Lai Guanlin

3K 213 12
                                    

Aku baru saja pindah sekolah, hari ini adalah hari pertamaku masuk dan belajar di sekolah baru. Aku bergegas berangkat ke sekolah, bertekad berangkat sendiri padahal aku belum hafal jalan ke sekolah baruku itu sama sekali. Kuhela nafasku dalam, semoga saja aku tidak tersesat.

Aku sampai ke sekolah baruku dengan selamat, aman dan tepat. Kulangkahkan kakiku dan ku edarkan pandanganku ke sekitar sekolah, dan baru kusadari betapa luasnya sekolah baruku ini. Ku fikir bahwa orangtuaku sudah salah memilihkan sekolah untukku, karena jujur saja sepertinya sekolah baruku ini khusus untuk para orang kaya saja

Aku terus berjalan hingga sampai di lobby sekolah, kucoba untuk mencari info dimana ruang kepala sekolah, namun tak satupun orang mau berbicara denganku. Ditengah kekesalanku pada teman teman satu sekolahku itu, tiba tiba seseorang menepuk pundakku dari belakang, akupun berbalik untuk mengetahui siapa yang baru saja menepuk pundakku

“anak baru? Tuh ruang kepala sekolah diujung koridor ini belok kiri, ada 2 ruangan bersebrangan, ruangannya yang kanan”

Kuperhatikan seorang anak laki laki dihadapanku ini, tubuhnya jauh lebih tinggi dariku, kulitnya putih pucat, matanya besar dan ada lingkar hitam disekitar matanya, anak laki laki itu menggunakan hoodie hitam dan jas sekolah. Dia menatapku kemudian menaikkan alisnya dan mendekatkan wajahnya kehadapan wajahku

“kenapa malah bengong? Sana pergi keburu bel masuk” ucapnya sembari mengangkat dagunya menunjuk ke arah koridor dimana ruang kepala sekolah terletak

Anak laki laki itu kembali mengunyah permen karet yang ada di mulutnya, memasukkan kedua tangannya kedalam kedua saku celana depannya, kemudian pergi dari hadapanku tanpa sepatah katapun. Kugedikkan bahuku, kemudian mengikuti arahan yang baru saja diberikan anak lelaki tadi. Ketika langkahku sampai di hadapan ruang kepala sekolah, senyumku mengembang

ternyata dia gak resek

Kuketuk pintu dan kulangkahkan kakiku masuk kedalam ruang kepala sekolah, berbincang sebentar dengan kepala sekolah kemudian beliau mengantarkanku ke kelas tempatku belajar nanti. Kepala sekolah menyuruhku untuk memperkenalkan diri didepan kelas, kucoba tersenyum setulus mungkin saat yang kulihat dihadapanku adalah tatapan tatapan dan sikap sikap tidak bersahabat

“hai, (y/n), senang bertemu kalian, mohon bantuannya”

Ku bungkukkan tubuhku 90◦ kemudian tersenyum ke arah guru yang kebetulan sedang mengajar di kelas itu

“kaku amat sih”

Kucari sumber suara yang baru saja berucap seenaknya seperti itu, dan mataku mendapati seorang anak laki laki yang sedang bersender santai di kursinya sambil mengunyah permen karet

“yak Lai Guanlin! Sudah kubilang berkali kali untuk tidak makan dikelas!” bentak kepala sekolah yang sedang berdiri bersamaku didepan kelas

Anak lelaki yang kemudian ku ketahui bernama Guanlin itu pun beranjak dari duduknya, berjalan ke arah tempat sampah lalu membuang permen karet yang berada didalam mulutnya itu kedalam tempat sampah. Setelah membuang permen karet, ia berjalan menuju ke depan kelas, menghampiriku. Tatapannya  bertemu dengan tatapanku, Guanlin berhenti dihadapanku dan mengulurkan tangannya, kupandangi tangan Guanlin kemudian kutatap kepala sekolah, pria paruh baya itu menganggukkan kepalanya, lalu kuulurkan tangan juga untuk menjabat tangan Guanlin. Guanlin menarik tanganku ke arah belakang kelas, lalu menarik tas yang berada dipunggungku dan melemparnya ke salah satu kursi kosong disebelah tempatnya duduk

“duduk disitu, kalo nolak, lo bakal diganggu sama anak anak disini”

Tch, apa apaan ini? Aku baru saja masuk sekolah namun sudah bertemu dengan orang menyebalkan dan sok berkuasa seperti Guanlin.

WannaOne ImagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang