SEMESTA BAB 7

2.9K 378 45
                                    

SEMESTA BAB 7
•••

SEMESTA BAB 7•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Di perjalanan keduanya hanya terdiam tanpa memecah kesunyian. Hanya terdengar suara kendaraan bersahutan di sekeliling mereka. Debu yang begitu kentara di jalanan, menyebabkan suasana begitu engap.

Salah satu dari keduanya tampak gelisah sembari memandangi jam yang melingkar di pergelanagan tangannya. Gadis yang duduk di sebelahnya tampak mengernyit heran.

"Kenapa?" tanya gadis itu, (namakamu).

"A-enggak kok, nggak pa-pa," jawab Iqbaal.
"Lo pasti lagi buru-buru, katanya tadi mau ke tempat nenek lo? Lo turunin gue di halte depan aja nggak pa-pa kok."

"Udahlah, nggak pa-pa. Rumah lo tinggal beberapa kilo lagi, nanggung."

"Beneran nggak pa-pa?"

"Iya (namakamu),"

(namakamu) yang tadi memiringkan tubuhnya ke arah Iqbaal kini mengubah posisinya menghadap ke depan lagi. Ia sedikit meringis kala merasakan tidak nyaman.

"Kenapa?" tanya Iqbaal.

"Nggak pa-pa, kok. Cuman rada sakit perut aja."

Iqbaal hanya mengangguk pelan, dia ini cowok jadi tidak tahu mengenai masalah cewek yang begituan. Malu sendiri memikirkannya.

•••🌻•••

Sesampainya di bandara Iqbaal berlari menyusul Bundanya. Tanpa mengganti seragamnya Ia langsung bergegas begitu saja meninggalkan tas sekolahnya di dalam mobil. Sempat pulang memang, tapi waktu take off nya tidak lama lagi. Hanya meraih ponselnya dan berlari ke jalan raya mencari ojek.

"Bun,"

Bunda Rike menoleh ke arah anaknya yang ngos-ngosan. Dan jangan lupakan tatapan heran ke arah Iqbaal yang masih menggunakan seragamnya. Tadi pagi sebelum berangkat sekolah Bundanya sudah berpesan agar izin pulang lebih awal, tapi kenapa masih mengenakan seragam?

"Kok masih pake seragam sih, Baal?"

"Nggak sempet Bun buat ganti. Tadi nganterin temen dulu,"

"Memangnya teman kamu kenapa?" tanya Bundanya.

"Harus banget Iqbaal jawab ya Bun?"

"Iyalah."

"Temen Iqbaal kan cewek, ya tau lah Bun cewek setiap bulan rutin kenapa. Ya kan Iqbaal kasihan, yaudah Iqbaal anterin pulang dulu." jelas Iqbaal.

"Oh dapet. Cewek? Pacar kamu ya?"

"Bukan."

"Yakin nih? Nggak diakuin diputusin loh ntar." goda Bundanya.

SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang