SEMESTA BAB 10

2.8K 358 6
                                    

SEMESTA BAB 10
•••

SEMESTA BAB 10•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

"Hah!" pekikan yang agak kencang terjadi saat seseorang terbangun dari tidurnya.

"Apaan banget gue bisa mimpi ginian ya Allah. Pake bilang sayang ke (namakamu) juga lagi." gumamnya mengusap peluh di dahinya.

Iqbaal, ya cowok itu baru saja berjengit kaget saat terbangun dari tidurnya, lebih tepatnya saat tau mimpinya yang sangat tidak masuk di akal itu. Mulai dari ia mengirim pesan ke (namakamu) sampai ia menghampiri (namakamu) untuk dimintai penjelasan. Dan terparah adalah, bilamg sayang ke (namakamu). Astaga.

Itu semua mimpi!

"Gue kira beneran, bisa malu kuadrat gue, nggak banget deh." leganya.

Iqbaal melihat jam yang berada di dinding sebwlah kanan tempat tidur. Pukul 9 pagi. Iqbaal menghela napas pelan, seusai subuh tadi ia memang tidur kembali, dengan alasan ingin merajut mimpi yang lebih indah. Tapi, yang ia dapat malah mimpi yang strange.

Ingin pergi mandi, tapi sayang airnya dibuang, sudah siang gini pula. Tapi, jika tidak mandi ia yakin bundanya akan marah saat melihatnya masih bermalas-malasan. Tapi, bundanya itu sedang pergi arisan hari minggu ini. Eits, jangan lupakan teteh pagernya yang bisa menggantikan bundanya. Terlalu banyak kata tapi hanya untuk mandi. Huh.

"Gur mager, asli woiii!" teriaknya.

"IQBAAL BANGUN MANDI UDAH SIANG, DITUNGGUIN TEMEN LO INI!" benar, kan. Itu adalah suara merdu yang dimiliki tetehnya.

"IYA IYA, NGGAK USAH NGEGAS!"

"NGACA WOI, SITU NGEGAS JUGA."

"TERSERAH, YANG WARAS NGALAH KOK."

•••

(namakamu) berjalan dengan santainya menuju tempat dimana adiknya, Devan, tengah duduk santai di bawah pohon rindang. Mereka berdua tengah akur, jadi ya seperti sekarang ini. Jalan-jalan keliling kota Jakarta.

"Nih ciloknya. Minum buat gue mana?"

"Santai kali neng. Nih minum nih, perlu gue cekokin?"

(namakamu) hanya menatap sinis adiknya yang menyebalkan dan sayangnya tampan itu. Jika dipikir adiknya itu sangat berguna untuk pemalsuan status. (namakamu) dan Devan itu adik kakak, tapi saat jalan berdua, seperti dua insan yang berpacaran. Bisa untuk memalsukan status bukan?

"Dev?" panggil (namakamu).

"Hm,"

"Lo ada punya pacar nggak?" tanya (namakamu) menatap intens adiknya.

"Kepo ya lo," sewot Devan.

"Gue beneran tanya, coeg."

"Ada, kalau ditanya siapa, jawabannya lebih dari satu." balasnya.

SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang