SEMESTA BAB 5

3.3K 391 13
                                    

SEMESTA BAB 5
•••🌻•••

SEMESTA BAB 5•••🌻•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••🌻•••

Suara langkah yang terdengar gusar menggema di koridor lantai dua. Seorang cowok lari tergopoh-gopoh, dirinya terlambat karena terlalu banyak berkhayal sebelum tidur. Aish, kemarin kepagian, sekarang kesiangan.

Iqbaal, dia menyerah, biarlah sekali-kali telat, menjadi siswa tidak taat aturan biar ada kenangan. Sebab Ia telat adalah, memikirkan lagu itu. Entah dapat mood darimana dirinya begitu menggebu menulis mencoret bait lagu yang dikarangnya.

Sesampainya di depan kelas, Iqbaal mengintip di celah pintu sebentar. Kelas diam, guru tidak ada di dalam kelas. Iqbaal langsung melenggang masuk begitu saja.

"Woi, Bas. Beruntung banget gue telat dan belum ada guru." ujar Iqbaal bangga dengan senyum merekah, menepuk pundak Bastian yang berada di sampingnya.

Bastian diam.

"Siapa bilang kamu beruntung?"

Suara yang menginterupsi senyum merkahnya itu, membuatnya menegang seketika. Kepalanya ia putar sembilan puluh derajat, tepat di sampingnya, ada guru cantik dengan postur tubuh bak modeling tengah menatap garang ke arahnya.

"Eh, Bu Cantika yang cantiknya plus-plus. Pagi, Bu." ucap Iqbaal dengan wajah memerah.

"Segera ke lapangan, hormat pada bendera samapi istirahat pertama. Tidak boleh kabur, ataupun bergurau. Saya akan menyuruh satpam mengawasi kamu, LAKSANAKAN SEKARANG!"

Iqbaal kelabakan sendiri, Ia berlari ke lapangan sekolah. Sekarang memang belum begitu terik, tunggu saja setengah sampai satu jam lagi, rasakan. Aish, kenapa hari ini langit cerah seolah mendukung hukuman Bu Cantika. Padahal kemarin saja habis turun hujan. Huh, musim pancaroba.

Sesampainya di depan tiang bendera dengan bendera yang berkibar di pucuk tiang, Iqbaal mulai mengangkat tangannya hormat. Kalau bukan Bu Cantika yang kata teman-temannya terkenal disiplin dan galaknya, sudah dipastikan dirinya kabur. Ini adalah kali pertama Iqbaal menjalankan hukuman. Sebelum-sebelumnya Ia selalu tidak mau dihukum, jarang melakukan kesalahan memang.

Baru setengah jam berdiri Iqbaal mendesah senang sekaligus kesal. Senang karena langit mulai redup, tidak begitu mendung, tapi itu cukup mengurangi terik. Kesal karena sisa waktu hukuman masih satu jam empat puluh menit. Sial.

"Oi Iqbaal. Semangat sayang, muach."

Itu suara teriakan Aldi, di sampingnya ada Bastian, tampaknya mereka memang sengaja ke toilet lantai dasar hanya untuk mengejeknya. Iqbaal mengacungkan jari tengahnya dan menatap tajam ke arah dua sahabatnya itu.

"IQBAAL, SKOT JUMP 10 KALI, SEKARANG!"

Kini giliran suara satpam yang mengawasinya menggema. Iqbaal menggeram kesal menatap Aldi dan Bastian terutama yang memeletkan lidahnya. Nasib nasib.

SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang