Kencan

532 48 5
                                    

Singto menatap jam tangannya. Jarum jam masih menunjuk kearah pukul 11.40. Lebih cepat 20 menit dari waktu janjinya berjumpa dengan Kristt. Sengaja, tak ingin membuat pasangannya menunggu.

Hari ini mereka janji untuk jalan berdua. Singto sedikit gugup. Bagaimanapun, ini pertama kalinya dia melalukan kencan di sepanjang 18 tahun hidupnya.

" P' aku kira aku tidak terlambat kan?" Kristt yang baru saja tiba menunjukkan layar handphonenya yang menunjukkan pukul 12.00 tepat.

Singto menggeleng " P' saja yang terlalu cepat "

" Aw P', apa-apaan pakaianmu " Kristt menggerutu. Mata menatap Singto dari atas ke bawah kemudian membandingkan dengan dirinya sendiri. Hari ini  Singto mengenakan kemeja putih polos yang dilapisi sweater hitam, celana jeans berwarna coklat, brogu shoes, dan jam tangan berwarna hitam.

Sementara Kristt, dia hanya menggunakan kaos hitam, jeans abu-abu, dan sepatu sneakers hitam favoritenya.

Kristt harus mengakui kalau Singto hari ini sangat-sangat tampan dan dewasa. Tak heran jika beberapa wanita atau pria meliriknya sesekali.

Kristt mencebik, batinnya berteriak ingin mengatakan kalau pria ini miliknya dan tidak ada satupun dari mereka yang berhak menatap prianya.

" Nong .. N' Kristt... back to the earth N' " suara Singto mengembalikan pikirannya yang asyik menggerutu.

" Hah? "Kristt menatap Singto bingung.

" N' mau nonton dulu atau makan dulu ? "

"Apa saja, aku tak keberatan ". Singto mengangguk.

" Kalau begitu kita makan dulu. Aku tak ingin kita kelaparan ditengah-tengah film. Kristt tak ada masalah dengan sushi bukan? " saran Singto yang dijawab dengan gelengan.

"Kalau begitu lewat sini " Singto mengarahkan.

Mereka makan dalam diam, sesekali saling melirik satu sama lain.

" Fokus terhadap makananmu P' " Kristt menegurnya.

" Aku suka melihatmu makan " Singto membalasnya. " Terlihat begitu lucu dan menggemaskan " lanjutnya lagi.

Kristt merasakan pipinya sedikit panas "omong kosong apa lagi yang kau ucapkan " bantahnya.

" Aku serius Kristt. Caramu makan terlihat sangat bebas. Lucu dan menggoda "

"Hmmm terserah. Jadi kita mau nonton film apa ? " tanyanya mengalihkan perhatian Singto. Dia tidak suka jika Singto mulai menggodanya. Tidak kuat untuk jantungnya.

Singto memperhatikan Kristt yang mulai merapikan piring-piring bekas makan mereka dan menumpuknya di tengah.

"Biarkan saja Nong, ada pelayan yang akan membersihkannya"

Kristt menggeleng. Kristt terbiasa merapikan mejanya saat makan diluar. Walaupun dia adalah pelanggan, dia ingin meringankan beban pekerja yang bekerja di tempat dia makan. Lagipula sekedar menumpuk piring ke tengah bukanlah hal yang memberatkan.

" Tidak. Anggap saja sebagai apresiasi karena telah memasakkan kita makanan P' "

Singto tersenyum. Well dia tidak salah memilih seseorang untuk dicintai.

" Bagaimana dengan Docter Sleep ? " Kristt teesenyum lebar, menyukai film pilihan Singto. Dia bukanlah seseorang yang menyukai genre romance. Dia tidak bisa menikmati film yang isinya adalah kalimat-kalimat romantis atau sebuah kisah cinta yang tidak mungkin terjadi di dunia nyata.

" Sesuai dugaanku, romance bukanlah pilihanmu sama sekali "

Kristt mengiyakan, " Aku tak suka bagaimana film romance membuatku berekspetasi tentang cinta sejati ataupun sejenisnya "

Singto mengangguk paham. Tangannya bergerak, mengenggam tangan Krist yang berada di atas meja.

" Kristt, aku tidak bisa menjanjikan cinta sejati ataupun tidak akan menyakitimu sama sekali. Kita tidak tahu mengenai masa depan bukan?. Tetapi untuk saat ini, izinkan aku mencintaimu dengan segenap hatiku "

" Kristt, aku mencintaimu ".

Singto menatapnya tepat di mata. Terlalu dalam sampai dia bisa melihat bagaimana perasaan Singto kepadanya. Untuk saat ini, dia dapat merasakan kehangatan dari tatapan itu.

"Aku juga mencintaimu " balas Kristt pelan.

" Mari berusaha tentang kita ? " Singto mengulurkan jari kelingkingnya.

Kristt tersenyum kemudian menautkan jari kelingking mereka.

" Baiklah, kita harus pergi sekarang atau kita akan telat dalam menonton film " Kristt memecah keheningan diantara mereka.

"Aw aku kira kita akan pulang dan cuddle sepanjang hari " Singto menggodanya.

" Dalam mimpimu " umpat Kristt.

Singto memegang dadanya, pura-pura merasa tersakiti. " Aku masih ingat lima menit yang lalu bibir itu masih mengucapkan kata cinta " sindirnya halus.

Kristt menatapnya galak membuat Singto tertawa kecil.

" Oke.. oke.. mari kita menonton sekarang " ucap Singto dan merangkul Kristt berjalan menuju bioskop.

***

HALO GUYSSSS DITINGGAL LAMA LAMA DAN SAYA KEMBALI DENGAN PART YANG SANGAT PENDEK.MAAFINNNNN. KULIAH SEMESTER 5 SANGAT MEMBUNUH TERNYATA :"

MAAF KARENA PENDEK DAN MAAF JIKA BANYAK KESALAHAN ATAU TYPO. LOVE YOUUUU ❤❤❤

Days With You (Boyslove)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang