Keesokan harinya...
Syntia memegangi kepalanya yang tiba-tiba pusing setelah mempelajari mapel IPA tadi.
"Lo kenapa Syn?" Tanya Devi khawatir.
"Nggak tau, tiba-tiba kepala gue pusing banget nih." Jawab Syntia dengan kedua tangan tetap memegang kepalanya.
"Kayaknya lo harus refreshing dulu, biar otak lo fresh lagi." Seru Devi.
"Yaudah, Gue mau kekantin biar otak gue fresh, Lo ikut nggak?" Tawar Syntia.
"Gue males liat muka kak Viona Syn, gue nitip air mineral aja ya." Jawab Devi.
"Okeh"
"Tumben ni bocah jadi diem gini, biasanya kan pecicilan mulu." Batin Syntia dengan bibir meringis senyum.
"Awas ketemu sama kak Viona, Syn. jaga diri lo baik-baik!" Cemas Devi.
Syntia menghentikan langkahnya karena mendengar ucapan Devi tadi.
"Paan sih, cuma ke kantin doang pakek ngucapin 'hati-hati' segala." Judes Syntia.
Syntia tak menunggu tanggapan Devi karena ucapannya tadi, ia segera beranjak ke kantin untuk mengisi perutnya yang kosong.
****
Kevin berjalan kearah Syntia yang sedang memakan bakso kesukaannya. Kevin mengambil duduk disebelah Syntia dan membuat Syntia kaget bukan main karena kedatangan kevin yang tiba-tiba.
Uhuk-uhuk
"Tikus, gue keselek." Cerca Syntia sambil menoleh kearah Kevin yang sedang duduk disebelahnya.
"Maaf, gue ngagetin ya?"
"Hmm"
Seketika itu mood Syntia hilang begitu saja karena kedatangan Kevin.
"Gue kesini cuma mau tan..."
Syntia memotong kalimat Kevin dengan cepat.
"Maaf kak, bukannya Syntia mau ngejauhin kak Kevin, tapi Syntia malas berurusan sama kak Viona." Potong Syntia.
"Nah, gue kesini mau nanya itu."
"Gue denger, kemarin lo ribut di kantin sama Viona. Emang bener ya?" Tanya Kevin penasaran.Syntia memutar kepalanya 90 derajat. Ia menatap Kevin dengan tajam.
"Hmm, itu semua gara-gara kak Kevin yang ngajakin Syntia berangkat ke sekolah bareng. Kak Viona nggak suka waktu ngeliat Syntia berangkat bareng kak Kevin."
"Dan satu lagi, hampir semua siswi disini ngomongin Syntia karena hal kemarin pagi." Jelas Syntia dengan tersenyum sinis."Maaf." Ucap Kevin lirih.
"Hmm, santai aja."
Kevin mengerutkan keningnya. Ia berpikir, bagaimana cara agar Viona berhenti meng-hujat siswi yang ingin ia dekati.
"Gara-gara kelakuan Viona, sampai detik ini gue masih nge-jlomboh." Batin Kevin.
"Kayaknya gue harus ngasih peritungan sama Viona, kelakuan dia itu udah kelewatan batas." Geram Kevin dengan mengepalkan tangannya.
"Ja..jangan kak" cegah Syntia terbata-bata.
Brakkk..
Terdengar suara pukulan meja sangat keras. Syntia dan Kevin sangat kaget bukan main, mereka langsung terdiam dengan tubuh mematung ditempat. Semua pandangan siswa tertuju pada meja tempat Syntia dan Kevin mengobrol.
Memang benar, Viona mendaratkan pukulannya di meja Syntia karena dia kesal melihat Syntia yang duduk berdua dengan Kevin.