SEMESTA BAB 16

2.8K 252 18
                                    

SEMESTA BAB 16
•••

SEMESTA BAB 16•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Sorry for typo gengs!
...

Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam, (namakamu), gadis itu sudah bersiap mengarungi alam mimpinya. Hari yang begitu melelahkan menjelang ujian. Ia harus belajar ini dan itu untuk kesiapan. Terkadang ia menyesal, kenapa dulu ia sempat-sempatnya bersantai dan sepele dengan belajar. Walaupun prestasinya tidak buruk, tapi tetap saja dirinya ada rasa menyesalnya.

Disetiap ia berpikir jika dirinya menyesali itu semua, dalam hatia selalu menguatkan 'sudah tidak ada yang perlu disesali, sudah tau waktu tidak bisa diulang, kok menyesal berkepanjangan. Lebih baik menata masa yang akan datang daripada membuang waktu hanya untuk sebuah penyesalan', sugestinya.

Lamunannya terbuyar saat mendengar bel berbunyi, ia mengernyit bingung siapa yang malam-malam seperti ini bertamu? Jailangkung? Eh, enggak.

"Siapa ya?" ia segera beranjak saat bel rumahnya masih terus berbunyi.

Langkahnya terburu-buru menuju pintu utama rumah. Sampai di depan pintu, segera dibuka pintu yang sudah terkunci itu. Dan—

"Karel." Ia terkejut melihat sosok Karel yang tiba-tiba ada di hadapannya.

"Hai, apa kabar?" tanya Karel.

(namakamu) tersenyum melihat Karel yang berada di depannya.

"Diem aja? Nggak mau jawab? Nggak mau aku peluk?" kekeh Karel.

Tanpa menunggu jawaban (namakamu) Karel menarik (namakamu) ke dalam kungkungannya. Di usapnya kepala (namakamu) sayang—eh.

"Kok, udah balik lagi?"

"Masih ada yang tertinggal ternyata." Jawab Karel singkat.

(namakamu) melepaskan pelukannya dan menatap Karel heran.

"Apa?"

"Mau tau?"

"Iya, Karel. Jangan mulai ya."

Karel terkekeh, "jangan sekarang deh taunya."

"Ih, kok gitu?"

Karel mencubit pipi (namakamu) yang tengah menatap kesal ke arahnya.

"Wait, ya." Balas Karel

(namakamu) hanya mendengus.

"Yaudah, aku pulang dulu ya, salam buat om tante, uni sama Devan." Pamit Karel.

"Kamu mau balik kemana?"

"Rumah lah, aku tau kamu pasti kangen, jadi aku masih seminggu di sini."

"Oh gitu. Sekolah yang bener kan bentar lagi lulus."

"Uh, kamu perhatian banget ya." Karel mencapit hidung (namakamu) di antara jari tengah dan telunjuknya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 15, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang