part 11

3.3K 123 3
                                    

Satpam itu menekan bel pintu rumah Kevin, tidak butuh waktu lama ada wanita paruh baya yang masi terlihat cantik di usia nya yang mungkin sudah hampir kepala lima, membuka pintu.

"Nyonya ini ada teman nya den Kevin" kata satpam tersebut sambil menunjuk Dinda.

Wanita paruh baya itu mengarahkan pandangan nya ke Dinda, lalu tersenyum ramah dengan tatapan mata yang lembut.

"Oh iya... makasi ya pak" kata mama Kevin kepada satpam tersebut.

"Iya nyonya"

Lalu satpam tersebut meninggalkan kedua wanita itu.

"Ayo masuk nak biar tante panggilkan kevin dulu"

"Iya tante"

Mama Kevin bejalan terlebih dahulu dengan diikuti Dinda di belakang nya.

"Silahkan duduk, sebentar ya tante panggil kevin"

"Iya tante" kata dinda sambil tersenyum semanis mungkin.

Mama Kevin berjalan ke lantai atas ke kamar Kevin, tanpa mengetuk pintu mama nya langsung masuk ke dalam.

Mama Kevin duduk di pinggiran ranjang lalu menyentuh dahi Kevin, untuk mengecek suhu tubuh Kevin yang tadi pagi sedikit panas.

Kevin yang sedang tidur terganggu karna ada tangan yang menyentuh dahi nya, dengan perlahan Kevin membuka mata nya dan langsung tersenyum setelah tau itu adalah mama nya. Mama Kevin juga membalas senyuman nya, senyuman yang meneduhkan pandangan ketika melihatnya dan juga mata yang selalu memancarkan kelembutan dan kasi sayang di dalam nya.

"Ada temen kamu di bawah, nak"

Kevin hanya mengernyit kan dahi nya, teman ? Siapa pikirnya tidak mungkin jika itu Dika karna anak itu pasti sedang bertugas pikir kevin.

Mama yang tau kevin bingung.

"Bukan Dika, tapi prempuan cantik, yaudah sana langsung kamu temui kasian dia kalau nunggu lama"

"Iya ma"

Tanpa banyak bicara kevin langsung bergegas keluar dari kamar nya dan menuju ruang tamu.

Kevin melihat ada prempuan yang duduk dengan manis nya dengan wajah sedikit menunduk.

"Ehem" kevin berdehem.

Dinda yang mendengar deheman tersebut langsung mengangkat kepala nya yang menuduk dan melihat ke sumber suara.

Kevin sempat kaget karna wanita yang duduk di sofa itu adalah Dinda, rasa bahagia ketika melihat wanita yang selama beberapa hari ini selalu ia khawatirkan, ingin sekali rasa nya ia berlari dan memeluk wanita itu.

Berlebihan mungkin, tapi itu lah yang di rasakan kevin.

Dinda heran karna melihat Kevin tetap berdiri di sana dan menatap nya dengan tatapan aneh.

"Kak" kata Dinda untuk memecahkan keheningan sesaat.

"Eh.. I.. Iya" kata Kevin sambil tersenyum kikuk karna malu ia ketahuan sedikit melamun.

"Dinda, ada apa tumben mampir"

"Eh.. Em.. Dinda kesini mau anter cake sebagai tanda terima Kasih udah nolongin Dinda tempo hari" (dan sebagai mengobati rindu) tambah dinda dalam hati.

Rindu?

Oh astaga ada apa dengan ku.

Lalu Dinda memberikan kotak kue yang ia bawa ke kevin.

"Ya ampun kenapa pakek acara repot-repot segala, oiya kaki kamu gimana"

"Enggak repot kok kak, cuma cake Alhamdulillah udah mendingan kak, masi nyeri aja dikit "

"Yaudah makasih ya, alhamdulillah " kata kevin sambil tersenyum manis

Oh ya tuhan jantungku, jangtungku ada apa dengan jantungku seperti mau meledak. Kata dinda dalam hati.

Kevin dan dinda sama-sama merasakan ada getaran aneh dalam diri nya, jantung nya yang berdetak lebih kencang, perasaan bahagia, dan perasaan aneh lain nya.

Dinda sedikit kaget karna ia melihat wajah kevin yang sedikit pucat, dengan kentung mata yang menebal, lingkaran mata yang sedikit menghitam, dan tatapan mata yang sedikit sayu.

Dinda khawatir dengan kevin.

"Muka kakak kok pucat? Kakak sakit?"

"Iya kakak sakit"

"Kakak sakit apa? "

"Kata dokter gejala tipes "

"Kakak harus banyak istirahat dan minum obat teratur ya.. Yaudah ya kak kalau gitu Dinda pamit pulang" ada raut khawatir di wajah Dinda yang dengan mati-matian dinda tutupi.

"Iya din, ini aja kakak udah kayak anak balita gak boleh kemana-mana (Kevin sedikit memajukan bibir nya, terlihat sangat lucu) , eh.. Loh.. Kok cepet banget"

"Hahaha... Bagus dong kak kan biar cepat sembuh, iya kak em.... tukang urut Dinda mau ngurut kaki Dinda ntar sore kak"

"Oh iya, yaudah kamu jangan banyak jalan ya biar cepet sembuh"

"Iya kak, semoga kakak juga cepet sembuh ya"

"Iya... Amin"

Kevin mengantar Dinda sampai depan pagar nya,ia tetap memperhatikan gadis itu hingga masuk ke dalam mobil.

Dinda sedikit menurunkan kaca mobil nya.

"Dinda pulang ya kak"

"Iya..  Hati-hati ya"

"Hahaha..  Iya kak cuma beda 2 blok doang"

"Heheh..  Iya"

"Yaudah, dada kak... " kata Dinda sambil melambaikan tangan.

"Da..... " Kevin juga membalas lambaian tangan Dinda.

Kevin tetap memperhatikan mobil Dinda yang semangkin lama tidak kelihatan. Baru lah Kevin masuk ke dalam rumah nya.



Hai... Hai... Hai..

Makasi loh yang udah sempeti waktu buat baca cerita saya yang gak jelas ini dan typo yang masi berserakan.

Dan ada baik nya menjadi pembaca yang baik, meninggalkan jejak setelah membaca.

Jum-24-agustus-2018

my police husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang