SEMESTA BAB 11

2.5K 354 13
                                    

SEMESTA BAB 11
•••

SEMESTA BAB 11•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Hujan lagi-lagi mengguyur ibukota Jakarta. Kali ini di malam hari dan sangat menyejukkan, dingin lebih tepatnya.

Ketiga remaja itu mendengus berat. Mereka terjebak di sebuah kedai kecil yang menghadap jalanan ramai. Tengah mengerjakan tugas yang diberikan gurunya dan harus diselesaikan hari itu juga. Deadline sehari, bor.

"Kapan, sih, kita pulang?" keluh seorang gadis dengan rambut yang dicepol asal itu.

"Bentar lagi, lagian ini tugas juga belum selesai," sahut seorang gadis lainnya.

"Tadi aja diajak ke rumah gue nggak mau."

Mereka semua terdiam beberapa saat.

"Bego!" teriak mereka bertiga.

"Lo kan bawa mobil, Bryan."

Mereka bertiga segera membereskan peralatan yang mereka bawa. Tapi, aktivitas mereka terhenti saat setelah salah satu dari mereka menginterupsi.

"Eh, jangan pulang dulu! Tugas kita tinggal selembar loh. Tanggung."

"Iya juga ya, (namakamu)." balas gadis dengan rambut cepol itu, Salsha.

Bryan menatap kesal ke arah dua temannya. Mau tidak mau dirinya harus nurut dengan mereka, toh nantinya ia yang akan dikorbankan untuk mengantarkan ke rumah masing-masing. Nasib.

Berakhir dengan melanjutkan tugas yang memakan waktu lagi hampir satu jam. Pulang pada pukul 08.12 malam. Berangkat sekolah pukul enam pagi dan pulang jam segitu, wah full day pakai banget ya. Lelah sekali.
•••

Sampai di rumah (namakamu) langsung saja membersihkan dirinya dan sesegera mungkun beristirahat. Penat, itulah yang dirinya rasakan seharian ini, sekolah, kemudian full pelajaran, ada ulangan, tambahan jam pelajaran, ada tugas dengan deadline sehari, mengerjakan tugas sampai malam. Penat banget, kan. Tapi, itukan memang kodratnya siswa siswi dengan banyak tugas.

Kepalanya berdenyut, pusing. Jika sudah begini, ia yakin bahwa dirinya mengalami tensi darah rendah. Aih, lebih baik segera tidur.

Ponselnya yang berada di nakas berbunyi. Data selulernya memang belum ia matikan.

"Siapa lagi, sih?!" kesal (namakamu).

Iqbaal.

"Ngapain sih itu anak orang?"

(namakamu) membuka room chat nya dengan Iqbaal.

Hai.
21.17

Apa?
21.18

Lo baru pulang ya?
21.18

Iya, tau darimana?
21.19

SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang