Days With You (Boyslove)

Sakit

Halo gengs, maaf ya kemarin gak update soalnya kemarin sayanya FRS. Jadi seharian nentuin mata kuliah dulu dan tidur buat begadang wkwkwk

Jadi selamat membaca :)

Singto terlihat resah, pandangannya menatap sekeliling berusaha mencari sesuatu. Tak jarang, Singto menggerakkan kakinya untuk berkeliling di daerah sekitarnya tersebut.

Matahari yang mulai kembali ke peraduannya semakin membuatnya bergerak tak nyaman karena belum menemukan yang dia cari.

"Hari ini dia kemana?" Pikirnya gelisah.

"Sudah coba telepon?" Suara Newwie membuat kaki Singto yang sedari tadi mondar-mandir berhenti.

"Sudah, puluhan kali. Tapi tidak diangkat sama sekali" Singto menunjukkan riwayat telponnya ke hadapan Newwie.

"Line?"
Singto mendesah "Tidak dibaca sama sekali".

Lelaki itu menghela nafas pelan dan mendudukkan dirinya disamping newwie. Matanya menatap bangku-bangku taman kampus yang terlihat sepi.

Biasanya jam segini dia ada disana, pikirnya.

"Ayolah mungkin saja dia sibuk" Newwie mencoba memberikan alasan positif. Singto menggeleng, tangannya yang bebas mengacak-acak rambut hitamnya.

"Aku tidak yakin New, kami memiliki percakapan tadi malam dan aku rasa dia marah" ujarnya lesu.

"Percakapan apa?" Singto diam tak niat untuk menjawab.
"Kalau gitu jumpai dia langsung" Newwie berujar lagi. Bibir Singto sedikit terangkat, kenapa dia tidak terpikiran dari tadi.

"Kau benar New". Dengan tergesa, Singto segera merapikan barang-barangnya.
"Kalau begitu aku diluan" Singto berpamitan, neninggalkan Newwie yang menatapnya dengan heran.

****
'Tok..tok..tokk' Singto menekan pintu sebuah kamar dengan sabaran.
"Siapa?" suara yang cukup parau menyahut dari dalam diikuti dengan pintu yang terbuka.

"P' Singto?" Kristt-si pemilik suara- menatap bingung kepada pria yang didepannya. "Ada apa P'?"

"Kau sakit?" Bukannya menjawab pertanyaan, Singto malah bertanya balik. Matanya menatap khawatir kepada wajah Kristt yang terlihat pucat.
"Aww, panas" ujarnya begitu tangannya menyentuh kening Kristt.

"P' kenapa kemari?" Krist menanyakan ulang pertanyaannya.
"P' khawatir, P' tidak menemukanmu seharian dikampus. Belum lagi sms dan telepon P' satupun tak kau balas. Jadinya P' memutuskan kesini. Dan apa yang P' lihat? Kau benaran sakit" Singto mengomel panjang kali lebar.

"Terimakasih telah mengkhawatirkanku" Kristt tersenyum tulus membuat Singto sedikit salah tingkah. Dia merasa senang dengan perhatian yang diberikan Singto.

"Apa kau sudah makan? Sudah minum obat? Sudah istirahat?" Singto bertanya dengan penasaran.

Kristt tertawa, "Hm, aku istirahat seharian. Itu kenapa handphoneku aku buat dalam mode hening. Dan aku sudah makan serta minum obat. P' tenang saja" Kristt tersenyum menenangkan.

Singto mengangguk puas, "Kalau kau sakit lagi segera kabari P', P' akan merawatmu"

"P' tenang saja aku bisa mengurus diriku sendiri. Buktinya ini lebih mendingan dibandingkan tadi pagi" Kristt menyentuh keningnya sendiri, berusaha menyakinkan Singto.

Singto mengusap kepala Kristt " walaupun kau bisa mengurus dirimu sendiri, kau masih membutuhkan orang lain. Dan aku tak masalah jika kau sedikit bergantung kepadaku"
'atau mungkin lebih' lanjut Singto didalam hati.

Mendapat usapan dan ucapan lembut dari Singto membuat Kristt menjadi malu.
"Iya iyaaa, aku akan bergantung kepadamu sampai kau merasa terbebani" ketusnya berusaha menutupi rasa malu.

"Tidak akan... Masuklah Kristt, udara malam tidak baik untukmu. P' akan pulang, jika butuh bantuan kabari aku"

Kristt mengangguk, didalam hatinya dia sedikit merutuk kenapa tidak mengundang Singto masuk kedalam kosannya. Sungguh tidak sopan sama sekali.

'Pukk'
Sekali lagi usapan dari tangan Singto mampir ke kepala Kristt "Selamat malam dan selamat beristirahat nong"

PS : SELAMAT BUAT ABANG DAN ENENG YANG MENANG PENGHARGAAN DI MAYA AWARDS LAGI. KALIAN EMANG PASANGAN PALING THE BEST BEST BESTT BESTTT. 💕💕💕💕💕💕💕😙