Hari Pertama

479 61 1
                                    

-Singto

Kalian tau salah satu hal yang membahagiakan? Yaitu ketika orang yang kau cintai mencintaimu balik. Istilah kerennya cinta yang tidak bertepuk sebelah tangan. Dan beruntungnya aku yang dapat merasakan hal itu.

Sedari tadi, aku tidak bisa mengalihkan pandanganku dari pria dihadapanku. Siapa lagi kalau bukan Kristt. Dia terlihat menggemaskan dengan pipinya yang semakin tembem karena sedang mengunyah makanan.

Aku terkekeh, lucu dengan tingkahnya yang fokus ke makanan-makanan miliknya. Terlalu fokus sampai aku ragu akan dia yang masih sadar dengan keberadaanku saat ini.

" P' tidak makan? " akhirnya sepasang mata bulat itu mengarah ke arahku. Aku menggeleng pelan, melihatnya makan sudah cukup membuatku kenyang. Bukan karena jijik atau apapun, tapi lebih kearah aku yang senang melihat bagaimana caranya makan dan tidak ingin melewatkannya. Terdengar sedikit lebay memang, tapi Kristt memang lebih menarik dibandingkan makanan-makanan itu.

" Cobalah ini, ini enak " tangan Krist yang sedang memegang sendok terulur ke arah mulutku. Jika sudah seperti ini aku tidak mungkin menolak lagi.

" Enak? " tanyanya penasaran.

Aku mengangguk.

" Sudah kubilang ini enak " ucapnya dengan senang dan kembali menyendokkan makanan itu kemulutnya.

Sebenarnya rasa makanan itu biasa saja, tapi karena Krist yang menyuapiku maka makanan itu terasa lebih enak.

Terdengar sedikit bucin, tapi memang kenyataannya seperti itu. Coba kalian lakukan aktivitas kalian bersama yang terkasih, pasti rasanya akan lebih menyenangkan.

Ah ya, aku lupa jika kalian semua jomblo dan tak memiliki pasangan hahaha.

" P' aku masih lapar " Krist mengeluh. Tangannya mendorong piring bekas makannya menjauh.

" Kau sudah memakan nasi goreng jumbo Krist " jawabku protes.

Bagaimanapun imutnya dia ketika makan tapi aku tak ingin dia makan berlebihan. Tidak baik kesehatan. Aku tidak ingin Kristku terkena diabetes, kolestrol, dan teman-teman mereka yang lain.

Krist mempoutkan bibirnya.

" P' tidak sadar jika P' yang membuatku kelaparan? " rajuknya yang membuatku bingung. Sedari tadi,  aku tidak merasa ada mengajaknya melakukan sesuatu yang bisa membuatnya.

Sebelum aku bertanya, Krist sudah melanjutkan ucapannya, " Menangis membuatku lapar. Dan karena P' yang membuatku menangis, P' belikan aku lagi makanan " perintahnya mutlak.

Aku meringis, mengingat hal itu membuat perasaan bersalah timbul di hatiku. Jujur, aku juga tersakiti ketika melihat bulir-bulir air mata turun dipipinya. Aku tidak suka melihatnya menangis dan aku berjanji tidak akan membuatnya menangis lagi.

" Baiklah, mau makan apa ? "

" Nasi putih dengan babi goreng " pintanya. Aku mengangguk dan segera membelikannya makanan yang dia mau.

" Terimakasih P' " ucapnya senang begitu aku meletakkan makanannya diatas meja. Dan ya lagi-lagi keberadaanku kembali diabaikan karena Krist telah tenggelam bersama makanannya. Khusus untuk Krist sepertinya aku kalah menarik dibandingkan makanan.

" Ughh kenyangnya " Krist menepuk-nepuk pelan perutnya sambil menampilkan cengirannya yang lebar ke arahku.

" P' ~~ " suaranya yang mendayu membuatku yakin jika dia masih menginginkan sesuatu lagi.

" Mau apa lagi Krist ? " tanyaku lembut dan langsung to the point.

"Hehehehe.  Mau pink milk satu lagi " cengirannya semakin lebar.

Aku menggeleng, tanganku menunjuk kearah cup minuman yang berada diatas meja, " Tidak, cukup dengan dua cup besar itu "

" Ayolah P',  menangis membuatku kehilangan energi yang banyak. Aku butuh gula untuk menggantikannya "

Ughh, dia membahas hal itu lagi dan membuat perasaan bersalahku lagi-lagi muncul.

" Tunggu disini " balasku dan dengan segera membelikannya lagi satu cup besar pink milk. Dia menyambutnya dengan senang dan meminumnya dengan cepat. Sekarang aku tak heran kenapa anak ini bisa begitu manis. Hitung saja berapa banyak gula yang masuk ketubuhnya hari ini.

Jika ini dibiarkan mungkin bukan kesehatannya saja yang terancam,  tetapi juga kesehatan mataku yang berlebihan melihat hal yang manis-manis.

" Sudah kenyang? " tanyaku begitu pink milk ketiganya habis. Krist mengangguk bahagia.

" Terimakasih P' " ucapnya tulus.

" Lain kali tidak ada makan sebanyak ini. P' khawatir dengan kesehatanmu " ucapku dan mengacak pelan rambutnya.

Aku suka melakukan hal ini. Rambutnya sangat halus ditanganku. Sepertinya Krist juga menyukainya, buktinya dia tidak pernah protes saat aku melakukannya.

" Mau pulang sekarang? " tanyaku kepadanya. Sebenarnya aku ingin bersama dan menatap wajahnya lebih lama lagi. Walaupun kami bisa bertemu lagi nanti, tetapi mengingat ini hari jadi kami yang pertama aku tidak ingin berpisah terlalu cepat.

"Umm. Aku lelah, ingin tidur "

" Baiklah, mari pulang " salah satu caraku untuk mencegahnya menangis lagi adalah mencoba untuk pengertian. Mulai saat ini aku akan belajar mengalah meskipun terkadang mungkin akan sedikit tidak ikhlas seperti saat ini. Lagipula kebahagiaan dan kenyamanannya telah menjadi prioritas nomor satu ku.

" Engg .. P' Sing " Krist memanggilku dengan ragu.

" Ada apa? "

" Apa aku bisa istirahat di kamarmu? Saat ini aku sedang bosan dengan suasana kamarku " tanyanya dengan alasan yang menurutku terdengar cukup bodoh. Ayolah, semua orang pasti mengakui kamar sendiri adalah tempat ternyaman di dunia.

Pura-pura percaya, aku mengangguk mengiyakan. Sepertinya bukan hanya aku yang tidak ingin berpisah saat ini.

Tbc


JADI GENG UDAH MAU MASUK KAMAR NIH, UBAH JADI RATE 17+ KAYAK FF YANG SEBELAH? WKWKWKWK.

JANGAN LUPA BACA CERITA YANG DI SEBELAH YA. ADA SINGTO DAN KRIST YANG AHH...UHH..AHHH

WKWKWKWK

Days With You (Boyslove)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang