SEMESTA BAB 4

3.9K 408 14
                                    

SEMESTA BAB 4
•••

SEMESTA BAB 4•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Sejak tadi gadis itu menahan senyumnya, bibirnya berkedut. Tapi, gadis itu kekeuh untuk tidak tersenyum. Dia (namakamu).

Mana mungkin dirinya bisa tersenyum sendiri tanpa ada hal yang lucu, ditambah sekarang Ia masih berada di dalam mobil Aldi. Beberapa menit lalu mereka baru saja meninggalkan warteg. Mengingat kejadian tadilah (namakamu) menjadi tersenyum-senyum sendiri.

Masih teringat jelas di otaknya kejadian bersama Iqbaal tadi. Sangking gregetnya karena selalu teringat itu, (namakamu) meremas ujung bajunya dengan kedua tangannya.

#Flashback

Aldi dan Salsha masih fokus dengan makanan dan obrolan yang mereka ciptakan, tidak perduli dengan Iqbaal maupun (namakamu) yang berada tak jauh dari mereka.

"Baal, ini kamu beli minum lagi yakin cuman satu? Kalau ini minum buat gue, berarti lo cuman mau minum susu jahe tadi?" tanya (namakamu).

"Enak aja, makan aja sepiring berdua, jadi minumnya juga harus sebotol berdua dong." kekeh Iqbaal.

"Kok gitu sih, Baal?"

"Lo nggak lihat, itu sedotannya aja ada dua, jadi?"

(namakamu) hanya memberenggut dan melanjutkan makannya.

Sebenarnya (namakamu) merasa risih makan berdua, ralat, sepiring berdua dengan Iqbaal. Karena hal itu menyebabkan dirinya dan Iqbaal sangat berdekatan.

"Aduh." lirih (namakamu) saat jidatnya terbentur jidat Iqbaal.

Tak sengaja mereka berdua mengambil nasi bersamaaan, membuat keduanya menunduk bersamaan dan terjadilah benturan kecil itu.

"Eh, sorry. Sakit nggak?"

"Aih, nggak kok. Kek kebentur beton aja, sakit." balas (namakamu) cengengesan.

"Eh bentar deh. Diem ya, ngadep gue dong!" pinta Iqbaal.

Seperti robot, (namakamu) hanya menuruti perkataan Iqbaal tanpa komentar apapun. Iqbaal mengangkat tangannya, menyingkirkan poni (namakamu).

"Diem ya, " ucap Iqbaal.

Iqbaal mengapit kepala (namakamu) dengan kedua tangannya. Mulutnya berkomat-kamit seperti mbah dukun.

"Bim salabim. Huh"

Blush..

Pipi (namakamu) memerah otomatis. Dia, Iqbaal, meniup dahinya dengan jarak yang begitu dekat. Aih, seperti adegan cium kening. Belum menjauh, Iqbaal tersenyum dan menepuk-nepuk pelan dahi (namakamu).

SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang