Segala yang murni berjalan tanpa rekayasa adalah saat kita berbelok duduk di kursi-kursi Malioboro kala itu.
Dini hari yang dingin, ketika terjadi tragedi pembacokan. Saat yang sama di waktu kita memutuskan tidak langsung pulang setelah ngopi di kaki gunung Merapi.
Kali pertama setelah mendekati dua tahun kita saling mengenal. Aku pernah pergi kencan dengan banyak orang, berdua dan bercerita banyak hal akan kehidupan. Namun denganmu, kali pertama ini menjadi awal cerita panjang yang akan kita jalani.
Tanpa rekayasa. Tak sengaja. Cerita antara kita berjalan begitu saja.
Malam gelap, 12 Agustus 18.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Letter
PoesiaSemua surat ini untukmu. Sosok penggugat pendirian yang kupertahankan bertahun-tahun dalam sepi. Tentangmu, yang aku tak tau apakah kelak semesta akan benar mempertemukan kita kembali.