Daniel bergegas keluar mobil lalu sedikit berlari dan membukakan pintu mobil untukku, aku keluar dari mobil dan Daniel menutup kembali pintu mobil itu, kutatap lekat mata Daniel kemudian tersenyum, Daniel mendekat dan mencium keningku singkat
“nanti aku jemput lagi ya”
Aku mengangguk, Daniel mengusak pelan rambutku “masuklah, aku liat kamu masuk dulu baru aku pergi”
“lain kali jangan berperilaku seolah kamu itu pengangguran ya Mr.Kang” ucapku sembari kucolek ujung hidung Daniel menggunakan telunjukku
Daniel tertawa, akupun ikut tertawa, hingga akhirnya aku masuk kedalam kampusku dan Daniel kembali kedalam mobil lalu pergi dari kampusku. Teman teman kampusku menghampiriku dengan tatapan iri, semua bertanya bagaimana aku bisa berkencan dengan pria semanis itu. Teman temanku tidak tahu siapa yang sedang ku kencani, yang mereka tahu, perilaku kekasihku itu manis, walau wajahnya selalu tertutup oleh topi, masker dan kacamata
Jam pulang kuliah pun tiba, tapi aku tidak melihat mobil Daniel di parkiran, kucari nomor ponsel Daniel didalam kontak ponselku, mencoba menelefon Daniel tapi tidak ada jawaban, akupun mulai kesal. Lewat 15 menit dari jam selesai kelasku, barulah kulihat mobil Daniel memasuki parkiran, kusilangkan tanganku di dada dan kutatap Daniel dengan tatapan tajam, Daniel berlari ke arahku, dengan nafas yang sedikit terengah, dia mencoba menjelaskan kenapa dia bisa telat datang menjemputku
“aku tadi mampir dokter hewan dulu, beli vitamin buat Rooney sama Peter, trus jalanan macet, maaf ya”
Kucing, dan kucing, itulah yang utama di hidup Daniel, bahkan kedua kucingnya itu sepertinya lebih penting daripada aku. Terkadang aku suka ingin bertanya lebih penting siapa diantara aku dan kucingnya itu, namun percuma saja, karna akan berujung pada Daniel yang merajuk agar aku tidak bertanya tentang hal itu
“mampir supermarket ya, kulkasku udah kosong” pintaku sambil berjalan ke arah parkiran mendahului daniel yang mengekor dibelakangku
“kenapa kita gak tinggal serumah aja sih? Biar belanjanya hemat gitu, biar rumah rapih terus juga”
Aku mendengus kesal mendengar perkataan Daniel, tinggal satu rumah katanya? Itu mimpi buruk! Aku pasti akan menemukan banyak bungkus snack dan gummy bears dimana mana, juga pakaian kotor yang berceceran, oh ayolah itu sangat buruk!
Kubalikkan badanku, menatap Daniel dengan tatapan horror, sehingga Daniel sekarang terlihat seperti kucing yang sedang dikelilingi musuhnya, hati hati tapi pasti, dia meraih tanganku dan menggenggamnya
“malem ini aku nginep ya, pembantu yang biasa beres beres belum sembuh jadi gak ada yang beresin rumah”
Aku menggeleng tegas, Daniel menunduk dan mempoutkan bibirnya, memainkan jariku tanda memohon, namun aku melepaskannya dan melanjutkan langkahku menuju mobil suv berwarna hitam milik Daniel, kuputuskan untuk masuk terlebih dahulu kedalam mobil dan Daniel berlari segera masuk juga kedalam mobil.
Selama diperjalanan aku dan Daniel tidak ada yang membuka pembicaraan, Daniel hanya bernyanyi kecil tanpa memperdulikanku yang masih didalam mode ngambekku
Sesampainya di supermarket, Daniel bergegas mengambil trolley dan mengekoriku dari belakang, aku dan Daniel berjalan dari lorong kosmetik hingga ke lorong makanan, saat aku berbalik, aku terkejut melihat isi trolley yang hampir dominan isinya adalah gummy bears, kutatap tajam mata Daniel namun Daniel hanya menunjukkan senyum tanpa dosa nya, tak lupa menunjukkan gigi kelincinya juga
~~
Satu bulan kemudian, aku dihubungi oleh Universitas tempatku berkuliah sewaktu di Indonesia dan aku diharuskan untuk kembali selama beberapa bulan, menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Universitas. Dengan berat hati aku harus meninggalkan Daniel, kuputuskan untuk mengajak Daniel bertemu di cafe tempat biasa kami bertemu
KAMU SEDANG MEMBACA
WannaOne Imagine
FanfictionWannaOne × You Bukan NC-21, cuma fluffy story yg bisa meningkatkan kebaperan pembaca karna diperlakukan manis oleh member WannaOne👌 Collab fanfiction with @canyuuid 18.8.18-27.10.18