SEMESTA BAB 3

4.1K 449 9
                                    

SEMESTA BAB 3
•••

SEMESTA BAB 3•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Iqbaal menggerutu kesal kala melihat Brandon yang menggandeng kekasihnya. Bukan kesal karena cemburu, tapi kesal karena rasa irinya. Iqbaal iri dengan Brandon dan Bastian yang sudah memiliki kekasih. Aldi? Dia biasa saja, sih.

Biasanya Iqbaal juga biasa saat melihat Brandon ataupun Bastian menggandeng kekasihnya. Bedanya, sekarang ini kelas masih sepi, Iqbaal berada di bangkunya, sendiri. Dan lihatlah Brandon, dia sedang bersama kekasihnya tepat di depan Iqbaal. Ah, sengaja sekali orang itu.

Iqbaal menggerutu pelan dan beranjak meninggalkan kelasnya. Hari ini dirinya memang terlalu pagi berangkat, karena Tetehnya yang mengerjainya, mempercepat jarum jam di kamar Iqbaal membuat Iqbaal terburu-buru. Kesal sekali dirinya dengan Tetehnya.

Bersiul melintasi koridor, dengan gaya coolnya, membuat pesona tersendiri bagi kaum hawa yang melihatnya. Seperti aura yang terpancar dari diri Iqbaal adalah suatu hal yang sangat sayang jika dilewatkan, eh.

"Semua menor, nggak ada yang natural dikit apa yang godain gue." komentar Iqbaal pada gadis-gadis yang genit dengannya.

"Sayang sekali make up mereka, berangkat tebel banget, masuk kelas ludes takut sama guru. Sayang berapa puluh ribu itu, bukan tipikal gue kalau pemborosan." gumam Iqbaal tetap berjalan mengikuti kemana otaknya memerintah kakinya melangkah.

Terlihat hanya beberapa gadis dan cowok yang berada di koridor, memang benar masih sepi. Kantin? Sudah kenyang dirinya. Perpustakaan? Aih, tidak, dia semalam habis membaca novel Tetehnya yang menye, membuat mood bacanya berkurang. Taman? Males. Lapangan? Mungkin itu ide bagus, mendrible bola mungkin menghilangkan penat, kesal eh.

Kakinya melangkah ke arah lapangan outdoor yang benar-benar masih sepi. Iqbaal mengambil bola basket yang berada di pinggir lapangan. Membawanya ke tengah lapangan, men-drible-nya pelan. Sengaja, Iqbaal membuka dua kancing seragam teratasnya, menampakkan kaus berwarna putih.

"Nah, kalau gini kan baru kelihatan hot," gumam Iqbaal sembari menyisir rambutnya ke belakang menggunakan jari-jarinya.

Iqbaal kembali men-drible bolanya, mengibaskan poninya yang agak panjang, semacam tebar pesona. Hanya beberapa menit, Iqbaal tidak mau terlalu berkeringat dan mendapat resiko 'bau badan tak sedap'. Ia berjalan ke arah pinggir lapangan mendudukkan diri di kursi besi yang memanjang.

Menatap ke arah sekeliling yang sudah ramai orang berlalu lalang. Iqbaal beranjak dari duduknya dan melangkah menuju kelasnya. Mungkin Brandon sudah tidak mesra-mesraan lagi dengan pacarnya.

"Eh ada cewek," goda Iqbaal pada gadis yang baru saja berpapasan dengannya di tikungan tangga.

"Minggir!" kesal gadis itu.

SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang