Park Jihoon

6.1K 280 8
                                    

Kamu berjalan mengintari sebuah jembatan dengan seorang laki laki yang setia menemani kamu, ia tersenyum dengan sangat manis ketika kamu memandangnya. Kamu memandang ke arah sekeliling. Kamu tersenyum karena indahnya pemandangan. Laki laki itu menghentikan jalan nya dan membiarkan kamu berjalan sendirian.


Kamu yang menyadari itu segera berhenti dan melirik ke arah belakang. Laki laki itu terdiam sembari menatap kamu dari kejauhan. Kamu segera berlari menghampiri laki laki itu dan merangkul tangannya.


“Jihoon-ah! kok berhenti?” tanya kamu pada laki laki yang bernama Jihoon itu

“kamu sibuk sendiri” jawab nya sinis

“sibuk sendiri gimana?”

“kamu sering sering senyum ke aku dong, biar aku nya seneng juga. Jangan senyum ke pemandangan aja”

“dasar manja” kamu mencolek hidung Jihoon lalu kamu tersenyum padanya

“ih manis banget sih kaya gula”


Jihoon melanjutkan jalan nya sembari mengandeng tangan kamu, dan kalianpun kembali berjalan bersama. Sesampainya di ujung jembatan, kamu melihat sepasang kekasih yang tengah memakan ice cream bersama di pinggir jembatan


“Jihoon! Liat deh, itu so sweet banget ya” ucapmu

“mana yang mana?”

“yang itu”

“yang mana?” Jihoon berpura pura tidak melihatnya

“ih yang itu!” kamu sibuk menunjuk sepasang kekasih itu

“ga keliatan,udah ah pindah yu”

“heuu, dasar rese. oke oke” kamu memutar kedua matamu daan menurut pada Jihoon


Tapi Jihoon tersenyum dan menatapmu dengan penuh arti, kamu tidak menghiraukan nya dan berharap Jihoon bisa seromantis pasangan yang ia lihat tadi. Matamu tidak bisa lepas dari pasangan itu dan berimagine kamu yang sedang berada di posisi perempuan nya.


“kamu gapunya sesuatu yang kamu pengen  dari aku?” tanya Jihoon

“gaada kok. Kamu ada buat aku aja cukup” jawab kamu santai

“beneran nih? Aku tau aku banyak kurangnya”


Jihoon menarik tangan kamu menuju sesuatu tempat. Dalam perjalanan nya, Jihoon menghentikan langkahnya dan menatap ke arah kamu. Wajahmu kebingungan karna tidak tahu Jihoon akan membawamu kemana. Jihoon tersenyum padamu dan mencubit pipimu.


“ini apaa coba tiba tiba nyubit” ucapmu

“kamu tunggu sini ya, aku mau pipis bentar”

“ih ikut, aku gamau di tinggal”

“kamu mau ikut aku pipis?”

“aku tunggu di luar aja ya, aku gamau  sendirian disini Jihoon”

“tunggu aja di sini duduk ya, aku gaakan lama kok”

“oke dua detik ya, awas kalo lama”


Kamu memanyunkan bibirmu setelah melihat kepergian Jihoon, Jihoon berlari terlihat  sangat gembira. Kamu memutuskan untuk duduk dan menunggu Jihoon disini, sepi dan hanya suara burung yang terdengar. Kamu mulai takut dan satu satunya hal yang terlewat dipikiran kamu adalah “Jihoon cepat kembali aku takut”


30 menit berlalu, Jihoon tak kunjung datang dan membuat kamu sangat kesal di buatnya. Kamu terus mengeluh dan mengeluh akan hal itu. Kamu terus menggerutu karna rasa kesal yang sudah merajai di pikiranmu.


“Jihoon mana sih?! Masa kencing aja setengah jam!” ucapmu kesal


Tiba tiba


“dar”

Suara Jihoon dari belakang yang sontak mmembuatmu terkaget akan hal itu. Wajah Jihoon berada di samping kirimu sekarang, kamupun menatapnya tajam. Jihoon tersenyum dengan nafas yang ngosh ngoshan. Ntah apa yang terjadi itu sudah tidak penting bagimu. Kamu pun berdiri, tapi Jihoon menahannya dan kamu teruduk kembali


“apa sih?!” ucapmu kesal

“mau kemana? Kan aku baru datang”

“ya kamu kencing doang setaun”

“aku pup hehe”

“bilang dong kalo kamu tuh mau pup, jadi aku bisa ngerti”

“aku malu bilangnya”


Kamu menatap sinis Jihoon dan membuang muka, walaupun amarahmu sudah mulai mereda tapi tidak mudah bagimu untuk memaafkan Jihoon untuk hal ini. Karna mmenunggu adalah hal yang paling kamu benci di dunia.


“jjaangg~!”


Tiba tiba sebuah boneka beruang berwarna pink berukuran sedikit besar muncul di hadapanmu. Kamu seikit terkejut dan melirik ke arah Jihoon. Masih sama, Jihoon masih tersenyum dengan lebarnya padamu. Tapi tak lama..


“hacimmmm” kamupun bersin dengan hadirnya boneka itu


“aku alergi bulu Jihoon!!” kamu melempar boneka itu jauh darimu


Jihoon yang melihat itu kebingungan dan segera berlari mengambil boneka itu, dari kejauhan terlihat mukanya sangat sedih dan Jihoon pun menunduk. Kamu yang melihat kekasihmu seperti itu segera berlari menghampirinya sembari menutup hidung


“kenapa kamu buang” ucap Jihoon sembari menunduk

“maaf, karna aku alergi bulu Jihoon”

“aku yang harusnya minta maaf karna aku pacar kamu tapi aku gatau baanyak tentang kamu, aku gabisa jadi apa yang kamu mau. Maafin aku ya” ucap Jihoon perlahan meneteskan air matanya

“Jihoon jangan nangis, aku yang harusnya minta maaf, kamu gasalah kok. Maaf ya”

“aku berusaha seromantis mungkin biar kamu suka, biar kaya pasangan yang kamu liat tadi”

“iyaa aku tau, tanpa kamu romantis. Aku udah suka banget kok sama kamu”

“aku jauh banget beli ini, aku lari sebisa mungkin karna aku gamau kamu nunggu lama. Aku tau kamu benci nunggu. Tapi mungkin makanya kamu lempar ini boneka, selain kamu alergi kamu juga udah kesel banget nunggu aku. Sorry ya”

“engga gitu Jihoon”


Kamu perlahan melepaskan tanganmu dari hidungmu, kamu mengambil boneka yang kini di pegang erat Jihoon. Jihoon yang melihat itu segera mengambil boneka itu lagi. Kamu terkejut dan menatap Jihoon heran


“jangan di ambil, udah kotor. Nanti aku beliin yang baru” ucap Jihoon


Kamu mengangguk kecil dan perlahan kamu mengangkat wajah Jihoon agar menatap wajah kamu. Matanya yang merah dan air matanya yang masih mengalir membasahi pipinya deras. Kamu tersenyum dan menghapus air mata itu, air mata tulus yang keluar dari matanya karena tingka kamu sendiri

Kamu pun masuk kedalam pelukan Jihoon, memeluknya erat dan mengusap punggung nya penuh perasaan. Membuat air mata Jihoon berhenti keluar.

Kamu melepaskan pelukanmu dan menatap wajah Jihoon sembari tersenyum lebar. Jihoon tersenyum dan menggacak acak rambut kamu yang sudah tertata rapih.

“ih nanti kusut Jihoon” ucapmu sembari membenarkan rambutmu

“gapapa, aku tetep suka kok” jawab Jihoon.

“gimana? Udah baikan nih? Maafin aku kan?” tanya kamu

“dimaafin ga ya? Mau nya di maafin apa engga?i”

“pelit amat sih masa aku engga di maafin”

“ga aku maafin deh ya soalnya aku sakit hati boneka nya udah di buang”


Kamu melipat kedua tanganmu kesal, Jihoon menatapmu sembari menahan tawa nya. Kamupun tersemyum dan mentapnya tajam.


“mungkin kalo gini kamu bakal maafin aku kali ya~” ucapmu sembari mengecup mesra pipi Jihoon

“yak! (y/n)!” Teriak Jihoon karena kaget dengan apa yang telah dilakukan kekasihnya

“larii” teriakmu sembari berlari menjauh dari Jihoon

“awas kamu ya” balas Jihoon sembari mengejar kamu yang terus berlari menjauh darinya



WannaOne ImagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang