tanpa menyentuhnya. Para penyihir itu juga dipersenjatai oleh belati-belati runcing yang dilumuri oleh racun mematikan. Luxius yakin bahwa senjata itulah yang dipakai oleh para penyihir itu untuk melukai ayahnya.

Ini adalah mimpi buruk bagi siapa saja yang terlibat. Luxius tidak dapat membayangkan Voldore berakhir hari ini. Voldore sebelumnya tidak pernah terkalahkan. Tapi Luxius yakin, selama Eidolon masih berada di tempatnya, Voldore tidak akan terkalahkan. Para penyihir itu tidak akan bisa mendapatkan Eidolon.

Elizabeth terus berlari melawan arus manusia yang menjauhi istana. Dia melihat api dimana-mana. Dia juga melihat sekelebat sosok hitam bertubuh besar bergerak dengan cepat seperti hantu. Itukah sosok werewolf? Tiba-tiba saja kakinya terasa lemas. Dia terpaku, tidak dapat bergerak. Ketakutan menjalar di seluruh tubuhnya. Dia ingin sekali berputar, kembali ke rumah Lady Vlorensk lalu tidur dengan nyenyak. Werewolf yang berkeliaran itu bisa saja menyerangnya dari mana saja, mengoyak dagingnya lalu menelan jantungnya.

“Elizabeth! Kau tidak apa-apa?” suara Pier yang terdengar di belakang membuat Elizabeth sedikit lega. Dia ingin sekali memeluk Pier saat ini.

Pier menyadari Elizabeth yang ketakutan. “Kita tidak dapat berdiam diri disini,”

“Ya,” kata Elizabeth. Dia mencoba memberanikan diri untuk melangkah namun Pier menariknya, membawanya lari.

Untuk saat ini Elizabeth merasa aman, sebelum akhirnya dihadapan mereka, berdiri seekor werewolf yang terlihat kelaparan. Elizabeth tidak pernah bertemu dengan makhluk mengerikan ini sebelumnya, dan dia percaya makhluk seperti ini tidak ada di dunianya. Tapi sekarang dia harus menelan ludahnya sendiri.

“Jangan bergerak, terus berada di belakangku,” kata Pier pelan.

Elizabeth merasakan tenggorokannya tercekat. Kakinya lemas. Dia bisa saja pingsan sekarang juga. Tanpa sengaja, dia menatap mata makhluk buas itu. Terlihat begitu besar dibandingkan mata manusia biasa. Dia juga tidak melihat mata sebesar itu sebelumnya.

Dengan gerakan yang sangat cepat, makhluk itu melompat ke arah Pier dan berhasil menjatuhkannya dengan mudah. Beruntung Pier masih dapat menahan werewolf itu dengan pedangnya sehingga dia tidak sampai terkena gigitan makhluk folklore itu.

The Book [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang