One Step Closer

1.2K 22 3
                                    

“Kau masih belum menemukannya ya?”

Elizabeth tidak menjawab namun malah terus menatap lekat-lekat pria itu. Menunggu jawaban darinya.

“Well, aku tidak pernah melihat wajahnya. Aku hanya menemuinya sebentar di Old Folks. Dia bukanlah seorang pemburu, dia pria yang tegas. Posturnya tinggi dan kulitnya putih, rambutnya pirang,”

“Bagaimana kau tahu kalau dia itu Lynch?” tanya Elizabeth tidak sabar.

“Saat itu dia menyelamatkan putriku dari ranjau yang dibuat para pemburu,” jawab pria itu sambil sekali-sekali terbatuk. Pria itu terdiam sejenak sambil menjilati ruas-ruas jarinya. Kelakuannya mengingatkan Elizabeth pada seekor anjing. “Putriku,” katanya lirih.

“Ayah! Tolong!” teriak Lilly Lecter kesakitan. Kakinya terjepit ranjau yang sengaja dipasang untuknya.

“Tenanglah sayang,” jawab Lecter panic, sambil berusaha melepas ranjau dari kaki putri semata wayangnya itu. Keringat dan air mata bercucuran dari ayah dan anak itu. Ranjau yang menjepitt kaki anaknya sangat sulit untuk dilepas. Lecter khawatir anaknya akan kehilangan kakinya dan hidup sebagai manusia yang cacat seorang diri.

“Ayah, ini sakit!” jerit Lilly. Dia merasakan dagingnya terkoyak ketika dia berontak berusaha melepaskan diri dari ranjau. “Ayah, sebentar lagi mereka akan datang,” lanjut Lilly yang terus menangis kesakitan. Disamping itu dia tidak tahan melihat ayahnya yang bersusah payah melepas ranjau sialan itu. Dia tidak ingin ayahnya terus berada disini sampai para pemburu itu datang dan melihatnya mati ditangan mereka.

“Aku tahu, sayang. Aku tahu. Sabarlah sedikit,” jawab Lecter. Dia sudah sangat lelah, entah berapa lama dia telah mengerahkan semua energinya untuk melepaskan ranjau itu.

“Pemburu terkutuk!!!” jerit Lecter yang mulai putus asa. Perlahan-lahan kulit cokelatnya mengelupas, mengeluarkan bulu-bulu cokelat panjang. Telinganya berubah memanjang, gigi-giginya berubah menjadi taring-taring panjang. Matanya melebar. Kuku-kukunya memanjang dan meruncing. Transformasi yang sempurna. Sesosok makhluk bertubuh besar, berbulu dan berkaki empat. Lecter melolong dengan keras sambil mengais-kais permukaan tanah dengan kukunya.

Lilly yang melihat kejadian itu hanya bisa meringis. Memang sudah seharusnya ayahnya meninggalkan Lilly. “Pergilah ayah,”

“Astaga,” sahut seseorang dari balik kegelapan yang menyelimuti Old Folks. Lecter yang kaget akan suara itu mulai siaga. Dia tidak merasakan keberadaan seseorang sebelumnya. Dan sekarang dia mendengar sebuah suara.

Orang itu lalu muncul dari persembunyiannya, mengenakan setelan hitam, dan sebuah topi. Dia lebih terlihat seperti seorang bangsawan daripada seorang pemburu. Lecter menggonggong kearah pria itu, mencoba memberi peringatan padanya.

Pria itu mendesah. Dia memberi isyarat pada Lecter untuk menjauh, namun Lecter tidak mau tahu. Lecter bersiap untuk menerkam pria itu.

Pria itu tidak mengindahkan ancaman yang diberikan Lecter. Dia malah berjalan mendekati Lilly yang terlihat sangat tersiksa. Lecter yang merasa nyawa Lilly terancam oleh keberadaan pria itu akhirnya bergerak menyerangnya. Gerakan pria itu cepat. Dia meraih lengan Lecter yang hendak mencakarnya lalu memelintirnya dengan sekali gerakan sementara tangan kirinya yang masih bebas, mencekik leher makhluk buas yang besar itu. Lecter dapat dilumpuhkan dengan mudah.

Lilly yang tidak berdaya hanya bisa memandangi ayahnya yang jatuh.

“Diamlah sebentar,” bisik pria itu kepada Lecter. Dia lalu melepaskan Lecter setelah memastikan Lecter tidak akan menyerangnya lagi.

Pria itu sekarang melanjutkan keperluannya dengan Lilly. Dia mengamati kaki kanan Lilly yang terjepit ranjau. Dia meringis melihat kondisi kaki Lilly yang parah. Ranjau itu menjepit kaki Lilly terlalu dalam. Dengan lembut pria itu mengusap-usap kaki kanan Lilly lalu berpindah ke benda logam yang menjepit kaki Lilly. Dengan sekali tarikan yang kuat, ranjau itu akhirnya terlepas dari kaki Lilly.

The Book [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang