Belanja (?)

480 62 3
                                    

"P'Singto" suara teriakan Kristt menghampiri gendang telinga Singto yang sedang duduk di taman kampus.

Diseberang taman Kristt sedang berdiri dengan tangan yang terlambai ke arahnya.

"Sudah sehat Kristt?" Singto bertanya begitu Kristt sampai dihadapannya.
Kristt mengangguk senang "Terima kasih atas bantuannya P'. Dan maaf karena merepotkanmu".

"Sudah berapa kali P' katakan kalau hal itu tidak merepotkan sama sekali" Singto mengusap rambut Kristt yang terasa lembut dijari-jarinya.

"Tapi tetap saja aku merasa tak enak P' " suara Kristt yang tanpa sengaja sedikit manja membuat Singto gemas.
"Kalau begitu temani P' belanja Sabtu ini. Anggap saja sebagai balas budimu. Bagaimana?" tawar Singto kepada Kristt.

Sejujurnya belanja hanyalah alasan saja. Yang sebenarnya Singto ingin menghabiskan waktu berdua dengan Kristt.

Kristt terlihat sedikit berpikir. "Baiklah. Lagipula aku sedang kosong Sabtu malam nanti. Kalau begitu sampai jumpa dihari Sabtu P' " Kristt sedikit membungkuk dan berlalu dari hadapan Singto meninggalkan Singto yang tersenyum senang.

•••••

Singto memperhatikan jam tangan dan sekelilingnya secara bergantian berkali-kali. Matanya terlihat fokus mencari-cari sesuatu tanpa memperdulikan tatapan memuja orang-orang yang berada disekitarnya.

"Maaf aku terlambat" suara yang muncul dari belakang Singto membuat bibirnya melengkung ke atas. Singto berbalik dan menemukan Kristt yang sedikit terengah-engah. 'Dia pasti berlari' pikirnya demikian. 

"Tidak apa-apa Kristt aku juga baru tiba". Ucapnya yang pastinya bohong. Rasa pegal dikakinya menjadi bukti bahwa dia telah berdiri cukup lama di lobby mall tersebut.

Kristt memandang Sinto dari atas ke bawah. "Aku kira kita hanya akan belanja" ucapan Kristt membuat Singto sedikit mengeryit. "Maksudku kau terlihat sangat rapi untuk orang yang hanya pergi berbelanja" Kristt melanjutkan ucapannya yang terdengar sedikit menyindir.

Matanya memperhatikan Singto yang mengenakan kemeja putih berlengan panjang yang dipadukan dengan sweater biru-putih motif garis, celana jeans berwarna hitam, dan juga sepatu bermodelkan cap toe boots. Lengan baju yang digulung sampai siku menambah poin plus dalam caranya berpakaian.

"Dan aku terlihat seperti seorang supir yang mengantar majikannya" lanjut Kristt lagi sembari memandang pakaiannya yang hanya terdiri dari kaos hitam, jeans yang warna mulai terlihat memudar,  dan sepasang sneakers biru muda. Suaranya yang terdengar miris justru membuat Singto tertawa kecil.

"Ngomong-ngomong P' ingin belanja apa?" pertanyaan Kristt membuat Singto sedikit gugup. Dia lupa jika alasan yang dia gunakan adalah belanja yang sejujurnya sangat tidak masuk akal sekali mengingat kebutuhannya di apartemennya sudah sangat sangat sangat lengkap. 

"Ummm...kemarin Ibuku datang dan membawakan semua barang yang seharusnya kubutuhkan" Singto menjawab sedikit ragu berharap Kristt percaya dengan ucapannya. Hanya jawaban itu yang muncul dikepalanya sekarang.

"Kalau begitu kenapa tidak mengabariku dari awal? Setidaknya kita tidak harus datang kesini" balas Kristt sedikit cemberut.

Singto merasa tak enak. Nada suara Kristt yang menggerutu membuat Singto berpikir bahwa Kristt tidak terlalu excited berjumpa dengannya. Sehingga hal itu membuat sedikit rasa ngilu berhasil muncul di hati Singto.

"Hah" Kristt menghela nafas.  Matanya menatap sang senior yang berubah menjadi diam. "Daripada kita sia-sia kesini. Lebih baik kita menonton film. Kebetulan adalah film yang ingin kunonton".

Mendengar ucapan Kristt seketika raut wajah Singto berubah. "Kau tidak marah?" tanyanya penasaran.

"Karena?" Kristt bertanya balik.

"Karena membuat waktumu yang berharga menjadi sia-sia?" Singto bertanya dengan ragu. 

"Jika yang kau anggap berharga adalah waktu tidurku, maka ya. Aku marah" ucap Kristt tegas. 

"Oleh karena itu P' harus bertanggung jawab dengan cara membayar tiket bioskop, popcorn, dan minuman kita nanti".

"Heyy itu pemerasan" Singto berteriak protes yang diabaikan oleh Kristt. Kilatan jail yang berhasil ditangkap Kristt dimata Singto menunjukkan jika protesan itu hanyalah sekedar candaan belaka.

"Kau tau P', aku tidak peduli jika aku memerasmu atau tidak. Ayo ke bioskop sekarang" tarikan ditangannya membuat Singto sedikit terkejut.  Kristt menggenggam tangannya, membuat lelaki berkulit tan itu tersenyum lebar selama perjalanan menuju bioskop.

••••

HELLO GENG.  I'M BACK.  SETELAH SEKIAN LAMA HIBERNASI DAN DISESATKAN OLEH KAMPUS. Buat yang bingung pakaian Kristt dan Singto di chapter ini ingat aja Sotus S1 yg mereka beli kado buat ponakan Singto. Jadi bye-byeee.  Makasih udah mau sabar yaaa.  Love you genggg

Days With You (Boyslove)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang